Parlemen Israel Ambil Ancang-ancang untuk Mengusir UNRWA, Badan PBB untuk Pengungsi Palestina
Editor
Iwan Kurniawan
Rabu, 10 Juli 2024 05:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Knesset, parlemen Israel, sedang siap-siap untuk mengusir UNRWA, badan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang khusus menangani pengungsi Palestina, dari Negeri Yahudi. Komisi Luar Negeri dan Pertahanan Knesset telah menyetujui tiga rancangan undang-undang yang akan membatasi gerak UNRWA di Palestina pada Selasa, 9 Juli 2024. Langkah politik ini berhubungan dengan berbagai tuduhan mereka terhadap keterlibatan badan PBB itu dalam serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023.
“Rancangan undang-undang ini akan memungkinkan kita untuk menegakkan hukum terhadap UNRWA. Ini adalah undang-undang yang penting bagi keamanan nasional kita,” kata Dan Illouz, anggota Knesset dari Likud, partai pimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, seperti dikutip Hamodia, media Yahudi berbasis di Amerika Serikat.
Rancangan undang-undang pertama diajukan oleh Boaz Bismuth, anggota Knesset dari Partai Likud, partai pimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Rancangannya bertujuan untuk melarang UNRWA beroperasi di wilayah Israel sehingga secara efektif mengakhiri kehadiran badan itu di Yerusalem Timur, kantor pusat UNRWA.
Rancangan kedua diajukan oleh Yulia Malinovsky, anggota Knesset dari partai nasionalis sekuler Yisrael Beiteinu. Rancangan itu akan memasukkan UNRWA dalam kategori organisasi teroris sehingga mengharuskan Israel untuk memutuskan semua hubungan dengan UNRWA.
Rancangan ketiga merupakan gabungan rancangan undang-undang yang hampir sama dari Dan Illouz dan Ron Katz, anggota parlemen dari Yesh Atid, partai Zionis. Rancangan ini bertujuan untuk menghilangkan kekebalan hukum dan hak istimewa yang dinikmati oleh personel UNRWA di Israel, seperti pengecualian pajak properti.
Knesset mempertimbangkan untuk mengkonsolidasikan tiga rancangan itu menjadi satu undang-undang. Rancangan itu sekarang akan diajukan ke sidang pleno Knesset untuk pembahasan pertamanya.
Menurut Hamodia, Israel berpandangan bahwa sekitar 10 persen staf UNRWA di Gaza memiliki hubungan dengan terorisme dan fasilitas pendidikan mereka sering kali memicu kebencian terhadap Israel dan mengagung-agungkan terorisme.
Jonathan Fowler, juru bicara UNRWA, menjelaskan kepada Tempo bahwa tuduhan-tuduhan Israel itu keliru. Israel, misalnya, menuduh 19 staf UNRWA terlibat dalam serangan Hamas. Tuduhan itu membuat banyak negara menghentikan pendanaan mereka ke UNRWA dan sempat membuat badan itu goyah karena terancam tak bisa menjalankan kerja-kerja mereka, terutama di Palestina.
Kantor Layanan Pengawasan Internal PBB (OIOS), pengawas independen PBB, telah menyelidiki tuduhan itu tapi sejauh ini tuduhan itu tak terbukti. Menurut Fowler, seorang staf UNRWA telah dinyatakan bersih karena tak ada bukti keterlibatannya. Adapun penyelidikan terhadap enam orang ditangguhkan karena tidak cukup bukti yang diberikan otoritas Israel untuk melanjutkan penyelidikan. “Penyelidikan lainnya masih berjalan dan kami masih mengumpulkan informasi dan mencoba mendapatkan informasi dari Israel,” kata dia.
Israel juga menuduh fasilitas pendidikan UNRWA memicu kebencian terhadap Israel dan mengagung-agungkan terorisme. Padahal, buku-buku pelajaran untuk sekolah tersebut tidak disediakan oleh UNRWA. “Di mana pun kami bekerja, buku-buku sekolah disediakan oleh pemerintah tuan rumah. Artinya, di wilayah Palestina kami menggunakan buku sekolah Otoritas Palestina. Kami tidak memproduksinya,” kata Fowler. UNRWA, kata dia, selalu mempertahankan netralitasnya.
Fowler menggarisbawahi bahwa kurikulum dan buku pelajaran sekolah UNRWA mengikuti kurikulum pendidikan setempat. Ini karena anak-anak pengungsi yang lulus dari sekolah tersebut nantinya akan masuk ke lembaga pendidikan nasional selanjutnya. Bila kurikulumnya berbeda, tentu anak-anak itu akan kesulitan untuk melanjutkan pendidikan.
UNRWA telah lama mendapat tekanan dari Israel dan tekanan itu semakin meningkat sejak perang Hamas-Israel di Gaza pecah. Sekarang staf UNRWA dipersulit untuk masuk ke Yerusalem Timur, tempat kantor UNRWA berada. Permohonan visa bagi staf asing di UNRWA juga dipersukar dan, kalaupun disetujui, hanya berlaku selama dua bulan, dari sebelumnya 12 bulan. Bahkan, rekening UNRWA di Bank Leumi, bank terbesar Israel, diblokir.
Mengapa Israel berambisi untuk mengusir UNRWA? Baca selengkapnya: Jalan Parlemen Bubarkan UNRWA
Pilihan editor:
- Kapal Perusak Inggris HMS Diamond yang Diklaim Diserang Rudal Houthi Pulang ke Portsmouth
- Mengejutkan, Kubu Sayap Kiri Prancis Kalahkan Partai Sayap Kanan Marine Le Pen dalam Pemilu Putaran Kedua
- Houthi Beberkan Senjata Baru Canggihnya yang Bikin Keder Barat, dari Drone Laut hingga Rudal Balistik Hipersonik