Komandan Senior Hamas Tewas dalam Serangan Israel di Kamp Pengungsi Gaza
Reporter
Tempo.co
Editor
Dewi Rina Cahyani
Selasa, 16 Juli 2024 14:03 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Militer Israel IDF mengklaim bahwa Rafa Salama, komandan brigade Khan Younis Hamas, tewas dalam serangan udara pada Sabtu, 13 Juli 2024. Serangan itu juga menargetkan kepala sayap bersenjata Hamas itu, Mohammed Deif.
Militer mengatakan Salama adalah salah satu rekan terdekat Deif. Ia terlibat dalam perencanaan serangan Hamas pada 7 Oktober. "Kematian Salama secara signifikan menghambat kemampuan militer Hamas," kata IDF. Hamas belum mengonfirmasi nasib Salama.
Serangan Israel ke kamp pengungsi ini menewaskan puluhan warga sipil Palestina. Pembantaian di zona kemanusiaan pesisir Al-Mawasi, menewaskan 90 warga Palestina dan melukai ratusan lainnya. Pembantaian itu menjadi minggu yang mematikan bagi warga Palestina dan memicu kecaman global.
Hamas pada hari Minggu mengatakan Deif baik-baik saja. Seorang pejabat Hamas mengatakan bahwa Deif dalam kondisi baik dan langsung mengawasi operasi.
Kelompok tersebut juga membantah pembenaran Israel atas serangan tersebut. "Klaim (Israel) tentang penargetan para pemimpin adalah palsu untuk menutupi skala pembantaian yang mengerikan itu," ujar Hamas dalam pernyataan. Mereka juga tidak membenarkan atau membantah klaim kematian Salama.
Serangan Israel pada hari Sabtu dilaporkan menghantam rumah keluarga Salama di Al-Mawasi. Rumah itu telah dipantau oleh intelijen Israel selama berminggu-minggu, menurut laporan dari The New York Times.
Mengutip pejabat Israel yang tidak disebutkan namanya, laporan itu mengatakan bahwa Deif juga hadir di kompleks keluarga itu dalam beberapa minggu terakhir. Selain itu, intelijen Israel menemukan bahwa Deif telah berada di kompleks itu pada hari Jumat, yang mendorong pemerintah Israel untuk menyetujui serangan itu pada hari berikutnya.
Menurut situs Al-Araby Al-Jadeed, anggota keluarga Salama lainnya telah dibunuh oleh Israel sebelumnya, termasuk ibu dan pamannya. Keduanya telah meninggal pada awal perang saat ini.
Salama dituduh bertanggung jawab atas serangan sebelumnya terhadap tentara Israel, termasuk operasi 'Omar Tabash' pada 2005, operasi 'Ahmed Abu Tahoun' pada 2007 dan penangkapan tentara Israel Gilad Shalit pada 2006.
REUTERS | THE NEW ARAB
Pilihan editor: Diplomat Korea Utara Bawa Istri dan Anaknya Membelot ke Korsel