Donald Trump Divonis Bersalah, Apa Dampak Pencalonannya di Pilpres AS?

Sabtu, 1 Juni 2024 07:00 WIB

Gestur Mantan Presiden AS Donald Trump setelah dinyatakan dinyatakan bersalah atas 34 tuduhan kejahatan memalsukan catatan bisnis selama persidangannya di Pengadilan Kriminal Manhattan, 30 Mei 2024 di New York City. REUTERS/Andrew Kelly


Jika dilihat sekilas, jajak pendapat menunjukkan bahwa putusan bersalah ini dapat mengikis dukungan untuk Trump dalam pemilu, yang mungkin hanya akan ditentukan oleh puluhan ribu suara di beberapa negara bagian yang menjadi medan pertempuran antara dua partai.

Satu dari empat anggota Partai Republik mengatakan mereka tidak akan memilih Trump jika dia dinyatakan bersalah dalam persidangan pidana, menurut jajak pendapat Reuters/Ipsos terhadap pemilih terdaftar pada April lalu. Dalam survei yang sama, 60 persen responden independen mengatakan mereka tidak akan memilih Trump jika dia terbukti bersalah melakukan kejahatan.

Survei CNN/SSRS pada bulan yang sama juga menemukan bahwa, meskipun 76 persen pendukung Trump mengatakan mereka akan tetap mendukungnya, 24 persen mengatakan mereka “mungkin mempertimbangkan kembali” dukungan untuk Trump jika ia terbukti bersalah.

Jajak pendapat lain yang dilakukan Emerson College pada Mei menemukan bahwa 25 persen pemilih mengatakan bahwa putusan bersalah oleh pengadilan New York akan membuat mereka cenderung tidak memilih Trump.

Beberapa lembaga survei menanyakan pertanyaan standar “siapa yang akan Anda pilih?” kepada responden, atau siapa yang akan responden pilih jika Trump terbukti bersalah dalam kasus di New York.

Rata-rata, Donald Trump yang sebelumnya unggul dari Biden sebesar 1 poin persentase dalam jajak pendapat kini menjadi tertinggal sebanyak 6 poin.

Namun, jika diperhatikan lebih cermat, kata-kata dalam jajak pendapat CNN/SSRS menyatakan hal lain. Dua puluh empat persen pendukung Trump hanya mengatakan mereka “mungkin mempertimbangkan kembali” pilihan mereka, dan bukan “pasti akan mengubah” pilihan mereka. Banyak pendukung Trump mungkin ragu akan suara mereka, tetapi belum tentu langsung beralih ke Biden.

Jajak pendapat lain dari ABC News/Ipsos juga demikian. Seperti CNN/SSRS, mereka bertanya kepada pendukung Trump apa yang akan mereka lakukan jika Trump terbukti bersalah dalam kasus New York. Namun, jajak pendapat itu memberikan pilihan untuk “mempertimbangkan kembali” dan “tidak lagi mendukung.”

Enam belas persen responden mengatakan mereka akan mempertimbangkan kembali untuk mendukung Trump, namun hanya empat persen yang mengatakan mereka tidak akan lagi mendukungnya.

Dalam jajak pendapat lain, sebagian besar dukungan yang hilang dari kubu Trump masuk ke kolom “orang lain”, yang berarti orang-orang belum memutuskan akan mendukung kandidat manapun. Rata-rata, Trump kehilangan enam poin dukungan setelah dinyatakan bersalah, namun Biden hanya memperoleh satu poin. Lima poin menuju pada kolom “orang lain” bagi pemilih yang belum memutuskan.

Putusan pengadilan di New York memberi sedikit dampak, terbukti dari menurunnya suara Trump di jajak pendapat. Namun, perolehan rata-rata satu poin bagi Biden dapat menjadi penentu antara menang dan kalah di pemilu November mendatang.

REUTERS | ABC NEWS

Berita terkait

Kamala Harris Temui Pemimpin Arab-Amerika yang Murka AS Dukung Israel

16 jam lalu

Kamala Harris Temui Pemimpin Arab-Amerika yang Murka AS Dukung Israel

Kamala Harris menggalang dukungan dari Muslim Arab-Amerika yang marah atas dukungan AS terhadap Israel.

Baca Selengkapnya

Donald Trump: Israel Harus Serang Situs Nuklir Iran!

1 hari lalu

Donald Trump: Israel Harus Serang Situs Nuklir Iran!

Donald Trump membuat pernyataan kontroversial terkait rencana Israel menyerang fasilitas nuklir Iran.

Baca Selengkapnya

Dubes AS: Kami Siap Bekerja Sama dengan Pemerintahan Prabowo

1 hari lalu

Dubes AS: Kami Siap Bekerja Sama dengan Pemerintahan Prabowo

Dubes AS untuk Indonesia Kamala Shirin Lakhdir buka suara soal hubungan Amerika dengan Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia ; CIA Pasang Iklan Lowongan Kerja untuk Informan di Cina, Iran dan Korea Utara

1 hari lalu

Top 3 Dunia ; CIA Pasang Iklan Lowongan Kerja untuk Informan di Cina, Iran dan Korea Utara

Top 3 dunia pada 4 Oktober 2024, geger iklan lowongan kerja agen mata-mata Amerika Serikat CIA yang merekrut informan dari tiga negara.

Baca Selengkapnya

Biden: Tak akan Ada Perang Habis-habisan di Timur Tengah, AS akan Lindungi Israel

2 hari lalu

Biden: Tak akan Ada Perang Habis-habisan di Timur Tengah, AS akan Lindungi Israel

Presiden AS Joe Biden mengatakan tidak percaya akan ada "perang habis-habisan" di Timur Tengah

Baca Selengkapnya

Tentara Lebanon Serang Israel, Pertama Sejak Konflik Hizbullah-Israel

2 hari lalu

Tentara Lebanon Serang Israel, Pertama Sejak Konflik Hizbullah-Israel

Pembunuhan dua tentara Lebanon memicu serangan pertama terhadap pasukan Israel sejak invasi dimulai

Baca Selengkapnya

Profil Mira Murati, Chief Technology Officer OpenAI yang Mengundurkan Diri

2 hari lalu

Profil Mira Murati, Chief Technology Officer OpenAI yang Mengundurkan Diri

Mira Murati adalah Chief Technology Officer di OpenAI , dan salah satu inovator paling berpengaruh dalam teknologi dan AI.

Baca Selengkapnya

Menlu Lebanon: Hassan Nasrallah Setujui Gencatan Senjata dengan Israel Sebelum Tewas

2 hari lalu

Menlu Lebanon: Hassan Nasrallah Setujui Gencatan Senjata dengan Israel Sebelum Tewas

Mendiang pemimpin gerakan Lebanon Hizbullah, Hassan Nasrallah, sempat menyetujui gencatan senjata sementara dengan Israel beberapa hari sebelum tewas

Baca Selengkapnya

Peringatan Hari Penyatuan Jerman Digelar di Jakarta, Bagaimana Sejarahnya?

2 hari lalu

Peringatan Hari Penyatuan Jerman Digelar di Jakarta, Bagaimana Sejarahnya?

Kedutaan Besar Jerman menggelar peringatan Hari Penyatuan Jerman yang diperingati setiap 3 Oktober.

Baca Selengkapnya

Israel Marah ke Sekjen PBB, AS: Tidak Produktif

3 hari lalu

Israel Marah ke Sekjen PBB, AS: Tidak Produktif

AS mengkritik keputusan Israel yang menyatakan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres sebagai "persona non grata" dan melaran

Baca Selengkapnya