TEMPO.CO, Jakarta - Rusia dan Ukraina melakukan pengembalian masing-masing 90 tawanan perang pada Selasa, 25 Juni 2024, di mana Uni Emirat Arab (UEA) sebagai perantara mengawasi pertukaran tersebut. Pertukaran tawanan perang ini merupakan yang terbaru dalam rangkaian pertukaran yang mereka lakukan secara berkala selama perang Ukraina sejak Februari 2022.
Pertukaran terakhir terjadi pada 31 Mei 2024, ketika masing-masing Rusia dan Ukraina menyerahkan 75 tawanan perang, juga dengan UEA bertindak sebagai perantara. Itu merupakan pertukaran pertama dalam hampir empat bulan.
Rusia mengatakan para tawanan yang dibawa pulang kemarin menghadapi bahaya mematikan selama ditahan di Ukraina. Dalam sebuah unggahan di aplikasi pesan Telegram, Kementerian Pertahanan Rusia menulis, “Sebagai hasil negosiasi, 90 tawanan perang Rusia yang berisiko mati di ruang penahanan akan dikembalikan dari wilayah yang berada di bawah kendali Kyiv.”
Ukraina mengatakan para tawanan yang kembali termasuk tentara yang mempertahankan pabrik baja Azovstal dalam pengepungan tiga bulan pada 2022, sementara yang lainnya ditawan ketika pasukan Rusia merebut pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Chornobyl yang sudah tidak berfungsi lagi.
UEA mengatakan tindakannya sebagai perantara dapat dilakukan dengan menjaga kontak baik dengan kedua negara, yang telah berperang selama 28 bulan. Kementerian Pertahanan Rusia berkata para tahanan Rusia dapat kembali ke rumah “dengan partisipasi Uni Emirat Arab sebagai perantara dalam kapasitas kemanusiaan”.
Para tahanan Rusia yang dibebaskan akan diterbangkan ke ibu kota Moskow, di mana mereka akan menjalani pemeriksaan kesehatan, kata kementerian tersebut. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan sebagian besar prajurit yang dibebaskan adalah prajurit dan sersan, dan pertukaran tersebut merupakan langkah lain dalam proses memulangkan semua tahanan.
“Kami akan mengembalikan tahanan yang lain dengan cara yang sama,” katanya dalam pidato video malamnya. “Kami mencari kebenaran tentang semua orang – di mana seseorang berada, dalam kondisi apa, apa yang diperlukan agar mereka bisa kembali.”
Zelensky berterima kasih kepada UEA karena memfasilitasi pertukaran tersebut dan berjanji untuk terus melanjutkan upaya memulangkan mereka yang masih ditahan. Dmytro Lubinets, Komisaris Hak Asasi Manusia di Parlemen Ukraina, mengatakan mereka yang kembali dari penawanan akan menjalani pemeriksaan kesehatan dan menerima bantuan untuk melanjutkan hidup mereka. Sebuah video yang diunggah di saluran Telegram Presiden Ukraina memperlihatkan para tawanan laki-laki turun dari bus, kemudian disambut dan diberi bendera Ukraina berwarna biru dan kuning untuk digantungkan di bahu mereka.
Kementerian Luar Negeri UEA, dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh kantor berita negara WAM, mengatakan mediasi telah terbukti berhasil karena memanfaatkan “hubungan dan kemitraan yang berbeda dengan kedua belah pihak, termasuk sebagai mediator yang dapat diandalkan di antara kedua pihak”. Sejak dimulainya perang Ukraina, UEA telah mempertahankan sikap netral mengenai konflik tersebut dan terus melakukan mediasi antara kedua belah pihak untuk pertukaran tahanan.
REUTERS
Pilihan editor: Putin Tuduh Ukraina Tembak Pesawat Rusia yang Angkut Tawanan Perang
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini