Mengenal Suku Bajo, Pelaut Tangguh yang Rumahnya Dibakar Pemerintah Malaysia

Reporter

Andika Dwi

Senin, 10 Juni 2024 15:50 WIB

Siswa sekolah dasar Suku Bajo berjalan pulang dari sekolahnya di Pulau Papan, Kepulauan Togean, Sulawesi Tengah, Senin, 1 Agustus 2016. Sebagian besar anak-anak Suku Bajo tidak melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi akibat kurangnya akses pendidikan. TEMPO/Fahmi Ali

TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan rumah milik suku Bajau atau suku Bajo yang ada di pulau-pulau sekitar Semporna, negara bagian Sabah dibongkar dan dibakar oleh pihak berwenang Malaysia pada pekan ini. Pemerintah Malaysia menyatakan, pengusiran suku Bajo dilakukan demi meningkatkan keamanan dan dan memerangi kejahatan lintas batas.

“Kedaulatan hukum negara dalam masalah ini harus ditegakkan,” kata Menteri Pariwisata, Kebudayaan dan Lingkungan Hidup Sabah Christina Liew dalam pernyataannya, Jumat, 7 Juni 2024, mengutip Reuters.

Pengusiran suku Bajo di Malaysia ini belakangan jadi sorotan dunia setelah video yang menunjukkan pembongkaran rumah, sebagian dilakukan oleh pria berpakaian preman, tersebar di media sosial. Meski begitu, pemerintah negara bagian di Malaysia membantah adanya pelanggaran hak asasi manusia dalam penggusuran ratusan warga suku Bajo.

“Dalam hal ini, saya tidak melihat adanya pelanggaran hak asasi manusia. Kalau ngomong-ngomong soal itu saya akui mereka sudah lama tinggal di sana. Tapi pelanggaran hak asasi manusia, menurut saya, kita akan membicarakan hal ini di meja diskusi," katanya.

Suku Bajo sendiri tercatat tinggal di wilayah Semporna yang terletak di ujung timur laut Kalimantan, berbatasan dengan Filipina bagian selatan selama berabad-abad. Mereka tinggal di rumah perahu reyot atau gubuk pantai yang dibangun di atas panggung.

Advertising
Advertising

Namun, banyak warga suku Bajo yang lahir tanpa dokumen kewarganegaraan dan dianggap oleh pihak berwenang sebagai migran. Oleh karenanya, pemerintah Malaysia mengusir pengembara laut itu dari rumah mereka untuk meningkatkan keamanan. Lantas, seperti apa profil suku Bajo?

Siapa Suku Bajo?

Melansir Kemdikbud, suku Bajau atau suku Bajo adalah kelompok etnis dari Asia Tenggara yang dikenal dengan budaya maritim yang kuat. Mereka kini tersebar di berbagai wilayah perairan seperti Sulawesi, Kalimantan Timur, Maluku, Nusa Tenggara, hingga ke pantai timur Sabah (Malaysia) dan Kepulauan Sulu (Filipina).

Menurut catatan sejarah, Suku Bajo berasal dari Kepulauan Sulu di wilayah Filipina Selatan. Namun, karena gaya hidup mereka yang nomaden atau berpindah-pindah, Suku Bajo akhirnya memasuki wilayah Indonesia. Salah satu ekspedisi awal mereka di Indonesia adalah ke Pulau Sulawesi yang terjadi berabad-abad lalu.

<!--more-->

Sebagian besar rumah Suku Bajo dibangun di tepi pantai atau di atas perairan laut dangkal dengan tiang pancang untuk menghindari gelombang pasang. Dinding rumah mereka terbuat dari kayu, sementara atapnya menggunakan rumbia.

Karena tinggal di wilayah perairan, aktivitas sehari-hari Suku Bajo sangat bergantung pada transportasi air berupa perahu. Perahu-perahu ini biasanya diparkir di pelataran rumah mereka dan digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk mencari nafkah.

Mayoritas Suku Bajo bekerja sebagai nelayan yang masih menggunakan metode tradisional seperti memancing dengan kail, menjaring, dan memanah ikan. Hasil tangkapan mereka dijual kepada masyarakat di pesisir atau pulau-pulau terdekat. Selain menangkap ikan, beberapa anggota Suku Bajo juga mulai membudidayakan komoditas laut seperti lobster, ikan kerapu, dan udang.

Salah satu keunikan dari suku Bajo adalah kemampuan menyelam yang melebihi kemampuan rata-rata manusia. Paru-paru mereka mampu menampung lebih banyak oksigen, memungkinkan mereka untuk bertahan di bawah air lebih lama dibandingkan dengan orang pada umumnya. Tak heran, menyelam merupakan bagian dari mata pencaharian mereka, terutama untuk menangkap ikan.

Keunikan gaya hidup Suku Bajo menjadi inspirasi bagi banyak orang termasuk James Cameron, sutradara film terkenal di Amerika Serikat. Saat menggarap film Avatar 2: The Way of Water, James mengaku terinspirasi kehidupan Suku Bajo saat membuat karakter Klan Metkayina, para penghuni lautan Pandora.

