TEMPO.CO, Jakarta - Militer Israel pada Rabu, 25 September 2024, mengatakan bahwa mereka sedang mempersiapkan sebuah serangan darat ke Lebanon karena serangan udara terus menggempur negara tersebut belum berhasil melumpuhkan milisi Hizbullah.
"Kita tidak akan berhenti, jet-jet tempur telah melakukan serangan sepanjang hari (di Lebanon), dan kita sedang mempersiapkan manuver," ujar Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel, Jenderal Herzi Halevi, dalam sebuah latihan di bagian utara negara itu dikutip dari Reuters.
Bahkan ketika ia berbicara, sumber-sumber diplomatik mengatakan bahwa Amerika Serikat telah memulai dorongan diplomatik untuk menghentikan pertempuran di Gaza dan Lebanon, dan bahwa proposal-proposal sedang digodok di Majelis Umum PBB di New York.
Halevi mengunjungi Brigade ke-7 di perbatasan utara, bersama dengan komandan Komando Utara, komandan Divisi ke-98, komandan Pusat Pelatihan Pasukan Darat, dan komandan Brigade ke-7, demikian pernyataan militer IDF itu menambahkan.
"Kalian mendengar suara jet di atas kepala; kita telah melakukan serangan sepanjang hari. Ini untuk mempersiapkan tempat bagi kemungkinan masuknya kalian dan untuk terus mengalahkan Hizbullah," kata Halevi kepada para tentara.
AS Sebut Tidak Terlibat dalam Operasi Israel
"Serangan darat Israel ke Lebanon tampaknya tidak akan terjadi segera," kata Pentagon yang adalah Departemen Pertahanan Amerika Serikat pada Rabu, 25 September 2024 dilansir dari Anadolu.
"Saya yakin konteksnya adalah dalam hal serangan darat, sepertinya tidak akan terjadi sesuatu yang mendesak. Tapi, tanyakan ke Israel tentang operasi mereka sendiri," kata juru bicara Pentagon Sabrina Singh kepada wartawan.
Sing menyampaikan bahwa AS tentu tidak menginginkan ada tindakan apa pun yang dapat meningkatkan ketegangan di kawasan itu.
"Kami masih yakin bahwa masih ada waktu dan ruang untuk diplomasi. Kami ingin melihat adanya resolusi diplomatik dan suatu penyelesaian untuk mencegah perang habis-habisan," tuturnya.
Saat ditanya apakah AS mendukung operasi Israel di Lebanon, termasuk dengan dukungan intelijen, Sing mengatakan, "Tidak, tidak mendukung."
"Jika menyangkut Lebanon, militer AS tidak terlibat dalam operasi Israel," katanya menekankan.
Singh mengonfirmasi bahwa AS mengirim "sejumlah kecil" personel militer untuk menambah pasukan AS yang sudah ada di kawasan tersebut, seiring dengan konflik yang masih tinggi antara kelompok Lebanon Hizbullah dan Israel. "Saya tidak dapat mengonfirmasi jumlahnya, saya tidak bisa memberi tahu lebih spesifik," katanya menambahkan.
ANADOLU | REUTERS
Pilihan editor: Norwegia Buru Warganya yang Terkait Ledakan Pager Lebanon