DPR AS Sahkan Aturan yang Blokir TikTok

Kamis, 14 Maret 2024 13:25 WIB

Logo TikTok terlihat di smartphone di depan logo ByteDance yang ditampilkan dalam ilustrasi yang diambil pada 27 November 2019. [REUTERS / Dado Ruvic / Illustration / File Photo]

TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat (DPR AS) mengesahkan rancangan undang-undang yang dapat melarang aplikasi TikTok di seluruh negeri. Aturan tersebut akan memberi waktu enam bulan kepada ByteDance, pemilik TikTok di Cina, untuk mendivestasi aset aplikasi tersebut di AS atau terancam dilarang.

RUU tersebut disahkan dengan hasil suara 352 lawan 65 dalam pemungutan suara bipartisan yang berlangsung pada Rabu, 13 Maret 2024. Namun beleid itu menghadapi ketidakpastian di Senat karena beberapa pihak memilih pendekatan berbeda dalam mengatur aplikasi video pendek tersebut.

Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer mengatakan Senat masih akan meninjau RUU tersebut.

Sementara, Pemimpin Mayoritas DPR dari Partai Republik Steve Scalise melihat ini sebagai masalah keamanan nasional yang kritis. “Senat harus mengambil tindakan ini dan mengesahkannya,” kata dia di platform media sosial X.

Nasib TikTok, yang digunakan oleh sekitar 170 juta orang Amerika, telah menjadi isu besar di Washington. Anggota parlemen mengatakan kantor mereka telah menerima banyak panggilan dari remaja pengguna TikTok yang menentang RUU tersebut.

Sekretaris pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan pada konferensi pers hari Rabu bahwa “kami ingin melihat Senat mengambil tindakan cepat.”

Direktur Utama (CEO) TikTok Shou Zi Chew turut berkomentar soal RUU tersebut. Dalam sebuah video yang diunggah pada Rabu, dia berkata jika RUU itu disahkan menjadi undang-undang, maka akan menyebabkan larangan terhadap TikTok di Amerika Serikat dan “merampas miliaran dolar dari kantong para pembuat konten dan usaha kecil”.

“Hal ini akan menempatkan risiko pada 300.000 pekerjaan di Amerika,” ujarnya.

<!--more-->

Pebisnis asal Singapura itu menambahkan perusahaannya “tidak akan berhenti berjuang” dan akan menggunakan hak hukumnya untuk mencegah larangan tersebut.

Kementerian Luar Negeri Cina mengkritik undang-undang tersebut pada Selasa. “Meskipun AS tidak pernah menemukan bukti bahwa TikTok merupakan ancaman terhadap keamanan nasional AS, mereka tidak pernah berhenti mengejar TikTok,” kata kementerian.

Puluhan pengguna TikTok berunjuk rasa di luar Gedung Kapitol sebelum pemungutan suara. Perjalanan dan akomodasi mereka ke Washington dibiayai oleh TikTok, kata juru bicara perusahaan tersebut.

Iklim politik AS semakin mendukung RUU tersebut, dengan Presiden Joe Biden mengatakan pekan lalu bahwa dia akan menandatanganinya.

Penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan pada Selasa mengatakan tujuannya adalah mengakhiri kepemilikan Cina, bukan melarang TikTok.

“Apakah kita ingin TikTok, sebagai sebuah platform, dimiliki oleh perusahaan Amerika atau dimiliki oleh Cina? Apakah kita ingin data dari TikTok – data anak-anak, data orang dewasa – tetap ada di sini, di Amerika, atau pergi ke Cina?” ucapnya.

Belum jelas apakah Cina akan menyetujui penjualan apa pun atau apakah aset TikTok di AS dapat didivestasikan dalam waktu enam bulan.

Jika ByteDance gagal mendivestasi, toko-toko aplikasi yang dioperasikan oleh Apple, Alphabet, Google dan pihak lain akan dilarang secara hukum untuk menawarkan TikTok atau menyediakan layanan hosting web untuk aplikasi yang dikontrol ByteDance.

