Kantor Turkish Airlines di Iran Dilaporkan Ditutup Sementara karena ada Staf yang Tak Berjilbab
Reporter
Tempo.co
Editor
Suci Sekarwati
Kamis, 11 Juli 2024 08:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Iran menutup kantor maskapai Turkish Airline di Tehran setelah staf lokal menolak mematuhi hukum berjilbab di Iran. Media di Iran mewartakan pada Selasa, 9 Juli 2024, ada pejabat tinggi dari Turkish Airlines yang kunjungan kerja ke kantor di Tehran pada Senin, 8 Juli 2024.
Pejabat itu bertujuan memberikan peringatan pertama pada staf yang tidak memakai jilbab. Di Iran, perempuan wajib berjilbab.
Akan tetapi, staf tersebut melawan aparat dengan menolak menggunakan jilbab. Ujungnya, kantor Turkish Airlines berdasarkan pemberitaan kantor berita Tasnim, ditutup. Penutupan itu kemungkinan berakhir sampai Rabu malam, 10 Juli 2023.
Kepolisian Turki belum mengkonfirmasi perihal ini. Sedangkan Turkish Airlines masih belum mau berkomentar perihal insiden ini.
Jilbab menjadi kewajiban bagi perempuan warga negara Iran menyusul revolusi pada 1979. Perempuan yang tidak memakai jilbab atau kerudung dituntut untuk memakainya dengan benar dan yang menolak akan dikenai sanksi membayar denda atau penjara.
Pada tahun lalu, anggota parlemen Iran mendorong agar diberlakukan aturan yang lebih ketat pada mereka yang melanggar aturan berpakaian yang diterbitkan Tehran. Mereka yang melanggar aturan ini bisa dipenjara sampai dengan 10 tahun atau membayar uang denda, termasuk mereka yang ikut dalam unjuk rasa melawan aturan ini.
Pada 2022, Mahsa Amini, 22 tahun, meninggal saat berstatus sebagai tahanan kepolisian Iran larena melanggar aturan wajib menggunakan jilbab. Kematian Amini memancing gelombang unjuk rasa di penjuru Iran selama berbulan-bulan. Mereka yang terlibat dalam unjuk rasa ini, ditahan.
Sumber : RT.com
Pilihan editor: Zelensky Minta 128 Jet F-16 untuk Ukraina Perang Lawan Rusia