Benjamin Netanyahu Tetap Ingin Serang Rafah

Reporter

Tempo.co

Senin, 18 Maret 2024 08:00 WIB

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memberi isyarat saat ia menyampaikan pernyataan selama kunjungannya di hotline nasional Kementerian Kesehatan, di Kiryat Malachi, Israel 1 Maret 2020. [REUTERS / Amir Cohen]

TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengesampingkan tekanan dunia internasional dengan mengatakan akan tetap melakukan kampanye militer untuk melawan kelompok Hamas di Gaza. Padahal, banyak lembaga-lembaga kemanusiaan mengingatkan buruknya tingkat kelaparan di Gaza selama pembicaraan gencatan senjata terus diupayakan.

Dalam pidatonya dalam sebuah rapat kabinet, Netanyahu mengatakan pihaknya akan merangsek ke Rafah, yakni sebuah wilayah kecil di Gaza yang dianggap sebagai area terakhir yang masih aman setelah berkecamuk lima bulan perang Gaza.

"Kami akan menjalankan operasi militer di Rafah. Mungkin dalam beberapa pekan ke depan dan itu pasti akan terjadi," kata Netanyahu, tanpa mengklarifikasi lebih detail.

Sekutu-sekutu Israel sudah berulang kali mendesak Perdana Menteri Netanyahu agar jangan menyerang Rafah karena di sana ada jutaan orang dari berbagai wilayah di Gaza, berlindung. Tel Aviv diminta tidak menyerang Rafah tanpa sebuah rencana untuk melindungi warga sipil.

Kanselir Jerman Olaf Scholz sebelum kunjungan kerja ke Israel mengatakan membantai Rafah hanya akan membuat upaya menciptakan perdamaian di kawasan semakin sulit terwujud. Bukan hanya itu, menyerang Rafah juga bisa memupuskan pembicaraan soal gencatan senjata yang sedang diupayakan.

Advertising
Advertising

"Apakah ingatan kalian sebegitu pendeknya? Anda begitu cepat melupakan serangan 7 Oktober 2023, yakni pembantaian paling horor pada pemeluk Yahudi setelah peristiwa Holocaust. Apakah Anda begitu cepat menyangkal hak Israel untuk membela diri dari monster Hamas?," kata Netanyahu.

Dia memastikan, Tel Aviv sudah punya sebuah rencana evakuasi warga sipil dari Rafah, namun lembaga-lembaga kemanusiaan dan sekutu-sekutu Negeri Bintang Daud, masih skeptis perihal rencana itu. Serangan 7 Oktober 2023 oleh kelompok Hamas ke Israel, diklaim telah menewaskan 1.200 orang dan menyandera 253 warga negara Israel. Serangan itu memicu serangan balasan dari Israel.

Tel Aviv telah melakukan serangan udara dan serangan darat ke Gaza hingga menewaskan lebih dari 31.600 orang. Sebagian besar warga Gaza kehilangan tempat tinggal dan mereka sekarang hidup dalam kelaparan. Sebuah sumber yang faham dengan isu ini mengatakan Kepala Intelijen Israel sedang menghadiri rapat negosiasi yang dimediasi oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat.

Pada akhir pekan lalu, Hamas telah menyorongkan proposal gencatan senjata yang di antara tuntutannya adalah pertukaran sandera warga negara Israel dengan warga negara Palestina yang ditahan di penjara-penjara Isreal. Kabinet bidang keamanan Israel sudah rapat untuk membahas perihal ini sebelum delegasi mereka bertolak ke Qatar. Netanyahu mengatakan tuntutan Hamas itu tidak masuk akal.

Sumber: Reuters

Pilihan editor: UNRWA Ingatkan Gizi Buruk pada Anak di Gaza Sudah di Level Akut

Berita terkait

Israel Bersiap Serang Rafah Lagi, Warga Palestina Diperintahkan Mengungsi Besar-besaran

2 jam lalu

Israel Bersiap Serang Rafah Lagi, Warga Palestina Diperintahkan Mengungsi Besar-besaran

Israel menyiapkan serangan besar-besaran di Rafah, perintahkan warga Palestina mengungsi.

Baca Selengkapnya

Ratusan Tawon Serang Tentara Israel di Gaza Selatan, 12 Orang Masuk RS

3 jam lalu

Ratusan Tawon Serang Tentara Israel di Gaza Selatan, 12 Orang Masuk RS

Tentara Israel diserang ratusan tawon saat melintasi Gaza Selatan. Satu tentara dirawat di ICU.

Baca Selengkapnya

Daftar 9 Negara yang Menolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Tetangga Indonesia

5 jam lalu

Daftar 9 Negara yang Menolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Tetangga Indonesia

Sebanyak 143 negara mendukung Palestina menjadi anggota penuh PBB, 9 negara menolak dan 25 negara abstain.

Baca Selengkapnya

Biden: Gencatan Senjata Israel Hamas Bisa Terjadi Besok Bila Seluruh Sandera Dibebaskan

6 jam lalu

Biden: Gencatan Senjata Israel Hamas Bisa Terjadi Besok Bila Seluruh Sandera Dibebaskan

Joe Biden mengatakan gencatan senjata bisa terjadi secepatnya jika seluruh sandera Israel dibebaskan oleh Hamas.

Baca Selengkapnya

Media Israel: Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Mungkin Ada di Terowongan Khan Younis

7 jam lalu

Media Israel: Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Mungkin Ada di Terowongan Khan Younis

Yahya Sinwar, pemimpin Hamas di Jalur Gaza, mungkin masih berada di dalam terowongan bawah tanah Kota Khan Younis

Baca Selengkapnya

Hamas Kembali Umumkan Kematian Sandera akibat Luka Pengeboman Israel

8 jam lalu

Hamas Kembali Umumkan Kematian Sandera akibat Luka Pengeboman Israel

Hamas mengatakan bahwa sandera Israel Nadav Popplewell telah meninggal. Ia tewas akibat luka yang dideritanya dalam serangan udara Israel ke Gaza

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Perdagangan Indonesia-Israel hingga Dubes Israel Robek Piagam PBB

9 jam lalu

Top 3 Dunia: Perdagangan Indonesia-Israel hingga Dubes Israel Robek Piagam PBB

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 11 Mei 2024 diawali oleh tanggapan Dubes Palestina Zuhair Al-Shun soal perdagangan antara Indonesia-Israel

Baca Selengkapnya

Televisi Belgia Boikot Kontestan Israel di Eurovision

18 jam lalu

Televisi Belgia Boikot Kontestan Israel di Eurovision

Stasiun televisi Belgia VRT menghentikan siaran kontes lagu Eurovision untuk mengutuk pelanggaran hak asasi manusia oleh Israel di Gaza

Baca Selengkapnya

Tahan Bantuan Senjata ke Israel, Biden Terancam Dimakzulkan Anggota DPR AS

19 jam lalu

Tahan Bantuan Senjata ke Israel, Biden Terancam Dimakzulkan Anggota DPR AS

Anggota DPR AS dari Partai Republik, Cory Mills, pada Jumat mengatakan telah mengajukan pasal pemakzulan terhadap Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Australia dan Selandia Baru Dukung Palestina dalam Keanggotan Penuh PBB

20 jam lalu

Australia dan Selandia Baru Dukung Palestina dalam Keanggotan Penuh PBB

Australia dan Selandia Baru pada Jumat bergabung dengan 141 negara lain untuk mendukung negara Palestina dalam pemungutan suara keanggotaan PBB

Baca Selengkapnya