AS akan Jatuhkan Sanksi pada Batalion Israel atas Pelanggaran HAM, Netanyahu: Saya Lawan!

Reporter

Tempo.co

Senin, 22 April 2024 09:57 WIB

PM Israel Benyamin Netanyahu dan istrinya, Sara. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan akan melawan sanksi apa pun yang dijatuhkan pada unit militer Israel atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia terhadap warga Palestina, setelah media Amerika Serikat melaporkan bahwa Washington merencanakan langkah tersebut.

Situs berita Axios yang berbasis di AS pada Sabtu melaporkan bahwa Washington berencana untuk menjatuhkan sanksi terhadap batalion Netzah Yehuda Israel yang beroperasi di wilayah pendudukan Tepi Barat.

Media Israel juga mengidentifikasi unit yang diperkirakan menjadi sasaran adalah Netzah Yehuda – sebuah batalion infanteri yang didirikan sekitar seperempat abad yang lalu untuk memasukkan orang-orang Yahudi ultra-Ortodoks ke dalam militer.

Pada Jumat, AS mengumumkan serangkaian sanksi baru terkait dengan pemukim Israel di Tepi Barat yang diduduki, yang merupakan tanda terbaru meningkatnya rasa frustrasi Washington terhadap kebijakan Netanyahu, yang pemerintahan koalisinya bergantung pada partai-partai ekstremis syapa kanan dengan konstituen para pemukim ilegal.

“Jika ada yang berpikir mereka dapat menjatuhkan sanksi pada satu unit [tentara Israel] – saya akan melawannya dengan seluruh kekuatan saya,” kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan pada Ahad.

Advertising
Advertising

Menteri Kabinet Perang Israel Benny Gantz dalam kesempatan terpisah mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dia telah berbicara dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan memintanya untuk mempertimbangkan kembali masalah tersebut.

Gantz mengatakan sanksi seperti itu merupakan sebuah kesalahan karena akan merugikan legitimasi Israel selama masa perang.

Blinken mengatakan pada Jumat bahwa dia membuat “keputusan” terkait tuduhan bahwa Israel melanggar serangkaian undang-undang AS yang melarang pemberian bantuan militer kepada individu atau unit pasukan keamanan yang melakukan pelanggaran berat hak asasi manusia.

Blinken, tanpa memberikan rincian, mengatakan departemennya sedang melakukan penyelidikan berdasarkan undang-undang yang melarang pengiriman bantuan militer ke unit keamanan asing yang melanggar hak asasi manusia tanpa mendapat hukuman.

“Saya pikir adil untuk mengatakan bahwa Anda akan melihat hasilnya segera. Saya telah mengambil keputusan; Anda dapat berharap untuk melihatnya di hari-hari mendatang,” kata Blinken.

Secara terpisah, pemimpin Partai Buruh Israel Merav Michaeli menyerukan pembubaran unit tentara Netzah Yehuda, dengan mengatakan bahwa unit tersebut membunuh warga Palestina “tanpa alasan yang jelas”.

“Sanksi tersebut merupakan pengakuan atas kenyataan dan pemahaman bahwa tindakan Israel di wilayah tersebut tidak dapat dilanjutkan,” kata Michaeli pada X pada Ahad.

“Tindakan kekerasan dan korup yang dilakukan batalion Netzah Yehuda dan orang-orang di sekitarnya telah diketahui selama bertahun-tahun, dan tidak ada tindakan yang dilakukan untuk menghentikannya.”

Sanksi ini keluar menyusul laporan organisasi berita investigasi ProPublica pada awal pekan lalu. Laporan ini mengungkap bahwa panel khusus Departemen Luar Negeri AS, yang dikenal sebagai Israel Leahy Vetting Forum, telah merekomendasikan kepada Blinken beberapa bulan lalu agar beberapa unit militer dan polisi Israel didiskualifikasi dari menerima bantuan AS. Hal ini setelah adanya tuduhan pelanggaran hak asasi manusia.

Insiden yang menjadi sasaran tuduhan tersebut terjadi di wilayah pendudukan Tepi Barat dan sebagian besar terjadi sebelum perang Israel di Gaza dimulai pada 7 Oktober, kata outlet tersebut.

Sebelum perang Gaza, kekerasan telah meningkat di Tepi Barat, dan kekerasan ini terus meningkat seiring dengan seringnya serangan militer Israel, pemukim Israel mengamuk di desa-desa Palestina, dan serangan Palestina terhadap pasukan dan pemukim Israel.

Pada 2022, komandan batalion Netzah Yehuda ditegur dan dua petugas dipecat atas kematian seorang warga Amerika keturunan Palestina lanjut usia yang ditahan oleh tentara unit tersebut di Tepi Barat, sebuah insiden yang menimbulkan kekhawatiran di Washington.

Ada beberapa insiden lain dalam beberapa tahun terakhir, beberapa di antaranya terekam dalam video, di mana tentara Netzah Yehuda dituduh atau didakwa melakukan pelecehan terhadap tahanan Palestina.

Militer Israel mengatakan batalyon Netzah Yehuda merupakan unit tempur aktif yang beroperasi sesuai prinsip hukum internasional.

Tentara Israel mengatakan bahwa “setelah adanya publikasi mengenai sanksi terhadap batalion tersebut”, mereka “tidak mengetahui masalah tersebut”.

“Jika keputusan sudah diambil mengenai masalah ini, maka hal itu akan ditinjau kembali,” katanya, dan berjanji untuk “terus berupaya menyelidiki kejadian yang tidak biasa dengan cara yang praktis dan sesuai dengan hukum”.

Pilihan Editor: AS Beri Sanksi Teman Ben-Gvir dan Entitas yang Membiayai Pemukim Ekstremis

AL JAZEERA | REUTERS

Berita terkait

Joe Biden: RUU Penerbangan hingga Tarif Impor dari Cina

3 jam lalu

Joe Biden: RUU Penerbangan hingga Tarif Impor dari Cina

Joe Biden menandatangani rancangan undang-undang penerbangan yang bisa meningkatkan (kualitas) staf pengawas lalu-lintas udara

Baca Selengkapnya

OCHA Ingatkan Warga Sudan Terancam Kelaparan dan Wabah Penyakit

3 jam lalu

OCHA Ingatkan Warga Sudan Terancam Kelaparan dan Wabah Penyakit

Dari total sumbangan dana USD2.7 miliar (Rp43 triliun) yang dibutuhkan, baru 12 persen yang diterima OCHA untuk mengatasi kelaparan di Sudan.

Baca Selengkapnya

Israel Ancam Serang Rafah, Uni Emirat Arab Rasakan Ketegangan Meningkat

5 jam lalu

Israel Ancam Serang Rafah, Uni Emirat Arab Rasakan Ketegangan Meningkat

Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab memperingatkan adanya peningkatan ketegangan di Timur Tengah menyusul meluasnya invasi tentara Israel ke Rafah.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia; Kaledonia Baru Rusuh dan Kisah Laki-laki Aljazair yang Ditemukan setelah Diculik 20 Tahun

6 jam lalu

Top 3 Dunia; Kaledonia Baru Rusuh dan Kisah Laki-laki Aljazair yang Ditemukan setelah Diculik 20 Tahun

Top 3 dunia, di urutan pertama berita tentang Kaledonia Baru yang berstatus darurat nasional setelah reformasi pemilu diprotes dan berujung ricuh.

Baca Selengkapnya

Joe Biden Tanda Tangani Rancangan Undang-undang Penerbangan

15 jam lalu

Joe Biden Tanda Tangani Rancangan Undang-undang Penerbangan

Rancangan undang-undang penerbangan yang ditanda-tangani Joe Biden diharapkan bisa meningkatkan kualitas di sejumlah sektor.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri dan Mer-C Saling Kontak soal Kondisi WNI di Gaza

17 jam lalu

Kementerian Luar Negeri dan Mer-C Saling Kontak soal Kondisi WNI di Gaza

Kementerian Luar Negeri melakukan kontak setiap hari dengan para relawan Mer-C untuk memonitor kondisi mereka

Baca Selengkapnya

26 Perusahaan Kapas dari Cina Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat

17 jam lalu

26 Perusahaan Kapas dari Cina Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat

26 perusahaan kapas asal Cina tak bisa melakukam impor ke Amerika Serikat karena diduga melakukan kerja paksa ke minoritas warga Uighur.

Baca Selengkapnya

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

21 jam lalu

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

PBB menyebut dermaga terapung yang baru saja selesai dibangun di Gaza untuk pengiriman bantuan dinilai kurang layak dibandingkan jalur darat

Baca Selengkapnya

Daftar Negara yang Mendukung Palestina, Ada Indonesia

22 jam lalu

Daftar Negara yang Mendukung Palestina, Ada Indonesia

Mulai dari Indonesia hingga Afrika Selatan, berikut ini adalah negara yang mendukung Palestina melawan agresi Israel

Baca Selengkapnya

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

23 jam lalu

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

RUU tersebut diperkirakan tidak akan menjadi undang-undang, tetapi lolosnya beleid itu di DPR AS menunjukkan kesenjangan pada tahun pemilu soal Israel

Baca Selengkapnya