Tiga Sikap Korea Selatan atas Kiriman Balon Sampah dari Korea Utara

Kamis, 13 Juni 2024 09:52 WIB

Kantor berita Korsel, Yonhap, melaporkan ratusan balon yang membawa sampah itu melintasi perbatasan kedua negara dan mendarat di berbagai wilayah Korsel sejak Selasa (28/5) malam. Menurut Kepala Staf Gabungan Korsel (JCS), balon-balon itu bahkan mencapai provinsi tenggara Gyeongsang Selatan. South Korean Defence Ministry

TEMPO.CO, Jakarta - Ketegangan di Semenanjung Korea sering kali memunculkan tindakan provokatif dari kedua belah pihak. Salah satu provokasi terbaru adalah pengiriman balon sampah dari Korea Utara ke Korea Selatan.

Kim Yo Jong, saudara perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, mendukung pengiriman balon berisi kotoran tersebut. Dia menyebut balon-balon itu sebagai “hadiah tulus” untuk pendukung demokrasi liberal yang menuntut kebebasan berekspresi. Dalam pidato yang disiarkan oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) yang dikelola pemerintah Korea Utara pada Rabu pekan lalu, Kim menyatakan bahwa hukum internasional tidak dapat mengatur jalur penerbangan balon sampah Korut tersebut.

Dia menolak klaim dari Kepala Staf Gabungan Korea Selatan bahwa peluncuran balon itu melanggar hukum internasional. Kim Yo Jong juga menyebut peluncuran balon tersebut sebagai bentuk kebebasan berekspresi rakyat Korea Utara dan mengkritik pemerintah Korea Selatan yang mengizinkan pembelot Korea Utara mengirim balon ke Korea Utara. Dia menambahkan bahwa warga Korea Selatan akan terus harus membersihkan sampah yang dikirimkan oleh warga Korea Utara di masa depan.

Korea Selatan telah mengambil tiga sikap utama dalam menghadapi masalah ini, apa saja?

1. Mengecam Pernyataan Kim Yo Jong

Advertising
Advertising

Kementerian Unifikasi Korea Selatan pada hari Kamis mengecam pernyataan Kim Yo Jong sebagai "kontradiktif." Kementerian tersebut menyatakan bahwa Korea Utara adalah rezim yang mengekang kebebasan berekspresi dengan undang-undang yang melarang pemikiran reaksioner dan kebebasan berbicara.

Kementerian juga menekankan bahwa pernyataan Kim Yo Jong mengenai peluncuran balon yang akan terus berlanjut menunjukkan bahwa balon tersebut dikirim oleh otoritas Korea Utara. Komando Perserikatan Bangsa-Bangsa sedang menyelidiki 260 balon yang berisi sampah dan kotoran dari Korea Utara, menganggap pengiriman tersebut sebagai pelanggaran Perjanjian Gencatan Senjata tahun 1953. Pernyataan UNC ini muncul sehari setelah Kepala Staf Gabungan (JCS) Korea Selatan mengatakan bahwa mereka bekerja sama dengan UNC mengenai peluncuran balon tersebut. UNC menyatakan bahwa penyelidikan resmi sedang dilakukan bersama Komisi Pengawas Negara Netral yang akan memberikan pengawasan pihak ketiga.

2. Balas dengan Siaran Pengeras Suara

Korea Selatan telah memperingatkan Korea Utara bahwa mereka akan mengambil tindakan pembalasan, termasuk siaran propaganda melalui pengeras suara besar yang dipasang di perbatasan. Siaran ini dilakukan pada Minggu sore, dan apakah akan ada lebih banyak lagi tergantung pada respons Korea Utara, kata militer Korea Selatan. "Langkah-langkah yang akan kami ambil mungkin tak tertahankan bagi rezim Korea Utara, tetapi mereka akan mengirimkan pesan harapan dan cahaya kepada pasukan Korea Utara dan rakyatnya," kata Dewan Keamanan Nasional Korea Selatan.

3. Menangguhkan Kesepakatan Militer

Bulan ini, pemerintah Korea Selatan sepenuhnya menghentikan kesepakatan militer untuk mengurangi ketegangan tahun 2018 dan memulai kembali siaran propaganda melalui pengeras suara di sepanjang perbatasan sebagai respons terhadap peluncuran balon udara oleh Pyongyang. Aksi ini membuat Korea Utara marah dan memperingatkan bahwa Seoul menciptakan "krisis baru".

