AS Tetap Bela Israel atas Kekejaman Serangan Tenda Pengungsi di Rafah
Reporter
Tempo.co
Editor
Dewi Rina Cahyani
Rabu, 29 Mei 2024 08:39 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat etap membela Israel meski terjadi kekejaman dalam serangan di Rafah pada Minggu, 26 Mei 2024. Juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby mengatakan pada Selasa, bahwa pihaknya memantau dengan cermat penyelidikan terhadap serangan udara mematikan Israel. Ia menyebut serangan tersebut tragis, namun jatuhnya korban jiwa yaitu anak-anak hingga wanita, tak melanggar garis batas Amerika.
“Israel mengatakan ini adalah kesalahan yang tragis,” kata John Kirby kepada wartawan di Gedung Putih, Selasa, 28 Mei 2024. “Kami juga telah mengatakan bahwa kami tidak ingin melihat operasi darat besar-besaran di Rafah yang akan menyulitkan Israel untuk menyerang Hamas tanpa menimbulkan kerusakan besar dan berpotensi menimbulkan banyak korban jiwa. Kami belum melihat hal tersebut,” katanya.
Ia menegaskan bahwa sebagian besar operasi Israel dilakukan di koridor pinggiran Rafah. Ketika ditanya apakah operasi darat baru-baru ini di Rafah tidak akan mendorong penarikan lebih banyak bantuan militer AS, Kirby berkata, "Saya yakin itulah yang saya katakan di sini."
Serangan Israel kepada pengungsi di Rafah, menguji janji Presiden Joe Biden kepada Israel. Sebelumnya Biden mengatakan akan menahan pengiriman senjata ke Israel jika sekutu AS itu melakukan invasi besar-besaran ke Rafah yang membahayakan para pengungsi di sana.
Berbicara pada acara seremonial di Washington, Wakil Presiden AS Kamala Harris mengatakan, kata tragis bahkan tidak bisa menggambarkan serangan udara Israel pada hari Minggu yang memicu kebakaran di sebuah kamp tenda di kota Rafah di Gaza. Serangan itu menewaskan 45 warga Palestina yang sebagian besar adalah anak-anak dan perempuan.
Harris menjawab pertanyaan seorang wartawan. Pada Selasa, Israel juga menyerang sebuah kamp tenda di daerah evakuasi sebelah barat Rafah yang menewaskan sedikitnya 21 orang.
Israel mengakui telah melakukan penyerangan tragis pada hari Minggu, namun membantah menembaki kamp pengungsi pada hari Selasa. Israel mengatakan pihaknya menargetkan dua agen senior Hamas dalam operasi hari Minggu dan tidak bermaksud menimbulkan korban sipil.
Menurut Kirby, Hamas merayakan kematian dua pejuangnya dalam serangan Israel pada hari Minggu. Ia mengindikasikan bahwa Israel sedang berusaha mengejar Hamas dengan cara dan sasaran yang tepat.
“Israel mengatakan mereka menggunakan bom seberat 37 pon, amunisi berpemandu presisi,” kata Kirby. “Jika memang itu yang mereka gunakan, maka hal ini jelas merupakan indikasi adanya upaya yang bijaksana, dan tepat sasaran. Tentu saja hal ini menimbulkan akibat yang tragis, dan jelas hal ini perlu diselidiki.”
REUTERS
Pilihan editor: Eks Bos Mossad Israel Ancam Jaksa ICC atas Kejahatan Perang di Palestina