Ini Faktor-faktor yang Mungkin Menyebabkan Kecelakaan Helikopter Presiden Iran
Editor
Ida Rosdalina
Rabu, 22 Mei 2024 14:26 WIB
Sanksi AS
Menurut surat kabar yang sama, setelah Shah digulingkan, Iran terus menggunakan banyak pesawat buatan AS "tetapi menghadapi kesulitan untuk mendapatkan suku cadang karena sanksi Amerika."
Kantor berita semi-resmi Iran, Mehr News Agency, pada Maret mengutip deputi departemen ilmiah pengembangan ekonomi berbasis pengetahuan, Javad Mashayekh, yang mengatakan bahwa negara tersebut akhirnya menjadi 100% mandiri dalam memasok suku cadang pesawat. Ia tidak mengatakan secara spesifik tentang suku cadang untuk helikopter.
Mashayekh dilaporkan oleh Kantor Berita Mehr mengatakan bahwa sebelumnya Iran "sangat bergantung" pada sumber-sumber asing untuk suku cadang semacam itu dan bahwa sanksi AS yang diberlakukan terhadap program nuklir Iran "menyebabkan tantangan dalam hal ini."
Dalam sebuah komentar yang diterbitkan oleh Gulf International Forum, jurnalis Kourosh Ziabari menulis bahwa "industri penerbangan Iran telah dirusak oleh pengabaian selama bertahun-tahun, kurangnya investasi, dan sanksi-sanksi yang melelahkan" dan bahwa "kecelakaan terus terjadi dan standar keselamatan transportasi udara terus menurun."
Penyebab Misterius
Tidak ada yang langsung menunjukkan sabotase sebagai kemungkinan dalam kasus kecelakaan helikopter di Iran, tetapi menggunakan "kecelakaan" penerbangan sebagai cara untuk melenyapkan pemimpin nasional atau saingan politik telah dicurigai di masa lalu.
Agustus lalu, Yevgeny Prigozhin, kepala kelompok tentara bayaran Wagner Rusia, yang memimpin kudeta yang gagal terhadap Kremlin, tewas ketika jet pribadi yang ditumpanginya jatuh ke sebuah ladang di luar Moskow. Banyak yang percaya bahwa penghancuran pesawat tersebut diperintahkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin.
Pada April 1994, Presiden Rwanda Juvénal Habyarimana, seorang suku Hutu, terbunuh ketika pesawat yang ditumpanginya ditembak jatuh oleh sebuah rudal - sebuah insiden yang memicu genosida Rwanda. Penyelidikan tidak membawa tuntutan terhadap para tersangka pelaku.
Dan pada 1988, Presiden Pakistan Muhammad Zia-ul-Haq terbunuh ketika pesawat angkut C-130 yang ia tumpangi tiba-tiba jatuh tak lama setelah lepas landas dari bandara di kota Bahawalpur, Pakistan bagian timur. Pada saat itu, para saksi mata melaporkan bahwa pesawat terbang secara tidak menentu dan kemudian jatuh.
Sebuah laporan resmi Pakistan kemudian menyimpulkan bahwa "dengan tidak adanya alasan teknis, satu-satunya kemungkinan penyebab lain dari kecelakaan tersebut adalah terjadinya tindakan kriminal atau sabotase."
NPR
Pilihan Editor: Ebrahim Raisi Wafat, Iran Pastikan Tetap Dukung Palestina