Di sisi lain, divestasi TikTok yang dipaksa oleh AS kemungkinan besar akan menghadapi tantangan secara hukum. Jika demikian, TikTok harus mengajukan banding dalam waktu 165 hari sejak RUU tersebut ditandatangani oleh Biden.

REUTERS

Pilihan editor: Sembuh dari Pneumonia, Imelda Marcos Keluar dari Rumah Sakit

Berita terkait

Alasan 9 Negara Ini Menolak Palestina Jadi Anggota Penuh PBB, Termasuk Argentina dan Papua Nugini

2 jam lalu

Alasan 9 Negara Ini Menolak Palestina Jadi Anggota Penuh PBB, Termasuk Argentina dan Papua Nugini

Sebanyak 143 negara mendukung Palestina menjadi anggota penuh PBB, 9 negara menolak dan 25 negara lain abstain. Apa alasan mereka menolak?

Baca Selengkapnya

Korban Tewas Lebih 35.000 Orang, AS Bantah Israel Lakukan Genosida di Gaza

3 jam lalu

Korban Tewas Lebih 35.000 Orang, AS Bantah Israel Lakukan Genosida di Gaza

Gedung Putih membantah bahwa Israel melakukan genosida di Gaza. Warga Palestina yang tewas di Gaza sudah lebih dari 35.000 orang.

Baca Selengkapnya

Senator AS Sarankan Israel Serang Gaza dengan Bom Nuklir

7 jam lalu

Senator AS Sarankan Israel Serang Gaza dengan Bom Nuklir

Senator AS Lindsey Graham melontarkan pernyataan kontroversial terkait agresi Israel di Gaza. Ia menyarankan Israel membom nuklir Gaza

Baca Selengkapnya

Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

16 jam lalu

Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

Mantan pilot Marinir AS yang menentang ekstradisi dari Australia, tanpa sadar bekerja dengan seorang peretas Tiongkok, kata pengacaranya.

Baca Selengkapnya

Antony Blinken Akui Israel Tak Punya Rencana Kredibel untuk Serang Rafah

18 jam lalu

Antony Blinken Akui Israel Tak Punya Rencana Kredibel untuk Serang Rafah

Antony Blinken memperingatkan serangan Israel bisa memicu sebuah pemberontakan.

Baca Selengkapnya

Kekayaan Pendiri Google Mencapai Bilangan Kuadriliun, Berapa Triliun?

18 jam lalu

Kekayaan Pendiri Google Mencapai Bilangan Kuadriliun, Berapa Triliun?

Gabungan kekayaan pendiri Google Larry Page dan Sergey Brin mencapai kuadriliun. Berapa triliun banyaknya?

Baca Selengkapnya

Korea Utara Dukung Resolusi PBB untuk Keanggotaan Palestina

18 jam lalu

Korea Utara Dukung Resolusi PBB untuk Keanggotaan Palestina

Korea Utara pada Ahad mendukung resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa yang memberikan "hak dan keistimewaan" kepada Palestina

Baca Selengkapnya

7 Momen Langka Sidang Majelis Umum PBB Sepanjang Masa: Terbaru Dubes Israel Hancurkan Piagam PBB

21 jam lalu

7 Momen Langka Sidang Majelis Umum PBB Sepanjang Masa: Terbaru Dubes Israel Hancurkan Piagam PBB

Dubes Israel untuk PBB Gilad Erdan mengeluarkan mesin penghancur kertas di podium Sidang Majelis Umum PBB pada Jumat, 10 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Perdagangan Indonesia-Israel hingga Dubes Israel Robek Piagam PBB

2 hari lalu

Top 3 Dunia: Perdagangan Indonesia-Israel hingga Dubes Israel Robek Piagam PBB

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 11 Mei 2024 diawali oleh tanggapan Dubes Palestina Zuhair Al-Shun soal perdagangan antara Indonesia-Israel

Baca Selengkapnya

Tahan Bantuan Senjata ke Israel, Biden Terancam Dimakzulkan Anggota DPR AS

2 hari lalu

Tahan Bantuan Senjata ke Israel, Biden Terancam Dimakzulkan Anggota DPR AS

Anggota DPR AS dari Partai Republik, Cory Mills, pada Jumat mengatakan telah mengajukan pasal pemakzulan terhadap Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya