Indonesia dan Suriname Kerja Sama Lindungi Pesisir dan Rehabilitasi Mangrove

Reporter

Antara

Jumat, 24 Mei 2024 05:00 WIB

Ilustrasi hitan magrove. pexels

TEMPO.CO, Jakarta - Momen gelaran World Water Forum ke-10 di Bali menjadi tonggak penting dalam hubungan bilateral antara Indonesia dan Republik Suriname dalam berkolaborasi melindungi pesisir dan rehabilitasi mangrove. Melalui keterangan Tim Komunikasi dan Media World Water Forum ke-10 di Badung, Bali, Kamis, 23 Mei 2024, diketahui Suriname menunjukkan minat yang besar terhadap proyek unit penangkapan sedimen yang sukses diimplementasikan di Demak, Jawa Tengah dan kemudian diformalkan dalam bentuk Memorandum of Understanding (MoU).

Kerja sama tersebut dilatarbelakangi upaya memajukan dan memfasilitasi perlindungan lingkungan pesisir dan rehabilitasi mangrove dengan tujuan meningkatkan manfaat ekologi, sosial, dan ekonomi dari ekosistem mangrove bagi kedua negara serta berkontribusi dalam mengatasi dampak buruk perubahan iklim global. Area kerja sama yang tercakup dalam MoU meliputi aspek-aspek perubahan iklim yang disepakati bersama.

Area kerja sama lainnya yang tercakup dalam MoU itu adalah rehabilitasi mangrove melalui pendekatan berbasis ekosistem dan solusi berbasis alam, termasuk teknik unit penangkapan sedimen, pemeliharaan, serta pemantauan data. Lalu, terdapat kesepakatan mengelola lingkungan pesisir dan juga area kerja sama lainnya yang disepakati bersama oleh kedua pihak.

Sementara bentuk kerja sama yang diatur dalam MoU ini meliputi pertukaran kunjungan ahli/personel, pengetahuan, pengalaman, dan praktik terbaik, bantuan teknis, peningkatan kapasitas, dan bentuk kerja sama lainnya yang disepakati bersama oleh kedua pihak. Adapun kedua negara pada 25 Januari 2024 telah menandatangani MoU mengenai Kerja Sama dalam Perlindungan Lingkungan Pesisir dan Rehabilitasi Mangrove.

Penandatanganan dilakukan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Republik Indonesia Siti Nurbaya dan Menteri Perencanaan Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Republik Suriname Marciano Dasai. Saat itu Menteri Perencanaan Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Republik Suriname menyampaikan surat kepada Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia untuk mengajukan kolaborasi melalui pertukaran pengetahuan dan bantuan teknis terkait perlindungan pesisir hijau dan rehabilitasi mangrove.

Advertising
Advertising

Hubungan bilateral Indonesia-Suriname telah berlangsung sejak Agustus 1951 ketika Suriname masih berada di bawah pemerintahan Belanda, melalui kantor perwakilan pada tingkat Komisariat di Paramaribo. Melalui kerja sama yang baru ini, diharapkan dapat memperkuat hubungan bilateral dan membawa manfaat nyata bagi perlindungan lingkungan dan rehabilitasi ekosistem di kedua negara.

Pilihan editor: Dmitry Peskov Sebut Pembekuan Aset Rusia oleh Uni Eropa adalah Pelanggaran Keuangan Global

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Berita terkait

Mahkamah Agung dan Australia Memperkuat Kerja Sama Peradilan

12 jam lalu

Mahkamah Agung dan Australia Memperkuat Kerja Sama Peradilan

Mahkamah Agung menandatangani dua MoU dengan Australian Federal Court dan Federal Circuit and Family Court of Australia di Jakarta.

Baca Selengkapnya

BKKBN Ungkap Kaitan Perubahan Iklim dan Masalah Kehamilan

1 hari lalu

BKKBN Ungkap Kaitan Perubahan Iklim dan Masalah Kehamilan

Perubahan iklim disebut dapat memicu berbagai masalah kehamilan. Salah satunya kelahiran prematur. Berikut penjelasan kepala BKKBN.

Baca Selengkapnya

Kritik Tanggul Laut Semarang, Walhi Jateng Minta Pemerintah Kembalikan Ekosistem Mangrove

2 hari lalu

Kritik Tanggul Laut Semarang, Walhi Jateng Minta Pemerintah Kembalikan Ekosistem Mangrove

Walhi Jateng mengkritik proyek pembangunan tanggul laut di Semarang Utara, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Sidang SB UNFCCC ke-60: Perdagangan Karbon Luar Negeri Harus dengan Otorisasi

3 hari lalu

Sidang SB UNFCCC ke-60: Perdagangan Karbon Luar Negeri Harus dengan Otorisasi

Indonesia mendorong peran para pihak dalam kontribusi NDC melalui Kerjasama Luar Negeri tanpa transfer unit karbon ke luar negeri

Baca Selengkapnya

Thailand Incar Keanggotaan BRICS dan OECD

5 hari lalu

Thailand Incar Keanggotaan BRICS dan OECD

Thailand mengincar keanggotaan di BRICS pada pertemuan puncak selanjutnya dan sedang menyusun peta jalan aksesi OECD.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Arab Saudi: Jemaah Haji Meninggal hingga Pengaruh Perubahan Iklim

5 hari lalu

Cuaca Panas Arab Saudi: Jemaah Haji Meninggal hingga Pengaruh Perubahan Iklim

Cuaca panas Arab Saudi dipengaruhi krisis iklim

Baca Selengkapnya

Bicara Karbon Biru di Jerman, KKP Desak Perlu Teknologi Sistem Pemantauan Laut

6 hari lalu

Bicara Karbon Biru di Jerman, KKP Desak Perlu Teknologi Sistem Pemantauan Laut

Kehadiran KKP di Jerman menyampaikan posisi Indonesia pada Ocean and Climate Change Dialogue.

Baca Selengkapnya

Sedikitnya 550 Jemaah Meninggal Selama Ibadah Haji 2024, Mayoritas Warga Mesir

6 hari lalu

Sedikitnya 550 Jemaah Meninggal Selama Ibadah Haji 2024, Mayoritas Warga Mesir

Setidaknya 550 jamaah meninggal selama ibadah haji 2024, 323 diantaranya adalah warga Mesir.

Baca Selengkapnya

2 Tahun Perang di Ukraina , Rusia Bertanggung Jawab untuk Emisi Karbon 175 Ton

6 hari lalu

2 Tahun Perang di Ukraina , Rusia Bertanggung Jawab untuk Emisi Karbon 175 Ton

Dua tahun pertama perang Rusia di Ukraina ditaksir telah dan akan menyebabkan emisi gas rumah kaca sebesar ekuivalen 175 ton karbon dioksida.

Baca Selengkapnya

Atraksi Wisata Baru di Labuan Bajo, Wisatawan Bisa Kayaking Menyusuri Hutan Mangrove

8 hari lalu

Atraksi Wisata Baru di Labuan Bajo, Wisatawan Bisa Kayaking Menyusuri Hutan Mangrove

Atraksi ini menawarkan wisatawan aktivitas menyusuri hutan mangrove yang asri di antara terpaan sinar matahari yang hangat Labuan Bajo.

Baca Selengkapnya