Netanyahu Kecam AS karena 'Tahan' Pengiriman Senjata

Reporter

Editor

Ida Rosdalina

Rabu, 19 Juni 2024 16:18 WIB

Anak-anak Palestina melihat puing-puing yang terbakar pasca serangan Israel di daerah yang diperuntukkan bagi para pengungsi, di Rafah di selatan Jalur Gaza, 27 Mei 2024. REUTERS/Mohammed Salem

TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengkritik pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden karena "menahan senjata" ke Israel dalam beberapa bulan terakhir karena Israel terus melanjutkan perangnya di Gaza.

Netanyahu mengatakan dalam sebuah pernyataan video pada Selasa bahwa "tidak dapat dibayangkan" bahwa Amerika Serikat telah "menahan senjata dan amunisi ke Israel" dalam beberapa bulan terakhir.

"Menteri Luar [Negeri Antony] Blinken meyakinkan saya bahwa pemerintah bekerja siang dan malam untuk menghilangkan hambatan-hambatan ini. Saya tentu saja berharap demikian. Seharusnya memang demikian," kata Netanyahu, mengacu pada pembicaraan yang dilakukan diplomat tinggi AS di negara itu minggu lalu.

Washington memberikan bantuan militer sebesar $3,8 milyar kepada Israel setiap tahunnya, dan pada April, Biden menandatangani sebuah undang-undang yang memberikan sekutu AS tersebut bantuan tambahan sebesar $17 milyar di tengah-tengah perang Israel di Gaza.

Biden dan para pembantu utamanya sering menekankan komitmen mereka terhadap Israel, namun bulan lalu Washington mengkonfirmasi bahwa bulan lalu mereka telah menghentikan satu pengiriman bom seberat 900 kg kepada militer Israel karena kekhawatiran akan jatuhnya korban sipil dalam serangan Israel ke Rafah di Gaza selatan.

Advertising
Advertising

Sejak saat itu, pemerintahan Biden telah mengesahkan penjualan senjata lebih lanjut ke Israel, menurut laporan media AS, termasuk sebuah paket senilai $1 miliar bulan lalu.

Washington Post juga melaporkan pada Senin bahwa pemerintahan Biden menekan para anggota parlemen dari Partai Demokrat untuk menyetujui penjualan 50 jet tempur F-15 senilai $18 miliar kepada Israel.

Berbicara kepada wartawan pada Selasa, Blinken menekankan bahwa AS berkomitmen terhadap keamanan Israel dan terus melakukan transfer senjata ke Israel melalui sistemnya secara "teratur". Namun dia mengatakan bahwa larangan terhadap bom-bom berat tetap berlaku.

"Kami, seperti yang Anda ketahui, terus meninjau satu pengiriman yang telah dibicarakan oleh Presiden Biden terkait bom seberat 2.000 pon karena kekhawatiran kami tentang penggunaannya di daerah padat penduduk seperti Rafah," kata Blinken. "Hal itu masih dalam peninjauan. Namun, semua hal lainnya berjalan seperti biasanya."

Gedung Putih juga membantah klaim Netanyahu bahwa AS telah menahan senjata ke Israel selama berbulan-bulan, dan menekankan bahwa AS hanya menghentikan satu pengiriman bom.

"Kami benar-benar tidak tahu apa yang dia bicarakan. Ada satu pengiriman amunisi yang dihentikan sementara," kata juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre kepada para wartawan. "Kami terus melakukan diskusi konstruktif dengan Israel untuk pembebasan pengiriman tersebut... Tidak ada jeda lain - tidak ada."

Tekanan Internasional

Pemerintahan Biden telah menghadapi tekanan untuk menghentikan bantuan militernya kepada Israel karena meningkatnya laporan pelanggaran Israel di Gaza, termasuk tuduhan penargetan infrastruktur sipil, penggunaan kelaparan sebagai senjata perang dan penyiksaan terhadap para tahanan.

Setelah berbulan-bulan memberikan dukungan yang kuat, Biden tampaknya menarik garis merah untuk Israel pada bulan Mei, memperingatkan negara itu agar tidak menyerang Rafah. Dia mengatakan kepada CNN bahwa AS tidak akan menyediakan bom dan artileri untuk digunakan dalam serangan besar Israel di kota Gaza selatan yang padat.

Israel melancarkan serangannya ke Rafah pada bulan Mei meskipun ada peringatan dari AS dan internasional, membuat ratusan ribu warga Palestina mengungsi - banyak di antara mereka yang telah mengungsi ke daerah lain di Gaza.

Ketika pasukan Israel terus melakukan serangan di Rafah, pemerintahan Biden mengatakan bahwa serangan militer tersebut tidak termasuk dalam operasi "besar".

