Harvard Tahan 13 Gelar Mahasiswa, Ratusan "Walkout" Saat Wisuda

Reporter

Tempo.co

Jumat, 24 Mei 2024 11:45 WIB

Para pengunjuk rasa melakukan aksi "Reli Darurat: Berdiri bersama Warga Palestina yang Dikepung di Gaza" di luar Universitas Harvard dan turun ke jalan di Lapangan Harvard, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Cambridge, Massachusetts, AS, 14 Oktober 2023. REUTERS/Brian Snyder

TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan mahasiswa keluar dari upacara wisuda Universitas Harvard pada Kamis sambil meneriakkan: "Bebaskan Palestina," satu hari setelah kampus tersebut mengumumkan 13 mahasiswanya tidak akan mendapatkan gelar karena berpartisipasi dalam unjuk rasa pro-Palestina.

Ke-13 mahasiswa yang tidak mendapatkan gelar itu tetap diizinkan mengikuti wisuda pada Kamis.

Ratusan mahasiswa Harvard yang mengenakan keffiyeh, kain yang menjadi simbol perjuangan rakyat Palestina, dan mengibarkan bendera Palestina, meneriakkan: "Bebaskan mereka," dan pesan-pesan lainnya.

Beberapa dari mereka memegang poster bertuliskan "untuk para martir" dan "untuk Gaza", demikian Boston Globe melaporkan.

Rektor sementara Universitas Harvard Alan Garber mengatakan pada awal upacara itu bahwa "beberapa di antara kita mungkin memilih untuk mengambil kebebasan mengekspresikan diri mereka untuk menarik perhatian pada peristiwa yang terjadi di dunia yang lebih luas."

Advertising
Advertising

"Momen kegembiraan ini bertepatan dengan momen ketakutan dan kengerian, kesedihan dan kemarahan, penderitaan dan kesakitan," kata Garber seperti dikutip New York Times.

"Di tempat lain, orang-orang sedang mengalami hari-hari terburuk dalam hidup mereka."

Garber kemudian meminta para peserta wisuda untuk mengheningkan cipta selama satu menit.

Universitas Harvard pada Rabu mengumumkan bahwa 13 mahasiswa dilarang menerima gelar mereka karena terlibat dalam kelompok pro-Palestina yang memprotes serangan genosida Israel di Jalur Gaza.

Universitas itu tidak merinci siapa saja 13 mahasiswa itu, tetapi menuduh mereka melanggar kebijakan universitas dengan perilaku mereka selama berpartisipasi dalam aksi berkemah di Harvard's Yard - bagian tertua dari kampus universitas ternama Amerika Serikat itu.

"Kami segera mempertimbangkan penganugerahan gelar jika, setelah selesainya seluruh proses FAS (Fakultas Seni dan Sains), seorang mahasiswa memenuhi syarat untuk menerima gelar," demikian penyataan universitas itu.

Perkemahan pro-Palestina di Harvard Yard didirikan pada akhir April dan berlangsung hampir tiga minggu. Kelompok mahasiswa tersebut menyerukan agar Harvard melakukan divestasi dari Israel dan “menginvestasikan kembali sumber daya dalam inisiatif akademis, komunitas, dan budaya Palestina.”

Genosida Israel di Gaza dimulai pada 7 Oktober setelah serangan Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel. Sekitar 1.139 orang tewas dan Hamas juga menyandera 252 orang.

Israel melancarkan invasi darat ke Gaza dengan tujuan balas dendam dan klaim mendapatkan kembali para sandera.

Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas mengatakan lebih dari 35.800 warga Palestina di Jalur Gaza telah terbunuh, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak Palestina.

Pilihan Editor: Universitas Harvard Dikomplain Diduga Diskriminasi Mahasiswa Muslim

ANADOLU | CBS NEWS

Berita terkait

Dana Pensiun Norwegia Stop Investasi karena Buldoser Caterpillar Dipakai dalam Perang Gaza

1 jam lalu

Dana Pensiun Norwegia Stop Investasi karena Buldoser Caterpillar Dipakai dalam Perang Gaza

Dana Pensiun KLP Norwegia menghentikan investasi ke Caterpillar karena buldoser perusahaan itu dipakai Israel dalam pelanggaran HAM di Palestina.

