AS, Filipina dan Jepang akan Bahas Laut Cina Selatan pada KTT Trilateral

Jumat, 5 April 2024 18:00 WIB

Kapal militer Tiongkok beroperasi di Whitsun Reef di Laut Cina Selatan, 2 Desember 2023. Penjaga Pantai Filipina/Handout via REUTERS.

TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat, Filipina dan Jepang akan mendiskusikan insiden baru-baru ini di wilayah Laut Cina Selatan yang disengketakan, sebagai salah satu topik bahasan pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) trilateral antara ketiga negara, kata Kementerian Luar Negeri Filipina pada Jumat, 5 April 2024.

Presiden AS Joe Biden akan menjamu Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. pada 11 April 2024 untuk membahas hubungan ekonomi dan Indo-Pasifik. Gedung Putih mengonfirmasi jadwal tersebut pada 18 Maret 2024.

Sekretaris Pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan ketiga pemimpin akan membahas kerja sama trilateral untuk mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif dan teknologi baru, memajukan rantai pasokan energi ramah lingkungan dan kerja sama iklim, serta memajukan perdamaian dan keamanan di Indo-Pasifik dan di seluruh dunia.

Di hari yang sama pada 11 April nanti, Biden juga akan menemui Marcos Jr. di Gedung Putih untuk membahas upaya memperluas kerja sama di bidang keamanan ekonomi, energi bersih, hubungan orang-ke-orang, hak asasi manusia dan demokrasi.

“Presiden akan menegaskan kembali aliansi erat antara AS dan Filipina dan menekankan komitmen AS untuk menegakkan hukum internasional dan mendorong Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka,” kata Jean-Pierre, Maret lalu.

KTT yang dijadwalkan pekan depan tidak ditujukan untuk negara mana pun, kata penjabat Wakil Menteri Luar Negeri Filipina Hans Mohaimin Siriban pada konferensi pers, meskipun ketiga negara telah menyatakan keprihatinan tentang meningkatnya keagresifan Cina di wilayah tersebut.

“Kita bisa mengharapkan adanya keselarasan pandangan di antara ketiga negara mengenai insiden baru-baru ini,” kata Siriban. Ia berujar bahwa ketiga negara diharapkan menghasilkan “pernyataan visi bersama” mengenai hubungan diplomatik mereka.

Cina mengklaim sebagian besar wilayah perairan strategis Laut Cina Selatan, yang berada dalam zona ekonomi eksklusif (ZEE) sejumlah negara ASEAN seperti Filipina, Vietnam, Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam. Pengadilan Arbitrase Permanen pada 2016 mengatakan klaim Cina tidak memiliki dasar hukum.

Filipina dan Cina telah beberapa kali mengalami bentrokan di laut dan perdebatan sengit dalam satu tahun terakhir mengenai sengketa fitur maritim, termasuk insiden bulan lalu saat Cina menggunakan meriam air untuk mengganggu misi pasokan Filipina kepada tentara yang ditempatkan di salah satu atol Laut Cina Selatan.

Siriban membenarkan pernyataan Gedung Putih sebelumnya, bahwa Biden dan Marcos akan mengadakan pertemuan bilateral secara terpisah menjelang KTT trilateral.

REUTERS

Pilihan editor: Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Berita terkait

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

2 jam lalu

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

Seorang anggota Kongres AS mendorong resolusi yang mengakui peristiwa Nakba dan hak pengungsi Palestina.

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

3 jam lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

2 Laga Terakhir Kualifikasi Piala Dunia 2026 yang Ingin Dimenangi Anak Asuh Shin Tae-yong

10 jam lalu

2 Laga Terakhir Kualifikasi Piala Dunia 2026 yang Ingin Dimenangi Anak Asuh Shin Tae-yong

Shin Tae-yong targetkan dua kemenangan dalam dua laga penutup Kualifikasi Piala Dunia 2026. Lawan mana saja?

Baca Selengkapnya

20 Dokter AS Terjebak di Gaza, Gedung Putih Klaim Upayakan Evakuasi

11 jam lalu

20 Dokter AS Terjebak di Gaza, Gedung Putih Klaim Upayakan Evakuasi

Gedung putih mengatakan pemerintah AS berupaya mengevakuasi sekelompok dokter AS yang terjebak di Gaza setelah Israel menutup perbatasan Rafah

Baca Selengkapnya

Target Shin Tae-yong Sapu Bersih Sisa Laga Kualifikasi Piala Dunia 2026, Ini 5 Fakta World Cup 2026

12 jam lalu

Target Shin Tae-yong Sapu Bersih Sisa Laga Kualifikasi Piala Dunia 2026, Ini 5 Fakta World Cup 2026

Shin Tae-yong targetkan dua kemenangan dalam dua laga penutup Kualifikasi Piala Dunia 2026. Berikut fakta-fakta World Cup 2026.

Baca Selengkapnya

All 4 One Gelar Konser di Jakarta 23 Juni, Ini Profil Grup Vokal yang Populerkan Lagu I Swear

13 jam lalu

All 4 One Gelar Konser di Jakarta 23 Juni, Ini Profil Grup Vokal yang Populerkan Lagu I Swear

Grup vokal legendaris dari Amerika Serikat, All 4 One menggelar konser bertajuk All 4 One 30 Years Anniversary Tour di Jakarta pada 23 Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

14 jam lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Anak Buah Biden Ragu Israel Bisa Menang Lawan Hamas di Gaza

15 jam lalu

Anak Buah Biden Ragu Israel Bisa Menang Lawan Hamas di Gaza

Pejabat AS mengatakan Israel tak bisa menang melawan Hamas karena strateginya meragukan.

Baca Selengkapnya

Cina kepada Pemimpin terpilih Taiwan: Pilih Damai atau Perang

21 jam lalu

Cina kepada Pemimpin terpilih Taiwan: Pilih Damai atau Perang

Cina menganggap Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri, namun Taiwan bersikeras pihaknya sudah memiliki pemerintahan independen sejak 1949.

Baca Selengkapnya

Kalah dari Cina, Biden Naikkan Tarif Impor Termasuk Mobil Listrik

1 hari lalu

Kalah dari Cina, Biden Naikkan Tarif Impor Termasuk Mobil Listrik

Biden memutuskan menaikkan tarif impor produk Cina termasuk mobil listrik dan baterainya.

Baca Selengkapnya