Setelah 6 Bulan Perang di Gaza, Bagaimana Dukungan Eropa terhadap Palestina?
Reporter
Tempo.co
Editor
Ida Rosdalina
Minggu, 14 April 2024 08:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Spanyol dan Irlandia bertemu Jumat untuk membahas rencana kolektif untuk mengakui kenegaraan Palestina. Pertemuan ini dilakukan ketika jumlah korban tewas akibat perang Israel di Gaza telah melampaui 33.000 orang.
Meningkatnya jumlah korban jiwa, kelaparan dan kehancuran infrastruktur di daerah kantong yang terkepung tersebut telah mengakibatkan meningkatnya kritik internasional terhadap Israel. Di Eropa, kekhawatiran atas perang Israel di Gaza juga telah menyebabkan pergeseran posisi - termasuk lebih banyak negara yang mempertimbangkan kemungkinan untuk mengakui negara Palestina.
Berikut ini adalah posisi mereka - dan bagaimana mereka berubah.
Apa kata Irlandia dan Spanyol tentang kenegaraan Palestina?
Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez bertemu dengan pemimpin Irlandia yang baru saja dilantik, Simon Harris, di Dublin pada Jumat. Baik Spanyol maupun Irlandia dalam beberapa pekan terakhir telah mengkonfirmasi bahwa mereka akan mengakui negara Palestina.
Ini adalah pertemuan pertama dari sekian banyak pertemuan yang akan dilakukan Sanchez dalam minggu depan untuk menggalang dukungan bagi pengakuan Palestina.
Sanchez juga bertemu dengan perdana menteri Norwegia, Irlandia, Portugal, Slovenia dan Belgia, kata juru bicara pemerintah Pilar Alegria kepada para wartawan.
"Kami ingin menghentikan bencana kemanusiaan di Gaza dan membantu memulai proses perdamaian politik yang mengarah pada realisasi solusi dua negara sedini mungkin," kata Alegria.
Selama perang yang dimulai pada 7 Oktober, Irlandia dan Spanyol telah muncul sebagai pendukung terbesar Palestina di Uni Eropa (UE).
Apakah negara-negara lain di Eropa mengubah posisi mereka?
Dalam sebuah pertemuan puncak pada 22 Maret lalu, para pemimpin Irlandia dan Spanyol juga bergabung dengan rekan-rekan mereka dari Slovenia dan Malta untuk berkomitmen pada pengakuan negara Palestina.
Saat ini, hanya delapan dari 27 anggota Uni Eropa yang mengakui Palestina sebagai sebuah negara: Polandia, Bulgaria, Rumania, Hungaria, Ceko, Slovakia, Swedia dan Siprus.
Jika Irlandia, Spanyol, Slovenia dan Malta bergabung dengan mereka, jumlah anggota Uni Eropa yang mengakui negara Palestina akan bertambah menjadi 12 negara.
Namun, Uni Eropa sebagai sebuah badan tidak mengakui Palestina sebagai sebuah negara - meskipun ada berbagai upaya diplomatik selama bertahun-tahun dari dalam blok tersebut untuk melakukannya. Beberapa negara Uni Eropa yang paling kuat dan berpengaruh, termasuk Jerman dan Prancis, berpendapat bahwa kenegaraan Palestina hanya dapat diakui sebagai bagian dari solusi dua negara dengan Israel.
<!--more-->
Apakah posisi Eropa dalam perang ini berubah secara lebih luas?
Israel juga telah menerima kritik dari negara-negara Eropa lainnya selama perang berlangsung. Pada 10 November, Perdana Menteri Belgia Alexander De Croo menganggap operasi militer Israel di Gaza tidak proporsional.
"Jika Anda mengebom seluruh kamp pengungsi dengan tujuan untuk membasmi teroris, saya rasa itu tidak proporsional," ujarnya, namun menegaskan bahwa "Belgia tidak akan berpihak".
Beberapa hari setelah itu, wakil perdana menteri Belgia membuat seruan yang jarang terjadi di Eropa untuk menjatuhkan sanksi terhadap Israel. Dan kemudian pada November, perdana menteri Belgia dan Spanyol mengadakan konferensi pers bersama di Rafah, di sisi perbatasan Mesir dengan Gaza, untuk mengkritik perang Israel.
Ketika Israel menuduh badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) memiliki kaitan dengan serangan Hamas ke Israel selatan pada 7 Oktober, beberapa negara memotong dana untuk UNRWA. Namun, negara-negara Eropa termasuk Rumania, Norwegia, Swiss dan Swedia terus mendukung badan PBB tersebut.
"Kami pikir pemotongan dana tersebut merupakan jawaban yang salah karena hal tersebut berbau hukuman kolektif," ujar Menteri Luar Negeri Norwegia, Espen Barth Eide, kepada Al Jazeera.
Di mana posisi dunia saat ini terhadap Palestina?
Sekutu terbesar Israel, Amerika Serikat, baru-baru ini juga memperingatkan Israel atas rencana operasi darat di Rafah. AS juga tidak memveto resolusi PBB terakhir yang menyerukan gencatan senjata selama Ramadan. Namun, AS terus memasok bantuan militer ke Israel.
Negara-negara lain juga telah mengambil langkah untuk mendukung Palestina. Sementara kasus genosida Afrika Selatan terhadap Israel sedang dalam proses di Mahkamah Internasional (ICJ), Nikaragua juga mengajukan kasus ke ICJ pada Senin yang menyerukan agar Jerman berhenti memasok senjata ke Israel.
Secara keseluruhan, 139 dari 193 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa mengakui Palestina sebagai sebuah negara.
AL JAZEERA
Pilihan Editor: Setelah Lufthansa, Giliran Qantas Airways Hindari Kawasan Timur Tengah