Qatar: Hamas Belum Tanggapi Proposal Gencatan Senjata Biden

Reporter

Tempo.co

Jumat, 7 Juni 2024 08:47 WIB

Pasien ginjal Palestina menjalani cuci darah di sisa-sisa Rumah Sakit Al Shifa yang hancur akibat serangan Israel, di Kota Gaza 5 Juni 2024. REUTERS/Dawoud Abu Alkas

TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed Al-Ansari mengatakan pada Kamis bahwa kelompok pejuang Palestina Hamas belum menanggapi proposal gencatan senjata terbaru yang diajukan Presiden Amerika Serikat Joe Biden.

Hamas belum memberikan tanggapan kepada mediator dan masih mempelajarinya, kata Kemlu Qatar seraya menambahkan bahwa mediator Qatar, Mesir, dan AS masih melakukan upaya.

Sebelumnya, dua sumber keamanan Mesir mengatakan pembicaraan yang bertujuan untuk mencapai gencatan senjata antara Israel dan Hamas dalam perang Gaza terus berlanjut. Namun, Mesir mengakui tidak ada tanda-tanda terobosan.

Pembicaraan dimulai pada hari ketika direktur CIA William Burns bertemu dengan pejabat senior dari Qatar dan Mesir di Doha untuk membahas proposal yang didukung secara terbuka oleh Presiden AS Joe Biden minggu lalu.

Meski diumumkan oleh Biden dan ditolak oleh Perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu, Presiden AS itu menggambarkan rencana tiga fase tersebut sebagai inisiatif Israel.

Advertising
Advertising

Pada Rabu, sebagai pukulan nyata terhadap proposal gencatan senjata yang digembar-gemborkan oleh Biden, pemimpin Hamas Ismail Haniyeh mengatakan kelompok tersebut akan menuntut diakhirinya perang di Gaza secara permanen dan penarikan Israel sebagai bagian dari rencana gencatan senjata.

Sejak gencatan senjata singkat selama seminggu pada November, semua upaya untuk mengatur gencatan senjata telah gagal. Hamas bersikeras menuntut diakhirinya konflik secara permanen, sementara Israel mengatakan hanya mau jeda sementara hingga Hamas dikalahkan.

Genosida di Gaza dimulai setelah Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober, menewaskan sekitar 1.139 orang dan menyandera lebih dari 250 orang, menurut penghitungan Israel. Sekitar 80 sandera yang ditangkap pada 7 Oktober diyakini masih hidup di Gaza, bersama dengan jasad 43 sandera lainnya.

Sebagai balasan, Israel melakukan pengeboman dan serangan darat selama delapan bulan terakhir di Gaza. Serangan brutal dan penculikan serta penyiksaan telah menewaskan lebih dari 36.000 warga Palestina menurut Kementerian Kesehatan Gaza. Sebagian besar korban tewas adalah anak-anak dan perempuan.

Blokade total Israel terhadap bantuan kemanusian juga memutus aliran makanan, obat-obatan dan pasokan lainnya ke warga Palestina yang menghadapi kelaparan yang meluas. Badan-badan PBB mengatakan lebih dari 1 juta orang di Gaza akan mengalami tingkat kelaparan tertinggi pada pertengahan Juli.

Pilihan Editor: Amerika Serikat Tunggu Respons Hamas terhadap Proposal Gencatan Senjata Joe Biden

REUTERS

Berita terkait

Militer Israel Akhirnya Mengaku Serangannya Kemungkinan Menewaskan Tiga Sandera

1 jam lalu

Militer Israel Akhirnya Mengaku Serangannya Kemungkinan Menewaskan Tiga Sandera

Setelah berbulan-bulan membantah, militer Israel mengatakan kemungkinan besar tiga tawanan tewas akibat serangan mereka.

Baca Selengkapnya

Di Tengah Perang Gaza, Israel Rayakan 4 Tahun Normalisasi Hubungan dengan 4 Negara Arab

4 jam lalu

Di Tengah Perang Gaza, Israel Rayakan 4 Tahun Normalisasi Hubungan dengan 4 Negara Arab

Israel merayakan empat tahun normalisasi hubungan dengan empat negara Arab di tengah Perang Gaza yang telah menelan korban lebih dari 41.000 jiwa.

Baca Selengkapnya

Raja Abdullah II Tunjuk Teknokrat Lulusan Harvard sebagai PM Baru Yordania

6 jam lalu

Raja Abdullah II Tunjuk Teknokrat Lulusan Harvard sebagai PM Baru Yordania

Raja Abdullah II berpesan agar perdana menteri baru melakukan segalanya untuk membantu rakyat Palestina.

Baca Selengkapnya

Profil Ryan Routh: Dari Pendukung Menjadi Musuh Donald Trump

8 jam lalu

Profil Ryan Routh: Dari Pendukung Menjadi Musuh Donald Trump

Tersangka ditahan atas dugaan percobaan pembunuhan terhadap mantan Presiden AS Donald Trump yang merupakan pendukung setia Ukraina dan Palestina

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Tersangka Percobaan Pembunuhan Kedua Donald Trump

10 jam lalu

Polisi Tangkap Tersangka Percobaan Pembunuhan Kedua Donald Trump

David Aronberg, jaksa negara bagian Palm Beach County, mengonfirmasi tersangka percobaan pembunuhan Donald Trump adalah Ryan Wesley Routh.

Baca Selengkapnya

Aktivis AS Bakar Diri Dekat Konsulat Israel, Protes Genosida di Gaza

11 jam lalu

Aktivis AS Bakar Diri Dekat Konsulat Israel, Protes Genosida di Gaza

Seorang aktivis AS bakar diri di depan Konsulat Israel di Boston, Amerika Serikat sebagai protes terhadap genosida di Gaza

Baca Selengkapnya

Blokade Israel Bisa Memicu kelaparan di Gaza karena Toko Roti Tutup

11 jam lalu

Blokade Israel Bisa Memicu kelaparan di Gaza karena Toko Roti Tutup

Blokade Israel yang terus berlanjut memaksa lima dari enam toko roti yang beroperasi di wilayah Gaza utara tutup. Kelaparan di Gaza utara

Baca Selengkapnya

Olimpiade Catur 2024 Babak ke-5: Tim Catur Putri Indonesia Tekuk Palestina, Tim Putra Harus Mengalah dari Georgia

11 jam lalu

Olimpiade Catur 2024 Babak ke-5: Tim Catur Putri Indonesia Tekuk Palestina, Tim Putra Harus Mengalah dari Georgia

Pada babak ke-5 Olimpiade Catur 2024 di Budapest Hungaria, tim catur putri Indonesia kalahkan Palestina, sehari sebelumnya tak bisa imbangi Iran.

Baca Selengkapnya

Nova Arianto Bawa 30 Pemain untuk TC Timnas Indonesia U-17 di Qatar dan Spanyol, Siapkan Sejumlah Uji Coba

11 jam lalu

Nova Arianto Bawa 30 Pemain untuk TC Timnas Indonesia U-17 di Qatar dan Spanyol, Siapkan Sejumlah Uji Coba

Timnas Indonesia U-17 terus mempersiapkan diri menghadapi Kualifikasi Piala Asia U-17 2025. Ini daftar 30 pemain pilihan Nova Arianto.

Baca Selengkapnya

Bruno Mars Hanya Repost Unggahannya, Mutia Ayu: Mimpi Apa Aku, Ya Allah

14 jam lalu

Bruno Mars Hanya Repost Unggahannya, Mutia Ayu: Mimpi Apa Aku, Ya Allah

Mutia Ayu bereaksi histeris mengetahui unggahannya menjadi satu-satunya yang di-repost Bruno Mars.

Baca Selengkapnya