Derita Pengungsi Gaza, Berbuka Puasa di Tengah Reruntuhan Rumahnya

Reporter

Tempo.co

Jumat, 15 Maret 2024 09:44 WIB

Anggota keluarga Al-Khlout dari Palestina berbuka puasa di reruntuhan rumah mereka yang hancur akibat serangan militer Israel, selama bulan suci Ramadan, saat konflik antara Israel dan Hamas berlanjut, di Beit Lahia di Jalur Gaza utara, Maret 13, 2024. REUTERS/Mahmoud Issa

TEMPO.CO, Jakarta - Saat salat magrib dikumandangkan di reruntuhan Gaza, keluarga Abu Rizek berbuka puasa dengan makan bersama di reruntuhan rumah mereka. Kesedihan meliputi keluarga ini, mengingat semua yang telah hilang akibat agresi militer Israel sejak Oktober lalu.

Meskipun keluarga tersebut telah berhasil mengumpulkan cukup makanan untuk berbuka puasa, banyak orang lain yang kurang beruntung di daerah kantong Palestina yang dilanda kelaparan. Ramadan tahun lalu bagus tapi tahun ini tidak. Banyak barang yang sudah tidak ada lagi. Saudariku, keluargaku. Rumah kami hancur. Masih ada orang di bawah reruntuhan yang belum bisa dikeluarkan,” kata Um Mahmoud Abu Rizek.

Dia duduk bersila di antara dinding-dinding beton yang runtuh dan sedang memasak di atas api. "Kami hanya makan sup dan makanan kaleng. Sekaleng kacang-kacangan. Kami sangat bosan dengan makanan kaleng dan merasa muak. Anak saya terus-menerus mengatakan perutnya sakit," katanya.

Saat Ramadan tiba, hampir setiap tahun keluarga Abu Riziek berkumpul dengan teman dan tetangga untuk duduk di malam hari. Mereka makan, berdoa, dan merayakan bersama.

“Tahun ini tidak ada tetangga atau orang-orang tercinta. Mereka tidak ada lagi di sini. Yang tersisa hanyalah kami dan anak-anak, duduk di sini. Saya tidak tahu apa yang akan terjadi dengan kami,” katanya.

Advertising
Advertising

Dengan hampir seluruh impor pangan dihentikan, sebagian besar penduduk Gaza kini sepenuhnya bergantung pada bantuan. Banyak di antara mereka yang hanya makan di dapur umum, termasuk saat berbuka puasa di bulan Ramadan.

Di salah satu dapur di Rafah, orang-orang berkerumun sambil memegang mangkuk plastik untuk sesendok makanan. “Setiap hari kami punya 35 panci makanan, tapi 35 panci saja tidak cukup. Bahkan 70 panci saja tidak cukup,” kata relawan Adnan Sheikh al-Eid. Ia berharap bisa memberi makan lebih banyak orang yang putus asa dan terlantar di pengungsian.

Seperti Abu Rizek, Al-Eid hanya bisa mengenang nikmatnya Ramadan tahun-tahun sebelumnya. “Dulu ada dekorasi, makanan dan minuman. Tahun ini ada kesedihan dan keputusasaan,” ujarnya. “Saya berusia 60 tahun dan saya belum pernah mengalami Ramadan seperti ini,” katanya.

REUTERS

Pilihan editor: Menteri Luar Negeri Selandia Baru Ucapkan Selamat ke Prabowo Subianto atas Hasil Pemilu

Berita terkait

Ini Alasan AS Hentikan Pengiriman Bom ke Israel

5 jam lalu

Ini Alasan AS Hentikan Pengiriman Bom ke Israel

Amerika Serikat telah menangguhkan pengiriman senjata ke Israel, termasuk bom-bom berat yang digunakan oleh sekutu AS tersebut di Gaza.

Baca Selengkapnya

Sivitas Akademika Universitas Andalas Gelar Aksi Bela Palestina: Unand Student For Justice In Palestine

5 jam lalu

Sivitas Akademika Universitas Andalas Gelar Aksi Bela Palestina: Unand Student For Justice In Palestine

Setelah puluhan kampus di Amerika, kini sivitas akademika Universitas Andalas (Unand) gelar aksi bela Palestina dengan tema Unand Student For Justice.

Baca Selengkapnya

AS Tangguhkan Pengiriman JDAM ke Israel, Apa Kelebihan dan Kelemahan Bom Ini?

6 jam lalu

AS Tangguhkan Pengiriman JDAM ke Israel, Apa Kelebihan dan Kelemahan Bom Ini?

AS untuk pertama kalinya secara terbuka berjanji untuk menangguhkan pengiriman JDAM ke Israel sebagai tanggapan invasi ke Rafah.

Baca Selengkapnya

Mengapa Netanyahu Menolak Gencatan Senjata dengan Hamas?

20 jam lalu

Mengapa Netanyahu Menolak Gencatan Senjata dengan Hamas?

Israel menolak gencatan senjata dan melancarkan operasi di Rafah, sehingga menimbulkan kekhawatiran bahwa perang di Gaza akan berlarut-larut.

Baca Selengkapnya

Bahama Secara Resmi Akui Palestina Sebagai Negara

20 jam lalu

Bahama Secara Resmi Akui Palestina Sebagai Negara

Bahama secara resmi mengakui negara Palestina. Sebelumnya sejumlah negara melakukan hal serupa.

Baca Selengkapnya

Hentikan Sementara Pengiriman Senjata, Amerika Serikat Ingin Peringatkan Israel

21 jam lalu

Hentikan Sementara Pengiriman Senjata, Amerika Serikat Ingin Peringatkan Israel

Sumber mengatakan langkah penghentian sementara senjata ke Israel adalah untuk memperingatkan Tel Aviv jangan menyerang Rafah

Baca Selengkapnya

AS Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel, Khawatir Serangan ke Rafah

22 jam lalu

AS Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel, Khawatir Serangan ke Rafah

Amerika Serikat menghentikan pengiriman senjata yaitu 3.500 bom ke Israel pekan lalu, khawatir digunakan di Rafah.

Baca Selengkapnya

Cina Minta Israel Berhenti Menyerang Rafah

23 jam lalu

Cina Minta Israel Berhenti Menyerang Rafah

Beijing menyerukan kepada Israel untuk mendengarkan seruan besar masyarakat internasional, dengan berhenti menyerang Rafah

Baca Selengkapnya

Tank-tank Israel Menyerbu Rafah, Hancurkan Tanda I Love Gaza

1 hari lalu

Tank-tank Israel Menyerbu Rafah, Hancurkan Tanda I Love Gaza

Israel mulai melancarkan serangan ke Rafah. Tank-tank merangsek menghancurkan bangunan di Rafah.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Sebut Israel akan Kembali Buka Penyeberangan Kerem Shalom dan Rafah

1 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Sebut Israel akan Kembali Buka Penyeberangan Kerem Shalom dan Rafah

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat meyakinkan Israel akan kembali membuka penyeberangan Kerem Shalom dan Rafah.

Baca Selengkapnya