Meski hidup di laut dan nomaden, tapi kini masyarakat suku Bajo juga banyak yang bersekolah, bahkan hingga ke jenjang perguruan tinggi. Hal tersebut menandakan bahwa kesadaran masyarakat suku Bajo terhadap pentingnya pendidikan telah terbangun. Dengan begitu, diharapkan mereka bisa turut memajukan suku Bajo dan juga masyarakat di sekitarnya.

RIZKI DEWI AYU

Pilihan editor:
Cerita Pilu Warga Gaza saat Israel Bantai Kamp Pengungsi Nuseirat

Berita terkait

Dubes Malaysia untuk PBB Bahas Seputar Pengiriman Pasukan Perdamaian ke Gaza bersama RI

6 jam lalu

Dubes Malaysia untuk PBB Bahas Seputar Pengiriman Pasukan Perdamaian ke Gaza bersama RI

Perwakilan Tetap Malaysia untuk PBB mengatakan Malaysia dan Indonesia memiliki sikap yang konsisten mengenai isu Palestina.

Baca Selengkapnya

Indonesia dan Malaysia Ingin Kirim Pasukan Perdamaian, Palestina: Belum Saatnya

7 jam lalu

Indonesia dan Malaysia Ingin Kirim Pasukan Perdamaian, Palestina: Belum Saatnya

Duta Besar Palestina di PBB Riyad H. Mansour menjelaskan sekarang bukan waktu yang tepat untuk mengirim pasukan perdamaian PBB ke Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Kebocoran Bahan Kimia di Bandara Kuala Lumpur Berdampak pada 20 Staf

8 jam lalu

Kebocoran Bahan Kimia di Bandara Kuala Lumpur Berdampak pada 20 Staf

Kebocoran bahan kimia di fasilitas teknik pesawat terbang di Bandara Internasional Kuala Lumpur Malaysia telah berdampak pada 20 orang

Baca Selengkapnya

16 Petinggi Jamaah Islamiyah Sebut akan Bubarkan Jaringannya

8 jam lalu

16 Petinggi Jamaah Islamiyah Sebut akan Bubarkan Jaringannya

16 pemimpin Jamaah Islamiyah (JI) yang mengumumkan bahwa mereka membubarkan jaringan ekstremis tersebut.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Temui 150 Anak-anak Pekerja Migran Indonesia di Malaysia

16 jam lalu

Retno Marsudi Temui 150 Anak-anak Pekerja Migran Indonesia di Malaysia

Retno Marsudi bertemu 150 anak-anak Pekerja Migran Indonesia yang sekolah di Sanggar Bimbingan (SB) di Semenanjung Malaysia.

Baca Selengkapnya

Pengalaman Tjandra Yoga Aditama, Mengapa Harga Obat di India Lebih Murah daripada Indonesia

19 jam lalu

Pengalaman Tjandra Yoga Aditama, Mengapa Harga Obat di India Lebih Murah daripada Indonesia

Tjandra Yoga Aditama membeberkan harga obat dari India yang dia konsumsi yang lebih murah dari harga di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Serba-serbi Semenggoh Nature Reserve, Pusat Rehabilitasi Orangutan di Sarawak Malaysia

1 hari lalu

Serba-serbi Semenggoh Nature Reserve, Pusat Rehabilitasi Orangutan di Sarawak Malaysia

Semenggoh Nature Reserve didirikan pada 1975 sebagai tempat perlindungan bagi orangutan yang terluka atau korban perdagangan satwa liar.

Baca Selengkapnya

Pertemuan Anwar Ibrahim dan Retno Marsudi Bahas Gaza hingga Tenaga Kerja Indonesia

1 hari lalu

Pertemuan Anwar Ibrahim dan Retno Marsudi Bahas Gaza hingga Tenaga Kerja Indonesia

Dalam rapat dengan Retno Marsudi, Anwar Ibrahim membahas soal perang Gaza dan TKI

Baca Selengkapnya

Menlu Retno Kunjungi Malaysia, Dijadwalkan Bertemu PM Anwar Ibrahim

1 hari lalu

Menlu Retno Kunjungi Malaysia, Dijadwalkan Bertemu PM Anwar Ibrahim

Menlu Retno dijadwalkan melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim serta Menteri Luar Negeri Malaysia Mohamad Hasan.

Baca Selengkapnya

Usai Rapat dengan Jokowi, Menkes Budi Gunadi Beberkan Sebab Harga Obat di RI Lima Kali Lebih Mahal dari Malaysia

2 hari lalu

Usai Rapat dengan Jokowi, Menkes Budi Gunadi Beberkan Sebab Harga Obat di RI Lima Kali Lebih Mahal dari Malaysia

teri Kesehatan atau Menkes Budi Gunadi Sadikin membeberkan perihal harga obat di Indonesia bisa tiga hingga lima kali lebih mahal dari Malaysia.

Baca Selengkapnya