Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

Reporter

Nabiila Azzahra

Editor

Ida Rosdalina

Rabu, 24 April 2024 21:18 WIB

Rusia Balas Sanksi Amerika Serikat dan Uni Eropa

TEMPO.CO, Jakarta - Kedutaan Besar Federasi Rusia untuk Indonesia mengatakan Rusia menjadi lebih kuat di bawah sanksi dari negara-negara Barat. Veronika Novoseltseva sebagai chargé d’affaires atau kuasa usaha kedubes mengatakan efek yang diinginkan dari penerapan sanksi-sanksi tersebut justru berbanding terbalik.

Hal tersebut ia sampaikan saat memberikan pengarahan pers bersama atase pertahanan kedubes Maxim Lukyanov di Jakarta Selatan pada Rabu, 24 April 2024.

“Rusia di bawah sanksi menjadi lebih kuat. Efek dari sanksi yang diterapkan oleh Amerika dan sekutunya justru terbalik,” katanya.

“Mereka ingin menakuti Rusia, ingin merusak Rusia, ingin memecahbelah masyarakat Rusia. Tetapi lihatlah pemilu presiden di Rusia – Presiden (Vladimir) Putin dapat dukungan yang paling tinggi dibanding periode-periode sebelumnya,” kata dia, merujuk pada pemilu yang berlangsung pada 15 – 17 Maret lalu.

Pemilu tersebut banyak dikritik oleh negara-negara Eropa dan Amerika Serikat. Negara-negara Eropa mengecamnya karena pemilu tersebut berlangsung di wilayah-wilayah yang diduduki Rusia, sehingga disebut sebagai sebagai pelanggaran ilegal terhadap kedaulatan Ukraina.

Sementara, AS mengkritik Putin yang telah memenjarakan lawan politiknya dan dinilai telah menutup ruang politik. Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan “beberapa lawan politiknya meninggal secara tragis”, setelah kematian aktivis antirasuah Alexei Navalny di penjara Rusia pada Februari lalu.

Di bawah kepemimpinan Putin, Rusia hingga sekarang masih melancarkan invasi di Ukraina sejak 24 Februari 2022.

Negara-negara Barat telah menjatuhkan berbagai sanksi terhadap Rusia atas invasi militernya itu. Terbaru, AS dan Inggris pada 12 April lalu melarang bursa perdagangan logam menerima aluminium, tembaga dan nikel baru yang diproduksi oleh Rusia dan melarang impor logam tersebut ke AS dan Inggris.

Rusia merupakan produsen utama di dunia untuk aluminium, tembaga, dan nikel. Sanksi terbaru ini bertujuan untuk mengganggu pendapatan ekspor Rusia di tengah invasi yang telah menewaskan dan melukai puluhan ribu orang serta membuat kota-kota Ukraina menjadi puing-puing.

Uni Eropa juga turut membebankan sanksi terhadap Rusia, dengan menyetujui paket sanksi ke-13 pada Februari lalu untuk melarang hampir 200 entitas dan individu yang dituduh membantu Moskow mendapatkan senjata atau terlibat dalam penculikan anak-anak Ukraina.

Veronika mengatakan industri-industri Rusia kini justru menjadi lebih kuat di bawah gempuran sanksi. “Rusia sekarang punya industri sendiri. Memproduksi pesawat lebih banyak, memproduksi mobil, semua peralatan yang dibutukan. Bahkan mengekspor juga.”

Ia mengatakan para petani di Rusia menjadi kalangan yang paling bahagia saat ini. “Karena dulu kami membeli sayuran banyak dari Eropa. Sekarang memproduksi sendiri dengan harga bagus, mutu bagus, tanpa kimia, nitrat dan pestisida, jadi bersih sekali. Harga cocok untuk pembeli karena diproduksi dalam negeri,” tuturnya.

NABIILA AZZAHRA A. | REUTERS

Berita terkait

Percobaan Pembunuhan Perdana Menteri Slovakia Robert Fico, Ini Respons Putin, Zelensky, dan Joe Biden

10 jam lalu

Percobaan Pembunuhan Perdana Menteri Slovakia Robert Fico, Ini Respons Putin, Zelensky, dan Joe Biden

Perdana Menteri Slovakia Robert Fico alami percobaan pembunuhan. Begini respons pimpinan dunia seperti Putin, Zelensky, Joe Biden hingga Rishi Sunak.

Baca Selengkapnya

Bantuan Kemanusiaan Mulai Masuk ke Gaza Lewat Dermaga Buatan Amerika Serikat

16 jam lalu

Bantuan Kemanusiaan Mulai Masuk ke Gaza Lewat Dermaga Buatan Amerika Serikat

Amerika Serikat mulai mengirimkan bantuan kemanusiaan melalui dermaga terapung buatannya di lepas pantai Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Joe Biden Tanda Tangani Rancangan Undang-undang Penerbangan

1 hari lalu

Joe Biden Tanda Tangani Rancangan Undang-undang Penerbangan

Rancangan undang-undang penerbangan yang ditanda-tangani Joe Biden diharapkan bisa meningkatkan kualitas di sejumlah sektor.

Baca Selengkapnya

26 Perusahaan Kapas dari Cina Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat

1 hari lalu

26 Perusahaan Kapas dari Cina Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat

26 perusahaan kapas asal Cina tak bisa melakukam impor ke Amerika Serikat karena diduga melakukan kerja paksa ke minoritas warga Uighur.

Baca Selengkapnya

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

1 hari lalu

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

PBB menyebut dermaga terapung yang baru saja selesai dibangun di Gaza untuk pengiriman bantuan dinilai kurang layak dibandingkan jalur darat

Baca Selengkapnya

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

1 hari lalu

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

RUU tersebut diperkirakan tidak akan menjadi undang-undang, tetapi lolosnya beleid itu di DPR AS menunjukkan kesenjangan pada tahun pemilu soal Israel

Baca Selengkapnya

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

2 hari lalu

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

Putin dan Xi Jinping sepakat memperdalam kemitraan strategis mereka sekaligus mengecam Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

2 hari lalu

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

Seorang anggota Kongres AS mendorong resolusi yang mengakui peristiwa Nakba dan hak pengungsi Palestina.

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

2 hari lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

2 hari lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya