Erdogan Kalah, 5 Hal tentang Pemilu Turki

Selasa, 2 April 2024 13:54 WIB

Presiden Turki Tayyip Erdogan menghadiri konferensi pers dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz (tidak dalam gambar) di Kanselir di Berlin, Jerman, 17 November 2023. REUTERS/Liesa Johannssen

TEMPO.CO, Jakarta - Recep Tayyip Erdogan dan partainya pada Ahad, 31 Maret 2024, ketar-ketir dalam pemilu yang menegaskan kembali oposisi sebagai kekuatan politik dan memperkuat Wali Kota Istanbul Ekrem Imamoglu sebagai pesaing utama presiden.

Dikutip dari Al Jazeera, lebih dari 95 persen kotak suara dibuka di Istanbul pada Minggu, 31 Maret 2024, Imamoglu dari Partai Rakyat Republik (CHP) mengeklaim telah mengalahkan kandidat Partai AK yang berkuasa dengan selisih lebih dari satu juta suara.

Kekalahan Erdogan


1. Selisih Suara

Advertising
Advertising

Dikutip dari Reuters, CHP memimpin secara nasional dengan selisih hampir 1 persen suara, yang pertama selama 35 tahun, menurut hasil pemilu. Mert Arslanalp, asisten profesor ilmu politik di Universitas Bogazici Istanbul menjelaskan, ini kekalahan pemilu Erdogan sejak berkuasa pada 2002.

“Imamoglu menunjukkan bahwa ia dapat menjangkau seluruh perpecahan sosio-politik yang mendasari pemilih oposisi di Turki bahkan tanpa dukungan institusional dari mereka,” katanya. “Hal ini menjadikannya saingan paling kompetitif secara politik terhadap rezim Erdogan.”

2. Kebangkitan Imamoglu

Pada 2019, Ekrem Imamoglu memberikan pukulan telak bagi Erdogan ketika ia pertama kali memenangkan Istanbul, mengakhiri 25 tahun pemerintahan Partai AK dan para pendahulu Islamis di kota tersebut, termasuk pencalonan Erdogan sendiri sebagai wali kota pada tahun 1990-an. CHP juga memenangkan Ankara tahun itu.

Para analis mengatakan tekanan ekonomi, termasuk inflasi hampir 70 persen dan perlambatan pertumbuhan yang disebabkan oleh rezim pengetatan moneter yang agresif, kali ini menggerakkan para pemilih untuk menghukum Partai AK.

3. Partai AK

Erdogan menyampaikan pidato suram dan introspektif pada Senin, 1 April 2024. “Ini bukan akhir bagi kami, tapi sebenarnya titik balik. Jika kami melakukan kesalahan, kami akan memperbaikinya,” katanya kepada massa yang berkumpul di markas Partai AK di Ankara, tanpa menyebutkan perubahan yang mungkin ia lakukan dalam partainya atau kebijakan.

4. Sebab Kekalahan Erdogan

Dikutip dari The Sydney Morning Herald, pada pemilu nasional sebelumnya, Erdogan tiba-tiba mengubah kebijakan ekonomi setelah kemenangannya. Hal ini mengakibatkan kenaikan suku bunga secara agresif untuk mengendalikan ekspektasi inflasi yang melonjak.

Meningkatnya dukungan masyarakat terhadap Partai Islam Kesejahteraan Baru (Welfare Party), mengambil sikap yang lebih tegas dibandingkan Erdogan terhadap Israel terkait konflik Gaza, juga melemahkan dukungan Partai AK.

5. Belum Kondusif

Pemilihan umum di Turki memberikan warga pilihan. Namun, meskipun demikian, lingkungan pemilu masih di ada polarisasi. Ini belum sepenuhnya mendukung demokrasi, menurut evaluasi yang dilakukan oleh kelompok pengamat pemilu dari Dewan Eropa pada Senin, 1 April 2024.

