Mengenang Presiden Rusia Pertama Boris Yeltsin yang Meninggal 17 Tahun Lalu

Rabu, 24 April 2024 08:52 WIB

Mantan Presiden Bill Clinton menyeka air mata tawa saat ia berbicara pada mantan Presiden Rusia Boris Yeltsin di New York, 23 Oktober 1995. [REUTERS / Rick Wilking]

TEMPO.CO, Jakarta - Setiap 23 April rakyat Rusia memperingati hari kematian presiden pertama mereka Boris Yeltsin yang meninggal dunia pada 2007.

Dikutip dari laman Kementerian Sekretariat Negara Yeltsin meninggal dunia akibat gagal jantung di Central Clinical Hospital pada usia 76 tahun.

Setelah Uni Soviet terpecah, Rusia berdiri sebagai sebuah negara pada tahun 1990. Boris Yeltsin menjadi Presiden Pertama negara Rusia yang menjabat dua periode mulai dari 10 Juli 1991 hingga 31 Desember 1999. Yeltsin didapuk sebagai pemimpin negara Rusia yang sebelumnya merupakan seorang politikus karir.

Pada masa pemerintahannya, ia terkenal karena berbagai kontroversi mulai dari pemecatan banyak pejabat, pengetatan kebijakan politil hingga konflik yang terjadi di berbagai wilayah. Yang kemudian diakhiri dengan pengunduran dirinya.

Profil Boris Yeltsin

Dikutip dari artikel yang dirilis Britannica Yeltsin lahir di sebuah kota kecil Sverdlovsk sekarang Yekaterinburg pada 1 Februari 1931. Dirinya berasal dari keluarga petani, hal ini diketahui dari riwayat kakek dan neneknya. Namun, setelah kepemimpinan Stalin hak produksi keluarganya di tanah mereka harus dicabut dan ayahnya harus ditangkap saat gembar-gembor kebijakan pembersihan kala itu.

Tahun 1937 ayah Yeltsin dibebaskan dari kamp penjara Gulag. Kemudian ayahnya menjadi buruh di sebuah pabrik dan disusul oleh dirinya di tempat yang sama. Di pabrik itu, jiwa aktivis Yeltsin lahir bersama kawan seusianya untuk memberontak. Dalam pemberontakan berdarah itu Presiden yang menggulingkan dominasi Mikhail Gorbachev ini harus kehilangan dua jari akibat melempar granat.

Karir Politik

Advertising
Advertising

Karir politik Yeltsin dimulai setelah masa pendidikan. Masih dari Britannica pergi ke Institut Politeknik Ural sambil bekerja di berbagai proyek konstruksi di oblast Sverdlovsk dari tahun 1955 hingga 1968. Kemudian ia memutuskan untuk bergabung dengan Partai Komunis pada tahun 1961. Pada tahun 1968 ia mulai bekerja tetap di partai tersebut. Tahun 1976 ia didapuk menjadi sekretaris pertama komtie partai di Oblast Sverdlovsk. Dari situ ia mengenal Gorbachev, yang kemudian menjadi kawannya di kota Stavropol.

Pada tahun 1986 Gorbachev berkuasa, ia memilih Yeltsin untuk memberantas korupsi di organisasi partai Moskow dan mengangkatnya menjadi anggota Politbiro namun hanya sebagai anggota tanpa hak suara pada tahun berikutnya.

Sebagai ketua partai di Moskow, Yeltsin membuktikan diri sebagai seorang reformis yang mampu dan bertekad. Namun, karena perbedaan pendapatan ia mulai menjauhkan diri dari Gorbachev. Setelah itu dia mulai terang-terangan mengkritik lambatnya reformasi di pertemuan partai, menantang partai konservatif, dan bahkan mengkritik Gorbachev sendiri. Karena itu ada harga yang harus dibayar, ia kehilangan jabatannya.

Gebrakan-gebrakan yang ia lakukan selama ia menjabat malah membuat popularitas Yeltsin di masyarakat semakin meroket. Ia memanfaatkan itu untuk membuatnya mendapat suara mengalahkan Gorbachev di pemilihan parlemen tahun 1989. Tahun berikutnya ia meraih kemenangan telak serupa dalam perlombaan untuk parlemen Rusia, menjadi ketua dan kemudian meninggalkan keanggotaannya di Partai Komunis.

Kemenangannya dalam pemilihan presiden republik Rusia yang langsung untuk pertama kalinya Juni 1991 dipandang sebagai tugasnya untuk melakukan reformasi ekonomi. Secara singkat kudeta terhadap Gorbachev oleh komunis garis keras berlangsung pada bulan Agustus tahun 1991.

Kala itu Boris Yeltsin menentang para pemimpin kudeta dan melakukan perlawanan di Moskow sambil menyerukan kembalinya Gorbachev. Ketika kudeta gagal beberapa hari setelah dimulainya, Yeltsin muncul sebagai tokoh politik paling berkuasa di negara tersebut.

SAVINA RIZKY HAMIDA MAGANG PLUS| DELFI ANA HARAHAP | BRITANNICA
Pilihan editor: Hari Ini di 1991 Boris Yeltsin Presiden Pertama Rusia Bertugas, Pernah Menjadi Mentor Putin

Berita terkait

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

5 jam lalu

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

Ketua parlemen Rusia mengecam Uni Eropa yang melarang distribusi empat media Rusia. Hal itu sama dengan menolak menerima sudut pandang alternatif

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

2 hari lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

3 hari lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

3 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

3 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

3 hari lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

3 hari lalu

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

Jaksa ICC disebut takut terhadap ancaman dari Kongres AS dan dipertanyakan independensinya.

Baca Selengkapnya

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

5 hari lalu

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

Calon menhan Rusia yang ditunjuk oleh Presiden Vladimir Putin menekankan perlunya kesejahteraan yang lebih baik bagi personel militer.

Baca Selengkapnya

Siapakah Andrei Belousov, Menteri Pertahanan Pilihan Putin?

5 hari lalu

Siapakah Andrei Belousov, Menteri Pertahanan Pilihan Putin?

Presiden Rusia Vladimir Putin secara mengejutkan mengusulkan Andrei Belousov, seorang sipil ekonom menjadi menteri pertahanan.

Baca Selengkapnya

Rusia Rebut 5 Desa di Kharkiv dari Ukraina Lewat Pertempuran Sengit

6 hari lalu

Rusia Rebut 5 Desa di Kharkiv dari Ukraina Lewat Pertempuran Sengit

Rusia merebut lima desa dari Ukraina di wilayah Kharkiv. Rusia melakukan serangan besar-besaran di akhir pekan lalu.

Baca Selengkapnya