Netanyahu Dilaporkan Kendalikan Sendiri Negosiasi dengan Hamas
Reporter
Tempo.co
Editor
Sita Planasari
Sabtu, 13 Juli 2024 11:15 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Sumber-sumber informasi di Israel mengungkapkan pada Jumat bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu hampir sendirian dalam mengarahkan negosiasi perjanjian pertukaran tahanan dengan kelompok perlawanan Palestina, Hamas.
Lembaga penyiaran publik KAN mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan Netanyahu sendirian dalam melakukan pembicaraan, dan dia memutuskan untuk memperkuat posisinya terkait diskusi tersebut.
Netanyahu mengarahkan semua rincian perundingan dan lebih fokus pada perundingan dibandingkan masa lalu, kata mereka.
Surat kabar Israel Yedioth Ahronoth mengatakan ada ketakutan di Israel bahwa Netanyahu berusaha menghalangi kesepakatan tahanan. Ini menyusul perselisihan antara dia dan pimpinan Mossad David Barnea mengenai beberapa ketentuan proposal gencatan senjata.
Ia menambahkan bahwa salah satu perbedaan utama antara Mossad, dinas keamanan umum Israel, Shin Bet, dan Netanyahu adalah bahwa badan-badan keamanan tidak setuju untuk kembali berperang, kecuali Hamas melanggar salah satu ketentuan perjanjian.
Keinginan ini bertentangan dengan Netanyahu yang menginginkan kembali berperang bagaimanapun juga.
Pada Kamis, delegasi Israel yang dipimpin oleh ketua Shin Bet Ronen Bar melakukan perjalanan ke Kairo untuk melanjutkan perundingan gencatan senjata dan kembali ke Israel pada Jumat.
Upaya Amerika Serikat, Qatar dan Mesir untuk memediasi kesepakatan antara Israel dan Hamas terhambat oleh penolakan Netanyahu terhadap seruan Hamas untuk menghentikan permusuhan.
Israel, yang mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, telah menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutal yang terus berlanjut di Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober.
Lebih dari 38.300 warga Palestina telah terbunuh, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan hampir 88.300 orang terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Sembilan bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur akibat blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ), yang keputusan terbarunya memerintahkan Israel untuk segera menghentikan operasi militernya di kota selatan Rafah, tempat lebih dari 1 juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum negara itu diinvasi pada 6 Mei.
Pilihan Editor: PM Baru Inggris Beri Lampu Hijau Dukung ICC Tangkap Netanyahu
ANADOLU