Perempuan di Gaza Melahirkan Tanpa Air

Senin, 25 Maret 2024 15:00 WIB

Perempuan Palestina menggending kedua anaknya saat keluarga mereka tinggal di sekolah PBB di Gaza (3/9). AP/Khalil Hamra

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama UN Women Sima Bahous mengungkap situasi terkini bagi perempuan Gaza yang sangat memprihatinkan di tengah serangan Israel. Mereka tidak mendapat makanan, tidak ada toilet, bahkan terpaksa melahirkan tanpa air.

“Perempuan di Gaza melahirkan tanpa air. Mereka tidak punya makanan, tidak ada tenda, tidak ada toilet. Mereka menjalani hal yang tak terbayangkan. Yang dibutuhkan perempuan di Gaza saat ini adalah gencatan senjata dan bantuan,” ujar Bahous, yang juga bertugas sebagai Kepala badan PBB untuk kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.

Lewat platform media sosial X pada Minggu, 24 Maret 2024, Bahous melampirkan tautan laporan UN Women tertanggal 21 Maret 2024. Laporan tersebut berisi kesaksian tentang situasi perempuan di Gaza dari Rana Khalil, koordinator proyek Masyarakat Perempuan Pekerja Palestina untuk Pembangunan (PWWSD) yang berbasis di Tepi Barat.

“Saya seorang perempuan Gaza, dan saya tahu bagaimana keadaan perempuan di Gaza. Mereka sangat kuat,” kata Khalil, dikutip dari laporan.

Khalil membenarkan di Gaza memang tidak ada makanan, tidak ada air, tidak ada tenda, dan tidak ada tempat untuk ke kamar mandi. Krisis kebutuhan dasar ini terjadi di tengah blokade ketat yang diterapkan oleh Israel.

Advertising
Advertising

Dalam laporan UN Women, Khalil pun menggambarkan percakapan telepon baru-baru ini dengan bibinya di Gaza, yang mengatakan air mengalir kadang-kadang hanya selama dua jam sehari. Di waktu lain, hanya tersedia dua jam per Minggu.

Menurut laporan Fase Ketahanan Pangan Terpadu (IPC), pada Februari 2024 produksi air di Gaza turun menjadi hanya 5,7 persen dari tingkat sebelum serangan Israel pada 7 Oktober 2023.

“Karena tidak ada air, mereka tidak bisa mandi. Mereka tidak bisa mencuci rambut mereka. Jadi sekarang banyak sekali kutunya. Mereka mencukur rambutnya,” katanya.

Khalil juga menceritakan kisah beberapa anggota keluarganya di Gaza yang terusir dari rumah mereka. Salah satu dari mereka terpaksa melahirkan tanpa air.

“Tentara Israel memanggil mereka untuk meninggalkan rumah mereka. Dan seminggu kemudian, putrinya harus melahirkan dan tidak ada air,” ujarnya. “Saya tidak tahu bagaimana dia melahirkan tanpa air. Itu tidak manusiawi.”

Saat memikirkan dampak jangka panjang dari krisis di Gaza, Khalil mengatakan dia mencoba memberi dukungan, meski tidak tahu bagaimana warga Gaza — khususnya perempuan — akan pulih setelah ini.

“Saya yakin mereka akan bangkit kembali. Yang dibutuhkan perempuan di Gaza saat ini adalah gencatan senjata,” tambahnya.

Sumber: UN Women | aa.com.tr

Pilihan editor: Israel Halangi Umat Kristen Palestina Rayakan Minggu Palma di Yerusalem

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Berita terkait

Mengapa Netanyahu Menolak Gencatan Senjata dengan Hamas?

5 jam lalu

Mengapa Netanyahu Menolak Gencatan Senjata dengan Hamas?

Israel menolak gencatan senjata dan melancarkan operasi di Rafah, sehingga menimbulkan kekhawatiran bahwa perang di Gaza akan berlarut-larut.

Baca Selengkapnya

AS Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel, Khawatir Serangan ke Rafah

7 jam lalu

AS Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel, Khawatir Serangan ke Rafah

Amerika Serikat menghentikan pengiriman senjata yaitu 3.500 bom ke Israel pekan lalu, khawatir digunakan di Rafah.

Baca Selengkapnya

Tank-tank Israel Menyerbu Rafah, Hancurkan Tanda I Love Gaza

11 jam lalu

Tank-tank Israel Menyerbu Rafah, Hancurkan Tanda I Love Gaza

Israel mulai melancarkan serangan ke Rafah. Tank-tank merangsek menghancurkan bangunan di Rafah.

Baca Selengkapnya

Israel Tutup Perbatasan Rafah, PBB: Bencana Kemanusiaan Jika Bantuan Tak Bisa Masuk Gaza

1 hari lalu

Israel Tutup Perbatasan Rafah, PBB: Bencana Kemanusiaan Jika Bantuan Tak Bisa Masuk Gaza

Pejabat PBB mengatakan penutupan perbatasan Rafah dan Karem Abu Salem (Kerem Shalom) merupakan "bencana besar" bagi warga Palestina di Gaza

Baca Selengkapnya

Bertemu di Malaysia, Jusuf Kalla Minta Hamas Bersatu dengan Fatah

1 hari lalu

Bertemu di Malaysia, Jusuf Kalla Minta Hamas Bersatu dengan Fatah

Ketua PMI Jusuf Kalla meminta Hamas untuk bersatu dengan Fatah ketika bertemu perwakilan kelompok tersebut di Kuala Lumpur.

Baca Selengkapnya

12 Senator AS Ancam Sanksi Pejabat ICC dan Anggota Keluarga Jika Perintahkan Tangkap Netanyahu

1 hari lalu

12 Senator AS Ancam Sanksi Pejabat ICC dan Anggota Keluarga Jika Perintahkan Tangkap Netanyahu

12 senator AS mengancam akan menjatuhkan sanksi terhadap ICC jika menerbitkan perintah penangkapan terhadap perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Malaysia Tolak Larang Perusahaan Pemasok Senjata ke Israel dalam Pameran di Kuala Lumpur

1 hari lalu

Malaysia Tolak Larang Perusahaan Pemasok Senjata ke Israel dalam Pameran di Kuala Lumpur

Suara pro-Palestina, termasuk mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad, mengatakan perusahaan Lockheed Martin dan MBDA harus dilarang

Baca Selengkapnya

Profil Gustavo Petro, Presiden Kolombia Tegas Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel

1 hari lalu

Profil Gustavo Petro, Presiden Kolombia Tegas Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel

Gustavo Petro, Presiden Kolombia ini menyatakan sikap negaranya memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel karena genosida di Gaza Palestina.

Baca Selengkapnya

Invasi Israel di Rafah, UN Women: 700.000 Perempuan dan Anak Perempuan Palestina dalam Bahaya

1 hari lalu

Invasi Israel di Rafah, UN Women: 700.000 Perempuan dan Anak Perempuan Palestina dalam Bahaya

UN Women memperingatkan bahwa serangan darat Israel di Rafah, Gaza, akan memperburuk penderitaan 700.000 perempuan dan anak perempuan Palestina

Baca Selengkapnya

Militer Israel Ambil Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir

1 hari lalu

Militer Israel Ambil Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir

Militer Israel mengambil kendali atas perbatasan Rafah antara Gaza dan Mesir

Baca Selengkapnya