Update Korban Perang Gaza: 23 Korban Tewas dalam Serangan Israel

Reporter

Tempo.co

Rabu, 3 Juli 2024 19:15 WIB

Masyarakat yang tergabung dalam Majelis Ormas Islam dan Koalisi Indonesia Bela Baitul Maqdis menggelar aksi stop the war on gaza untuk peringatan 100 hari genosida gaza pada Sabtu, 13 Januari 2024 di Kedubes Amerika Serikat, Jakarta Pusat. Bertepatan 115 hari agresi Israel di Jalur Gaza, Palestina, massa menuntut genjatan senjata permanen. Dalam perang yang sudah berlangsung 3 bulan 5 hari tersebut, sebanyak 23.708 orang sipil Palestina meninggal dunia, lebih dari 60 ribu orang luka-luka. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Setidaknya 23 warga Palestina tewas dalam serangan di Jalur Gaza sehingga total keseluruhan korban tewas sejak serangan 7 Oktober 2023 dalam perang Gaza sebanyak 37.900 orang. Data itu berdasarkan catatan Kementerian Kesehatan Gaza yang diumumkan pada Senin, 1 Juli 2024.

Dalam pernyataannya, Kementerian Kesehatan Gaza mengungkap setidaknya 87.060 orang luka-luka dalam pembantaian (perang) yang masih berlangsung. Israel mengabaikan resolusi dewan keamanan PBB soal gencatan senjata. Negeri Bintang Daud itu pun menuai kecaman di tengah serangan yang semakin brutal ke Gaza.

“Serangan Israel menewaskan 23 orang dan melukai 91 orang pada 3 pembantaian terhadap keluarga-keluarga di Gaza dalam tempo 24 jam. Banyak orang masih terjebak dalam puing-puing bangunan yang runtuh dan mayat bergelimpangan di jalan-jalan karena tim penyelamat masih belum bisa mengevakuasi mereka,” demikian keterangan Kementerian Kesehatan Gaza.

Perang Gaza sudah delapan bulan berkecamuk, sebagian besar wilayah Gaza hancur di tengah blokade makanan, air bersih dan obat-obatan. Israel menyangkal tuduhan genosida oleh Mahkamah Internasional (ICC) yang memerintahkan agar operasi militer Israel di Rafah segera dihentikan. Rafah telah menjadi tempat tinggal lebih dari satu juta warga Palestina yang berlindung dari perang sebelum invasi besar-besaran pada 6 Mei 2024.

Sekjen PBB Antonio Guterres mengatakan delapan bulan penderitaan tanpa henti bagi warga sipil Palestina di Gaza, kecepatan dan skala pembantaian serta pembunuhan di Gaza telah melampau apa pun selama dia menjabat sebagai Sekjen PBB. Sedikitnya 1,7 juta orang - 75 persen dari populasi Gaza - telah mengungsi, bahkan beberapa kali lipat akibat serangan militer Israel.

Advertising
Advertising

Di akui Guterres, tidak ada tempat yang aman di Gaza. Kondisinya sangat menyedihkan. Situasi kesehatan masyarakat berada di luar tingkat krisis. Rumah sakit-rumah sakit di Gaza menjadi reruntuhan.

Persediaan medis dan bahan bakar langka atau bahkan tidak ada sama sekali. Lebih dari satu juta warga Palestina di Gaza tidak memiliki cukup air minum bersih dan menghadapi tingkat kelaparan yang parah. Lebih dari 50 ribu anak membutuhkan perawatan untuk malnutrisi akut.