Sebagai info, sehari setelah mengirim ratusan balon berisi kotoran melintasi perbatasan ke Korea Selatan, Korea Utara melanjutkan provokasinya dengan menembakkan sekitar 10 rudal balistik jarak pendek (SRBM) ke Laut Timur pada Kamis pagi. JCS Korea Selatan mengumumkan pada hari Kamis bahwa peluncuran SRBM tersebut dilakukan dari daerah Sunan di Pyongyang, Korea Utara, sekitar pukul 06:14 pada hari yang sama. Rudal-rudal tersebut terbang sekitar 350 kilometer sebelum jatuh di Laut Timur.

SHARISYA KUSUMA RAHMANDA | EIBEN HEIZAR | DIMAS KUSWANTORO

Pilihan Editor: Pemimpin Oposisi Korea Selatan Didakwa atas Transfer Dana ke Korea Utara

Berita terkait

Cina Minta Korea Selatan Temukan Penyebab Kebakaran Pabrik Baterai Hwaseong

2 hari lalu

Cina Minta Korea Selatan Temukan Penyebab Kebakaran Pabrik Baterai Hwaseong

Cina meminta agar otoritas di Korea Selatan segera menemukan penyebab kebakaran pabrik baterai litium di Hwaseong

Baca Selengkapnya

KBRI Seoul Menyelenggarakan Festival Indonesia 2024

2 hari lalu

KBRI Seoul Menyelenggarakan Festival Indonesia 2024

Melalui Festival Indonesia KBRI Seoul berharap masyarakat Korea Selatan akan semakin mengenal Indonesia, dan terjalin persahabatan.

Baca Selengkapnya

Sebabkan Kebakaran di Korea Selatan, Ada Bahaya di Balik Baterai Lithium

2 hari lalu

Sebabkan Kebakaran di Korea Selatan, Ada Bahaya di Balik Baterai Lithium

Pabrik Baterai Lithium Aricell terbakar di Korea Selatan. Berikut penjelasan bahaya penggunaan baterai lithium

Baca Selengkapnya

Kebakaran Pabrik Baterai Lithium di Korea Selatan Tewaskan 20 Pekerja, Jenis Baterai Apakah Ini?

3 hari lalu

Kebakaran Pabrik Baterai Lithium di Korea Selatan Tewaskan 20 Pekerja, Jenis Baterai Apakah Ini?

Insiden kebakaran pabrik baterai lithium Aricell di Korea Selatan menewaskan 20 pekerja. Apa itu baterai lithium?

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat, Korea Selatan, Jepang Mengutuk Kerja Sama Militer Moskow-Pyongyang

3 hari lalu

Amerika Serikat, Korea Selatan, Jepang Mengutuk Kerja Sama Militer Moskow-Pyongyang

Amerika Serikat, Korea Selatan dan Jepang mengutuk kerja sama militer Korea Utara dan Rusia karena sama dengan memperpanjang penderitaan Ukraina.

Baca Selengkapnya

Kapal Induk Nuklir Amerika Roosevelt Mendarat di Busan, Korea Utara Protes

3 hari lalu

Kapal Induk Nuklir Amerika Roosevelt Mendarat di Busan, Korea Utara Protes

Kapal induk bertenaga nuklir Amerika Serikat, USS Theodore Roosevelt, mendarat di Korea Selatan sebelum ke Laut Merah.

Baca Selengkapnya

Konser Aespa di Jakarta Bulan Agustus, Catat Tanggal War Tiketnya

3 hari lalu

Konser Aespa di Jakarta Bulan Agustus, Catat Tanggal War Tiketnya

Aespa akan menggelar konser di Jakarta, begini cara membeli tiketnya

Baca Selengkapnya

Menengok Hasil Pertemuan Vladimir Putin dengan Presiden Vietnam

3 hari lalu

Menengok Hasil Pertemuan Vladimir Putin dengan Presiden Vietnam

Lawatan Presiden Rusia Vladimir Putin terjadi dalam suasana seremonial militer dengan sambutan meriah dari para pemimpin Komunis Vietnam.

Baca Selengkapnya

Korban Tewas dalam Kebakaran Pabrik di Korea Selatan Sebagian Besar Pekerja asal Cina

4 hari lalu

Korban Tewas dalam Kebakaran Pabrik di Korea Selatan Sebagian Besar Pekerja asal Cina

Dari total 22 korban tewas kebakaran pabrik itu, diantaranya delapan warga negara Cina, dua warga Korea Selatan dan satu warga negara Laos.

Baca Selengkapnya

Korea Utara Kirim Balon Sampah Lagi, Berisi Parasit Kotoran Manusia dan Baju Mickey Mouse

4 hari lalu

Korea Utara Kirim Balon Sampah Lagi, Berisi Parasit Kotoran Manusia dan Baju Mickey Mouse

Korea Utara mengirimkan balon sampah mengandung parasit kotoran manusia dan baju dengan karakter Winnie the Pooh, Mickey Mouse, dan Hello Kitty.

Baca Selengkapnya