Baca Selengkapnya

Arab Saudi: Operasi Militer Israel yang Ancam Keamanan Regional

2 jam lalu

Arab Saudi: Operasi Militer Israel yang Ancam Keamanan Regional

Arab Saudi mengatakan kelanjutan operasi militer Israel di wilayah Palestina mengancam keamanan regional dan perluasan konflik.

Baca Selengkapnya

Pasukan Israel Membunuh Saudara Perempuan Ismail Haniyeh dan 23 Warga Gaza Lainnya

10 jam lalu

Pasukan Israel Membunuh Saudara Perempuan Ismail Haniyeh dan 23 Warga Gaza Lainnya

Serangan udara oleh pasukan Israel menewaskan 24 orang di Kota Gaza, termasuk saudara perempuan Ismail Haniyeh Ketua Hamas.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Quad Tawarkan Beasiswa bagi Mahasiswa dari ASEAN

12 jam lalu

Pemerintah Quad Tawarkan Beasiswa bagi Mahasiswa dari ASEAN

Quad menawarkan beasiswa bagi mahasiswa dari negara-negara Quad dan ASEAN untuk menempuh gelar magister dan doktor di bidang sains di Amerika Serikat

Baca Selengkapnya

Koalisi Partai Benjamin Netanyahu Terancam Pecah Setelah Siswa Seminari Yahudi Harus Wajib Militer

23 jam lalu

Koalisi Partai Benjamin Netanyahu Terancam Pecah Setelah Siswa Seminari Yahudi Harus Wajib Militer

Kelangsungan hidup koalisi partai Benjamin Netanyahu bergantung pada dua partai Yahudi ultra-ortodoks.

Baca Selengkapnya

Israel Ingin Cari Solusi Diplomatik dengan Hizbullah di Lebanon

1 hari lalu

Israel Ingin Cari Solusi Diplomatik dengan Hizbullah di Lebanon

Penasehat keamanan nasional Israel mengungkap Tel Aviv ingin mencoba menyelesaikan konflik dengan kelompok Hizbullah di Lebanon.

Baca Selengkapnya

Penggunaan Perisai Manusia oleh Israel Dikecam Dunia, Termasuk Sekutunya

1 hari lalu

Penggunaan Perisai Manusia oleh Israel Dikecam Dunia, Termasuk Sekutunya

Jerman mengutuk tentara Israel yang menggunakan warga Palestina yang terluka sebagai perisai manusia

Baca Selengkapnya

AS Terkejut dengan Video Warga Palestina Diikat di atas Jip Militer Israel

1 hari lalu

AS Terkejut dengan Video Warga Palestina Diikat di atas Jip Militer Israel

Jubir Departemen Luar Negeri AS mengaku terkejut melihat video yang menunjukkan warga palestina yang terluka diikat di atas jip militer Israel.

Baca Selengkapnya

Blinken Desak Israel Susun Rencana Pascaperang Gaza

1 hari lalu

Blinken Desak Israel Susun Rencana Pascaperang Gaza

Menlu AS Antony Blinken menekan Menhan Israel Yoav Gallant perlunya rencana pascaperang yang kuat untuk Gaza dan deeskalasi dengan Hizbullah.

Baca Selengkapnya

Tim Dokter Bikin Kampanye untuk Mengukur Seberapa Buruk Kasus Kurang Gizi pada Anak-anak di Gaza

1 hari lalu

Tim Dokter Bikin Kampanye untuk Mengukur Seberapa Buruk Kasus Kurang Gizi pada Anak-anak di Gaza

Sejumlah LSM sedang berusaha meningkatkan pemeriksaan kesehatan pada anak-anak untuk melihat seberapa buruk kasus kurang gizi di Gaza

Baca Selengkapnya