Ironisnya, setidaknya setengah dari seluruh misi bantuan kemanusiaan ditolak, dihambat, atau dibatalkan karena alasan operasional atau keamanan. Sejak serangan terhadap penyeberangan perbatasan Rafah satu bulan lalu, aliran bantuan kemanusiaan yang sangat penting bagi warga Gaza – yang sudah sangat tidak memadai – malah anjlok hingga dua pertiga

Sumber: aa.com.tr

Pilihan editor: 7 Negara Desak Warganya Tinggalkan Lebanon, Khawatir Perang dengan Israel

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Berita terkait

Dokter Lintas Batas Ajukan 7 Tuntutan pada Israel dan Amerika Serikat

29 menit lalu

Dokter Lintas Batas Ajukan 7 Tuntutan pada Israel dan Amerika Serikat

Dokter Lintas Batas prihatin selama satu tahun, sekutu Israel terus memberikan dukungan militer, sementara anak-anak di Gaza dibunuh secara massal

Baca Selengkapnya

Dibom Tiap Hari, Dokter Lintas Batas Gambarkan Buruknya Kesehatan Warga Gaza

59 menit lalu

Dibom Tiap Hari, Dokter Lintas Batas Gambarkan Buruknya Kesehatan Warga Gaza

Dokter Lintas Batas menyebut korban pengeboman di Jalur Gaza berjatuhan setiap hari akibat serangan Israel.

Baca Selengkapnya

Surat Wasiat Anak Gaza yang Terbunuh Bom Israel: 'Tolong, Jangan Tangisi Saya'

7 jam lalu

Surat Wasiat Anak Gaza yang Terbunuh Bom Israel: 'Tolong, Jangan Tangisi Saya'

Rasha Al-Ar'eer yang berusia 10 tahun menuliskan surat wasiat sebelum terbunuh oleh serangan udara Israel yang menargetkan rumah keluarganya di Gaza.

Baca Selengkapnya

Ketika Mata Dunia Beralih ke Lebanon, Hal Ini yang Ditakutkan Warga Gaza

9 jam lalu

Ketika Mata Dunia Beralih ke Lebanon, Hal Ini yang Ditakutkan Warga Gaza

Serangan-serangan Israel ke Lebanon membuat mata dunia dan laporan-laporan media massa teralihkan dari Gaza.

Baca Selengkapnya

Dilarang Masuk Israel, UNRWA dan Sekjen PBB Malah Jadi Favorit Raih Nobel Perdamaian

10 jam lalu

Dilarang Masuk Israel, UNRWA dan Sekjen PBB Malah Jadi Favorit Raih Nobel Perdamaian

UNRWA, ICJ dan Sekjen PBB Antonio Guterres adalah beberapa di antara favorit untuk mendapatkan Hadiah Nobel Perdamaian tahun ini.

Baca Selengkapnya

116 WNI Pilih Bertahan di Lebanon usai Serangan Israel

10 jam lalu

116 WNI Pilih Bertahan di Lebanon usai Serangan Israel

Sebanyak 116 WNI masih bertahan di Lebanon. Pemerintah telah berupaya mengevakuasi para WNI tersebut meski mereka memilih menetap di Lebanon.

Baca Selengkapnya

40 WNI Sedang Dievakuasi dari Lebanon usai Serangan Israel

11 jam lalu

40 WNI Sedang Dievakuasi dari Lebanon usai Serangan Israel

Kementerian Luar Negeri menyebut sebanyak 40 WNI sedang dievakuasi dari Lebanon dalam periode 2-3 Oktober lalu

Baca Selengkapnya

Dilempari Tomat dan Bawang Merah, Menlu Swedia Kabur dari Parlemen saat Debat Palestina

15 jam lalu

Dilempari Tomat dan Bawang Merah, Menlu Swedia Kabur dari Parlemen saat Debat Palestina

Aktivis pro-Palestina dengan tangan bercat merah menuduh Menlu Swedia yang baru diangkat mendukung genosida Israel di Gaza

Baca Selengkapnya

PBB Pastikan UNIFIL Lanjutkan Misi di Lebanon, Siapkan Skenario Terburuk

16 jam lalu

PBB Pastikan UNIFIL Lanjutkan Misi di Lebanon, Siapkan Skenario Terburuk

PBB memastikan pasukan perdamaian di Lebanon (UNIFIL)akan melanjutkan misinya.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Ungkap Alasan Masih Ada WNI di Lebanon usai Serangan Israel

16 jam lalu

Retno Marsudi Ungkap Alasan Masih Ada WNI di Lebanon usai Serangan Israel

Retno Marsudi mengungkap alasan sejumlah WNI lebih memilih untuk bertahan di Lebanon.

Baca Selengkapnya