TEMPO Interaktif, Kabul - Sebuah bom pinggir jalan menewaskan empat tentara Amerika di Afganistan timur pada hari Senin. Kejadian itu menyebabkan korban tewas tentara Amerika di bulan Juli menjadi yang tertinggi selama perang.
Korban tewas terbaru menyebabkan setidaknya 30 tentara Amerika telah tewas bulan ini di Afganistan atau dua korban lebih banyak dari korban pada bulan Juni 2008, yang merupakan bulan paling mematikan bagi Amerika sejak invasi 2001 yang dipimpin Amerika menggulingkan Taliban.
Korban bulan Juli untuk pasukan koalisi, yang mencakup Amerika, Inggris, Kanada, dan pasukan lainnya menjadi 55, di atas rekor 46 korban tewas yang terjadi pada bulan Juni dan Agustus 2008.
Komandan Amerika telah memperkirakan bulan-bulan yang berdarah setelah Presiden Barack Obama memerintahkan tambahan 21 ribu pasukan AS di Afganistan sebagai langkah untuk meningkatkan serangan ke Taliban dan menggeser fokus perang global dari Irak.
Sekretaris Jenderal NATO demisioner Jaap de Scheffer hari Senin mengatakan bahwa terorisme akan menyebar ke seluruh dunia jika pasukan NATO gagal di Afganistan.
"Al-Qaidah akan berjalan bebas lagi, dan ambisi teroris mereka adalah global," ujarnya di depan lembaga kebijakan Chatham House, London. "Mereka yang membantah atau yang mengatakan kita dapat melawan teroris dari dalam negeri telah menolak mengakui masalah ini."
Menteri Pertahanan Robert Gates telah memperingatkan bahwa pasukan Amerika harus menunjukkan kemajuan di Afganistan hingga musim panas mendatang atau akan menghadapi persepsi masyarakat bahwa konflik ini tak dapat dimenangkan. Korban tewas bulan ini telah memicu debat publik di Inggris bahwa perang di Afganistan tidak sebanding biayanya.
AP | ERWIN Z
Berita terkait
Kenapa Amerika Gagal di Afghanistan, Menurut Mantan Pejabat Hingga Veteran AS
23 Agustus 2021
Amerika Serikat telah mengucurkan dukungan keuangan masif dan pasukan ke Afghanistan. Lantas kenapa gagal memenangkan perang setelah 20 tahun?
Baca Selengkapnya241 Ribu Orang Tewas Sejak Amerika Serikat Perangi Taliban
22 Agustus 2021
Selama 20 tahun Amerika Serikat memerangi Taliban, ratusan ribu orang baik prajurit maupun warga sipil tewas di Afganistan dan Pakistan
Baca Selengkapnya20 Tahun Perangi Taliban, Amerika Serikat Habiskan Rp 31 Ribu Triliun
22 Agustus 2021
Uang yang Amerika Serikat keluarkan setara dengan membagikan Rp 116 juta bagi 271 juta penduduk Indonesia
Baca SelengkapnyaReuters/Ipsos: Popularitas Joe Biden di Level Terendah Usai Kemenangan Taliban
18 Agustus 2021
Peringkat persetujuan Presiden Joe Biden mencapai level terendah sejak menjabat setelah pemerintah Afganistan dukungan AS runtuh oleh Taliban.
Baca SelengkapnyaIni Faktor Kenapa Taliban Bisa Kuasai Afganistan Nyaris Tanpa Perlawanan
18 Agustus 2021
Taliban menguasai Afganistan hanya beberapa hari dan bahkan nyaris tanpa perlawanan dari pasukan pemerintah. Apa faktor kemenangan mulus Taliban?
Baca SelengkapnyaTop 3 Dunia: Risiko Lumpuh Wajah Vaksin Sinovac Hingga Kemenangan Taliban
18 Agustus 2021
Tiga berita terpopuler dunia pada 17 Agustus 2021 yakni risiko lumpuh wajah vaksin Sinovac hingga karier politik Joe Biden terancam karena Taliban.
Baca SelengkapnyaPendiri Taliban Mullah Baradar Dikabarkan Akan Kembali ke Afganistan
17 Agustus 2021
Pendiri Taliban Mullah Baradar dikabarkan akan pulang ke Afganistan setelah 20 tahun tidak pernah menginjakkan kaki di negara itu.
Baca Selengkapnya40.000 Orang Terluka Selama Pertempuran di Afganistan Sejak Juni
17 Agustus 2021
Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengatakan 40.000 orang lebih yang terluka selama pertempuran di Afganistan telah dirawat sejak Juni.
Baca SelengkapnyaWakil Presiden Afganistan Amrullah Saleh Ajak Rakyat Bergabung Melawan Taliban
17 Agustus 2021
Wakil presiden pemerintahan Afganistan yang digulingkan, Amrullah Saleh, meminta warga negaranya untuk bergabung dalam perlawanan menentang Taliban.
Baca SelengkapnyaMengenang Momen Jokowi Kunjungi Afganistan di Tengah Serangan Taliban
17 Agustus 2021
Beberapa jam sebelum Jokowi mendarat ada penyerangan ke Akademi Militer di Afganistan.
Baca Selengkapnya