Kapal Perusak Amerika Serikat Tembakkan 450 Rudal saat Melawan Houthi di Laut Merah
Editor
Iwan Kurniawan
Jumat, 5 Juli 2024 12:20 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - USS Mason, kapal perusak Amerika Serikat berpeluru kendali kelas Arleigh Burke, telah mencegat kapal-kapal tak berawak dan rudal balistik anti-kapal yang diluncurkan milisi Houthi dari Yaman selama beroperasi di Laut Merah dan sekitarnya. Kapal itu kini sudah pulang dan berlabuh di Pangkalan Angkatan Laut Mayport, Jacksonville, Florida, Amerika, 2 Juli 2024.
USS Mason telah menembakkan 100 peluru kendali dan 350 rudal udara-ke-permukaan saat melawan Houthi. “Saya sangat bangga dengan kru yang teruji dalam pertempuran dan terbukti dalam pertempuran yang mencapai prestasi tak tertandingi saat dikerahkan,” kata Justin B. Smith, komandan USS Mason, dalam rilis Angkatan Laut Amerika.
“Tidak peduli ancaman atau tantangannya, mereka menunjukkan kemampuan bawaan untuk mempertahankan ketinggian tingkat kesiapan selama delapan bulan dengan berpikir cepat dan bereaksi cepat,” kata Smith. “Sebagai hasil dari kemampuan itu, mereka telah melindungi kru Mason dan melampaui semua tugas misi selama penempatan.”
Sebagai bagian dari Armada Penyerang Dwight D. Eisenhower, Mason beroperasi selama 263 hari beroperasi di Laut Merah, Teluk Aden, dan Laut Mediterania untuk mendukung kebebasan navigasi dan arus bebas perdagangan di kawasan itu. Peran mereka penting dalam menghadapi Houthi, yang saat ini terus menyerang kapal dagang dan kapal perang yang dianggap berafiliasi dengan Israel.
Pekan lalu, Houthi mengklaim telah menyerang kapal induk USS Dwight D. Eisenhower hingga meninggalkan kawasan itu. Namun, pemerintah Amerika membantahnya dan menyatakan bahwa kapal itu ditarik dari Laut Merah karena akan digantikan dengan USS Theodore Roosevelt. Kapal induk Roosevelt kini tengah berada di
Mason mengklaim telah mengawal dan menyelamatkan 26 kapal dagang saat melintasi Selat Bab Al-Mandeb. Selat antara Yaman dan Djibouti yang menghubungkan Laut Merah dan Teluk Aden itu menjadi lalu lintas laut utama di kawasan ini.
Pada 26 November 2023, Mason juga menanggapi panggilan darurat di Teluk Aden, ketika lima bajak laut merompak M/V Central Park, kapal tanker berbendera Liberia. Begitu Mason tiba, para bajak laut melarikan diri dan tim Mason menahan para tersangka yang tinggal dan membebaskan awak kapal yang disandera.
Menurut Warrior Maven, penggunaan rudal standard dan Tomahawk serta Sistem Tempur Aegis terbukti penting dalam melawan ancaman Houthi. Menurut Laksamana Muda Marc Miguez, kelompok penyerang Mason telah meluncurkan lebih dari 100 rudal dengan armada udara menembakkan lebih dari 80 rudal udara-ke-udara dan melepaskan lebih dari 350 rudal udara-ke-permukaan.
Warrior Maven mencatat bahwa pengalaman dan pembelajaran dari penempatan Mason di Laut Merah dan sekitarnya kemungkinan besar akan mempengaruhi strategi dan teknologi Angkatan Laut di masa depan. Meningkatnya penggunaan drone dan rudal balistik oleh aktor non-negara seperti pemberontak Houthi memerlukan evaluasi ulang terhadap mekanisme pertahanan Angkatan Laut. Keberhasilan Mason menggarisbawahi perlunya kapal yang dilengkapi dengan radar canggih, sistem pertahanan rudal, dan awak terlatih yang mampu memberikan respons cepat terhadap ancaman yang terus berkembang.
USS Mason dikerahkan sebagai bagian dari Armada Penyerang (CSG) Dwight D. Eisenhower (IKE). Armada ini dipimpin oleh CSG-2 dan terdiri dari kapal induk Dwight D. Eisenhower, sembilan skuadron udara, kapal penjelajah USS Philippine Sea, dan skuadron kapal perusak berpeluru kendali.
Pilihan editor:
- Kamala Harris Jadi Kandidat Kuat Jika Joe Biden Mengundurkan Diri dari Pilpres 2024
- Kementerian Luar Negeri: Korban Tindakan Asusila Ketua KPU Bukan Diplomat
- Update Korban Perang Gaza: 28 Tewas dalam 24 Jam