"Kami masih belum melihat mereka meluncurkan apa yang tampak seperti operasi militer besar berskala penuh - tentu saja tidak dalam ukuran, ruang lingkup, atau skala operasi di Khan Younis, di Kota Gaza, di tempat lain di Gaza. Ini merupakan operasi yang lebih terbatas," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, pekan lalu.

AL JAZEERA

Pilihan Editor: Media: PM Belanda Rutte Akan Gantikan Stoltenberg sebagai Kepala NATO

Berita terkait

Serangan Israel Mengincar Hassan Nasrallah Komandan Hizbullah

1 jam lalu

Serangan Israel Mengincar Hassan Nasrallah Komandan Hizbullah

Rangkaian serangan Israel ke Lebanon mengincar Hassan Nasrallah salah satu komandan Hizbullah.

Baca Selengkapnya

1.500 Orang Tewas akibat Serangan Israel, PBB: Lebanon Alami Kekerasan Paling Mematikan dalam Beberapa Dekade

6 jam lalu

1.500 Orang Tewas akibat Serangan Israel, PBB: Lebanon Alami Kekerasan Paling Mematikan dalam Beberapa Dekade

Koordinator Kemanusiaan PBB, Imran Riza, mengatakan Lebanon telah mengalami beberapa kekerasan paling mematikan dalam beberapa minggu terakhir

Baca Selengkapnya

Netanyahu: Israel Berperang demi 'Mempertahankan Kelangsungan Hidup'

14 jam lalu

Netanyahu: Israel Berperang demi 'Mempertahankan Kelangsungan Hidup'

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersumpah untuk melanjutkan serangan Israel terhadap para pejuang yang didukung Iran di Lebanon.

Baca Selengkapnya

Netanyahu Pidato di Sidang Umum PBB, Delegasi Turki Walk Out

16 jam lalu

Netanyahu Pidato di Sidang Umum PBB, Delegasi Turki Walk Out

Delegasi Turki, dipimpin oleh perwakilan tetap PBB Duta Besar Ahmet Yildiz, meninggalkan aula sebelum Netanyahu tiba di podium

Baca Selengkapnya

Hamas Desak Para Pemimpin Dunia Walk Out saat Netanyahu Berpidato di PBB

16 jam lalu

Hamas Desak Para Pemimpin Dunia Walk Out saat Netanyahu Berpidato di PBB

Hamas mendesak para pemimpin negara yang hadir dalam Sidang Majelis Umum PBB untuk walk out pada pidato Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Serangan Israel di Lebanon Tewaskan 5 Tentara Suriah hingga Perempuan Prancis

18 jam lalu

Serangan Israel di Lebanon Tewaskan 5 Tentara Suriah hingga Perempuan Prancis

Lima tentara Suriah tewas dalam serangan udara Israel yang menargetkan situs militer di perbatasan Suriah-Lebanon

Baca Selengkapnya

Israel Sebut Siapkan Serangan Darat ke Lebanon Bidik Hizbullah, AS Tak Mendukung

19 jam lalu

Israel Sebut Siapkan Serangan Darat ke Lebanon Bidik Hizbullah, AS Tak Mendukung

Dalam konflik Israel Hizbullah Pentagon sebut serangan Israel sektor darat ke Lebanon tampaknya "tidak akan terjadi segera."

Baca Selengkapnya

Kunjungi AS, Zelensky Sempatkan Bertemu Donald Trump yang Kerap Kritik Bantuan ke Ukraina

19 jam lalu

Kunjungi AS, Zelensky Sempatkan Bertemu Donald Trump yang Kerap Kritik Bantuan ke Ukraina

Pertemuan ini merupakan sebuah kejutan, mengingat Zelensky sudah bertemu dengan Presiden Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris

Baca Selengkapnya

Komandan Angkatan Udara Hizbullah Tewas akibat Serangan Israel, Jadi Target Netanyahu

20 jam lalu

Komandan Angkatan Udara Hizbullah Tewas akibat Serangan Israel, Jadi Target Netanyahu

Hizbullah mengonfirmasi bahwa komandan angkatan udaranya, Muhammad Hussein Srour, gugur akibat serangan Israel

Baca Selengkapnya

Ben-Gvir Ancam akan Keluar Koalisi jika Gencatan Senjata Permanen dengan Hizbullah

1 hari lalu

Ben-Gvir Ancam akan Keluar Koalisi jika Gencatan Senjata Permanen dengan Hizbullah

Menteri-menteri sayap kanan seperti Itamar Ben-Gvir dan Bezalel Smotrich menentang keras gencatan senjata dengan Hizbullah.

Baca Selengkapnya