Rumah Sakit di Gaza Kewalahan Obati Korban Serangan Israel yang Membludak

Reporter

Selasa, 11 Juni 2024 07:00 WIB

Seorang wanita duduk bersama seorang anak, saat warga Palestina melarikan diri dari Rafah karena operasi militer Israel, di Rafah, di selatan Jalur Gaza, 28 Mei 2024. REUTERS/Hatem Khaled

TEMPO.CO, Jakarta - Rumah Sakit Martir Al-Aqsa kewalahan memberikan perawatan medis kepada para korban serangan mematikan Israel di kamp pengungsi Nuseirat di Jalur Gaza tengah pada Minggu, 9 Juni 2024. Sedikitnya 274 orang tewas dan hampir 700 lainnya terluka dalam pemboman Israel terhadap kamp tersebut pada hari Sabtu.

Ratusan korban dibiarkan tergeletak di lantai rumah sakit. Sementara petugas medis berlarian memberikan pertolongan di tengah keterbatasan sumber daya medis.

Rumah Sakit Martir Al-Aqsa saat ini merupakan satu-satunya fasilitas medis yang berfungsi di Jalur Gaza tengah. “Jumlah besar orang terluka yang tiba di rumah sakit melebihi kapasitasnya,” ujar Ismail Al-Thawabta, Direktur Kantor Media Pemerintah Gaza, dilansir dari Anadolu.

“Kami segera mengimbau komunitas internasional, PBB, dan organisasi internasional untuk campur tangan dan mendukung rumah sakit dengan menyediakan pasokan medis dan generator listrik untuk memastikan pemberian layanan tidak terganggu,” katanya.

Pada hari Rabu, rumah sakit mengatakan bahwa salah satu dari dua generatornya mati karena kekurangan bahan bakar. Tak adanya bahan bakar menandakan potensi bencana kemanusiaan yang dapat membahayakan nyawa banyak pasien Palestina dan bayi prematur, demikian peringatannya.

Advertising
Advertising

“Situasi di Rumah Sakit Martir Al-Aqsa sangat mengerikan dan sangat berbahaya. Kami menuntut penghentian segera perang genosida terhadap warga sipil,” kata Thawabta.

Pejabat Palestina tersebut mengatakan bahwa serangan Israel telah menyebabkan 33 dari 35 rumah sakit di Gaza tidak dapat beroperasi sama sekali, sehingga mengakibatkan krisis kemanusiaan yang mendalam.

Rumah Sakit Martir Al-Aqsa dan Rumah Sakit Eropa adalah dua fasilitas medis yang dioperasikan pemerintah yang masih berfungsi di Jalur Gaza, menurut kantor media.

Israel terus melanjutkan serangan brutalnya di Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Lebih dari 36.800 warga Palestina telah terbunuh di Gaza, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak, serta lebih dari 83.500 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Delapan bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur akibat blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional. Berdasarkan keputusan terbaru, Mahkamah Internasional atau ICJ memerintahkan Israel segera menghentikan operasinya di kota selatan Rafah. Ini adalah kota tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum diserbu pada 6 Mei 2024.

ANADOLU

Pilihan editor: Mengenal Suku Bajo, Pelaut Tangguh yang Rumahnya Dibakar Pemerintah Malaysia

Berita terkait

Melawan hingga Napas Terakhir, Begini Yahya Sinwar Menemui Kematiannya

1 jam lalu

Melawan hingga Napas Terakhir, Begini Yahya Sinwar Menemui Kematiannya

Yahya Sinwar yang menjadi buronan nomor satu Israel akhirnya menemui kematiannya dengan perlawanan sengit hingga titik napas terakhirnya.

Baca Selengkapnya

PP Muhammadiyah Berduka atas Kematian Yahya Sinwar

1 jam lalu

PP Muhammadiyah Berduka atas Kematian Yahya Sinwar

PP Muhammadiyah menyampaikan belasungkawa mendalam atas wafatnya Yahya Sinwar yang dibunuh oleh Israel secara biadab

Baca Selengkapnya

Yahya Sinwar Tewas, Benjamin Netanyahu Pastikan Perang Gaza Tetap Lanjut

2 jam lalu

Yahya Sinwar Tewas, Benjamin Netanyahu Pastikan Perang Gaza Tetap Lanjut

Benjamin Netanyahu menyatakan perang akan terus berlanjut. Padahal keluarga para sandera di Israel berharap gencatan senjata segara dilakukan.

Baca Selengkapnya

Terungkap, Ini Alasan Negara Arab Segan Melawan Israel

4 jam lalu

Terungkap, Ini Alasan Negara Arab Segan Melawan Israel

Negara-negara Arab segan untuk melawan Israel kzrena beberapa alasan mulai dari aspek politik, ekonomi hingga diplomasi.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Wali Kota Lebanon Tewas, Komandan Al Quds Masih Sehat

6 jam lalu

Top 3 Dunia: Wali Kota Lebanon Tewas, Komandan Al Quds Masih Sehat

Top 3 dunia adalah Wali Kota Lebanon tewas, Komandan Brigade Al Quds masih sehat setelah dikabarkan wafat.

Baca Selengkapnya

ILO: Ekonomi Runtuh, Pengangguran di Gaza Mencapai 80%

10 jam lalu

ILO: Ekonomi Runtuh, Pengangguran di Gaza Mencapai 80%

ILO mengatakan ekonomi Gaza hancur lebur sejak perang Israel Hamas meletus.

Baca Selengkapnya

Ini Kelemahan Israel yang Bikin Netanyahu Kewalahan

14 jam lalu

Ini Kelemahan Israel yang Bikin Netanyahu Kewalahan

Meski dikenal sebagai negara yang kuat di bidang militer, ada beberapa kelemahan Israel yang bisa mengancam stabilitas negara.

Baca Selengkapnya

Politico: AS Tidak Akan Pertimbangkan Hentikan Bantuan Senjata Israel, Ini Alasannya

15 jam lalu

Politico: AS Tidak Akan Pertimbangkan Hentikan Bantuan Senjata Israel, Ini Alasannya

Pejabat senior AS mengirim surat kepada menhan Israel untuk memperbaiki krisis kemanusiaan di Gaza, jika tidak bantuan senjata akan terancam.

Baca Selengkapnya

Alasan Netanyahu Ingin UNIFIL Keluar dari Lebanon

17 jam lalu

Alasan Netanyahu Ingin UNIFIL Keluar dari Lebanon

UNIFIL terus mendapat intimidasi dari Israel dengan serangan-serangan yang menurut mereka tak disengaja.

Baca Selengkapnya

Iran Peringatkan Israel Tak Lancarkan Serangan Balasan

19 jam lalu

Iran Peringatkan Israel Tak Lancarkan Serangan Balasan

Iran memperingatkan Israel agar tidak melakukan serangan balasan. Iran telah meluncurkan ratusan roket ke Israel sebelumnya.

Baca Selengkapnya