NABIILA AZZAHRA | SITA PLANASARI

Pilihan Editor: Erdogan Kalah Telak dalam Pemilu Lokal Turki

Berita terkait

Kementerian Luar Negeri Rusia Mengutuk Upaya Pembunuhan Perdana Menteri Slovakia dan Doakan Lekas Sembuh

15 jam lalu

Kementerian Luar Negeri Rusia Mengutuk Upaya Pembunuhan Perdana Menteri Slovakia dan Doakan Lekas Sembuh

Kementerian Luar Negeri Rusia dengan keras mengutuk serangan pada perdana menteri Slovakia dan mendoakan agar Robert Fico lekas bugar

Baca Selengkapnya

Divonis 8 Tahun Penjara, Sutradara Mohammad Rasoulof Kabur dari Iran

2 hari lalu

Divonis 8 Tahun Penjara, Sutradara Mohammad Rasoulof Kabur dari Iran

Sutradara film Iran Mohammad Rasoulof mengatakan telah meninggalkan Iran setelah dijatuhi hukuman penjara atas tuduhan keamanan nasional

Baca Selengkapnya

Erdogan: 1.000 Anggota Hamas Dirawat di RS Turki

2 hari lalu

Erdogan: 1.000 Anggota Hamas Dirawat di RS Turki

Erdogan mengatakan lebih dari 1.000 anggota Hamas dirawat di rumah sakit di Turki.

Baca Selengkapnya

Wacana Nomenklatur Baru Kabinet Prabowo-Gibran untuk Tambah Jumlah Menteri, Bagaimana Aturannya?

2 hari lalu

Wacana Nomenklatur Baru Kabinet Prabowo-Gibran untuk Tambah Jumlah Menteri, Bagaimana Aturannya?

Kabinet Prabowo-Gibran ditengarai akan gemuk, untuk mengubah aturan jumlah menteri harus ada nomenklatur baru. Bagaimana aturannya?

Baca Selengkapnya

Percobaan Pembunuhan Paus Yohanes Paulus II 43 Tahun Lalu, Misteri Motif Mehmet Ali Agca

2 hari lalu

Percobaan Pembunuhan Paus Yohanes Paulus II 43 Tahun Lalu, Misteri Motif Mehmet Ali Agca

Pada 13 Mei 1981, Mehmet Ali Agca menembak Paus Yohanes Paulus II di Lapangan Santo Petrus, Vatikan. Kilas balik peristiwanya.

Baca Selengkapnya

Anggota Parlemen Korea Selatan Puji Jokowi: Sosok Revolusioner!

2 hari lalu

Anggota Parlemen Korea Selatan Puji Jokowi: Sosok Revolusioner!

Anggota Majelis Nasional Korea Selatan Kim Gi-Hyeon menilai Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) adalah sosok revolusioner

Baca Selengkapnya

Recep Tayyip Erdogan Menilai Amerika Serikat dan Eropa Masih Kurang Tegas terhadap Israel

3 hari lalu

Recep Tayyip Erdogan Menilai Amerika Serikat dan Eropa Masih Kurang Tegas terhadap Israel

Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan mengkritik respons Amerika Serikat dan Eropa masih kurang tegas terhadap Israel.

Baca Selengkapnya

Profil Chora, Sebuah Gereja Kuno yang Diubah Erdogan Menjadi Masjid

3 hari lalu

Profil Chora, Sebuah Gereja Kuno yang Diubah Erdogan Menjadi Masjid

Presiden Erdogan mengubah gereja kuno Chora menjadi masjid, sebuah langkah yang dikritik oleh dunia internasional.

Baca Selengkapnya

Beda Sikap Soal Peringatan Prabowo agar Oposisi Tak Ganggu Pemerintahannya

3 hari lalu

Beda Sikap Soal Peringatan Prabowo agar Oposisi Tak Ganggu Pemerintahannya

Ganjar berharap masyarakat sipil bisa ikut memberikan catatan kritis pada pemerintahan Prabowo nanti.

Baca Selengkapnya

Reaksi Internal KIM Soal Peringatan Prabowo agar Pihak yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu

4 hari lalu

Reaksi Internal KIM Soal Peringatan Prabowo agar Pihak yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu

Zulhas menceritakan bagaimana Prabowo bersama tim dan koalisinya secara gigih bertarung dalam Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya