Tuntutan Demonstran Dipenuhi, Bangladesh Mulai Tenang

Reporter

Tempo.co

Selasa, 23 Juli 2024 08:00 WIB

Anggota Angkatan Darat Bangladesh terlihat bertugas pada hari kedua jam malam, ketika kekerasan meletus di beberapa bagian negara itu setelah protes mahasiswa terhadap kuota pekerjaan pemerintah, di Dhaka, Bangladesh, 21 Juli 2024. REUTERS/Mohammad Ponir Hossain

TEMPO.CO, Jakarta - Jalanan Ibu Kota Dhaka tenang pada Senin, 22 Juli 2024, atau sehari setelah Mahkamah Agung sepakat memangkas jumlah kuota CPNS untuk keluarga veteran perang kemerdekaan Bangladesh dari Pakistan dari 30 persen menjadi 5 persen. Kebijakan sistem kuota ini telah memancing kemarahan mahasiswa dan aktivis di penjuru Bangladesh hingga memicu gelombang unjuk rasa.

Pada Minggu malam, 21 Juli 2024, demonstran memberikan waktu 48 jam pada Pemerintah Bangladesh untuk memenuhi tuntutan baru mereka, termasuk tuntutan permohonan maaf dari Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina atas kekerasan yang terjadi pada demonstran. Para pengunjuk rasa juga menuntut koneksi internet dipulihkan setelah sebelumnya dimatikan demi meredam gelombang unjuk rasa.

Akan tetapi, pada Senin, 22 Juli 2024, sebagian besar warga mengabaikan aturan jam malam yang diberlakukan di sejumlah kota yang biasanya terjadi unjuk rasa. Setidaknya 147 orang tewas dalam gelombang unjuk rasa mahasiswa di penjuru Bangladesh berdasarkan informasi sejumlah rumah sakit. Juru bicara Kepolisian Bangladesh Faruq Hossain mengatakan setidaknya tiga aparat kepolisian tewas dan lebih dari seribu aparat luka-luka.

Hossain juga menjelaskan Kepolisian Dhaka telah menahan 516 orang yang diduga kuat terlibat dalam penyerangan. Sudah dua hari terakhir, diberlakukan libur nasional yang diperpanjang sampai Selasa, 23 Juli 2024, berdasarkan pemberitahuan dari Pemerintah.

Sejumlah ahli menyalahkan kerusuhan di Bangladesh karena angka pertumbuhan lapangan kerja di sektor swasta di Bangladesh mandek. Hal ini dibarengi tingginya angka pengangguran di kalangan anak muda. Pekerjaan sebagai PNS di Bangladesh sangat menggiurkan dengan gaji yang rutin naik dan previllage lainnya.

Hasina, 76 tahun, sudah empat kali dilantik sebagai orang nomor satu di Bangladesh. Di masa lalu, dia pernah dituduh otoritarianisme, melanggar HAM dan bertindak keras pada kebebasan berpendapat, namun segala tuduhan itu dibantah Pemerintah.

Advertising
Advertising

Sumber: Reuters

Pilihan editor: Turki Sebut Israel Harus Dihukum agar Kekejaman di Gaza Tidak Ditiru

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Berita terkait

Geger Pelecehan di Panti Sosial, Kepolisian Malaysia Akan Panggil Yayasan GISB

3 hari lalu

Geger Pelecehan di Panti Sosial, Kepolisian Malaysia Akan Panggil Yayasan GISB

Kepolisian Malaysia akan memanggil pucuk pimpinan panti sosial yang dikelola yayasan GISB.

Baca Selengkapnya

Demonstran Kawal Putusan MK Jadi Korban Kejahatan Kemanusian Aparat, Polisi dan TNI Dilaporkan ke Komnas HAM

4 hari lalu

Demonstran Kawal Putusan MK Jadi Korban Kejahatan Kemanusian Aparat, Polisi dan TNI Dilaporkan ke Komnas HAM

Tim Advokasi untuk Demokrasi (TAUD) melaporkan dugaan kejahatan kemanusiaan terhadap demonstran oleh polisi dan TNI ke Komnas HAM.

Baca Selengkapnya

Calon Pimpinan KPK 2024-2029 Didominasi Aparat Penegak Hukum

4 hari lalu

Calon Pimpinan KPK 2024-2029 Didominasi Aparat Penegak Hukum

Bagaimana kondisi pemberantasan korupsi ke depan jika calon pimpinan KPK lebih banyak berasal dari kepolisian dan kejaksaan?

Baca Selengkapnya

Cara Membuat SIM C Termasuk Memperpanjangnya

6 hari lalu

Cara Membuat SIM C Termasuk Memperpanjangnya

Cara membuat SIM C atau memperpanjangnnya tak terlalu sulit. Simak artikel ini.

Baca Selengkapnya

Ribuan Orang Turun ke Jalan, Protes Perdana Menteri Baru Prancis

8 hari lalu

Ribuan Orang Turun ke Jalan, Protes Perdana Menteri Baru Prancis

Ribuan orangg turun ke jalan di seluruh Prancis untuk memprotes pencalonan Michel Barnier yang berhaluan kanan-tengah sebagai perdana menteri

Baca Selengkapnya

Bangladesh Meminta India Pastikan Mantan PM Hasina Diam

9 hari lalu

Bangladesh Meminta India Pastikan Mantan PM Hasina Diam

Hasina melarikan diri ke India pada 5 Agustus menyusul protes massal terhadap pemerintahan yang dijalankannya selama 15 tahun di Bangladesh

Baca Selengkapnya

Ketua KPU Bangladesh Mundur Menyusul Penjungkalan Sheikh Hasina

10 hari lalu

Ketua KPU Bangladesh Mundur Menyusul Penjungkalan Sheikh Hasina

Ketu KPU Bangladesh mundur setelah menyangkal campur tangan politik dalam pemilu Januari yang memilih kembali pemimpin otokratis Sheikh Hasina.

Baca Selengkapnya

UEA Bebaskan 57 Warga Bangladesh yang Dipenjara karena Unjuk Rasa

12 hari lalu

UEA Bebaskan 57 Warga Bangladesh yang Dipenjara karena Unjuk Rasa

Warga Bangladesh dipenjara di UEA karena berunjuk rasa menentang eks PM Sheikh Hasina.

Baca Selengkapnya

700 Personel Gabungan Disiagakan untuk Amankan Kedatangan Paus Fransiskus di Bandara Soekarno-Hatta

13 hari lalu

700 Personel Gabungan Disiagakan untuk Amankan Kedatangan Paus Fransiskus di Bandara Soekarno-Hatta

Pelaksanaan pengamanan kedatangan Paus Fransiskus dan Delegasi ISF di Bandara Soekarno-Hatta, dibagi menjadi tiga ring.

Baca Selengkapnya

Polres Banda Aceh Pulangkan 16 Demonstran yang Ditangkap di DPR Aceh

13 hari lalu

Polres Banda Aceh Pulangkan 16 Demonstran yang Ditangkap di DPR Aceh

Polisi menyebut, para demonstran yang ditangkap telah dijemput oleh keluarga dan wali mereka pada Sabtu, 31 Agustus 2024.

Baca Selengkapnya