Usai Kontroversi Ukraina, Paus Fransiskus Kecam Kegilaan Perang

Reporter

Nabiila Azzahra

Editor

Ida Rosdalina

Rabu, 13 Maret 2024 22:09 WIB

Paus Fransiskus mengadakan audiensi umum mingguan, di aula Paulus VI di Vatikan, 3 Januari 2024. Media Vatikan/Handout via REUTERS/File Foto

TEMPO.CO, Jakarta - Paus Fransiskus mengeluarkan kecaman baru terhadap semua perang pada Rabu, 13 Maret 2024 dalam audiensi mingguannya di Lapangan Santo Petrus di Vatikan.

“Banyak anak muda yang mati (dalam perang). Mari kita berdoa kepada Tuhan agar memberi kita rahmat untuk mengatasi kegilaan perang ini, yang selalu merupakan kekalahan,” katanya.

Pernyataan tersebut ia ucapkan beberapa hari setelah membuat kesal Ukraina dan negara-negara Barat atas ucapannya, yang menyarankan agar Ukraina menyerah dan menegosiasikan perdamaian dengan Rusia.

Dalam wawancara dengan stasiun penyiaran Swiss RSI, dia berkata ketika keadaan memburuk bagi salah satu pihak dalam sebuah konflik, pihak itu harus menunjukkan keberanian untuk “mengibarkan bendera putih” dan bernegosiasi.

Sedangkan dalam audiensi mingguannya, Paus tidak secara spesifik menyebutkan Ukraina atau zona konflik lainnya. Dia hanya mengatakan sebelumnya telah menerima rosario dan salinan Injil milik seorang pria yang terbunuh di medan perang, yang tidak disebutkan secara spesifik.

Setelah wawancara Paus yang memicu kontroversi, Kementerian Luar Negeri Ukraina memanggil duta besar Vatikan untuk mengungkapkan “kekecewaannya” atas komentar pemuka agama itu. Kementerian mengatakan komentar Paus “melegalkan hak kekuasaan dan mendorong pengabaian lebih lanjut terhadap norma-norma hukum internasional”.

Dalam upaya untuk meredakan situasi, wakil Paus Fransiskus di Vatikan mengatakan dalam sebuah wawancara surat kabar pada Selasa lalu bahwa syarat pertama untuk negosiasi adalah Rusia harus menghentikan agresinya di Ukraina.

Respons Rusia terhadap komentar itu berbeda dari Ukraina. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Presiden Vladimir telah menawarkan untuk membekukan medan perang di sepanjang garis depan saat ini, namun premis itu ditolak oleh Ukraina.

Peskov mengatakan kepada wartawan bahwa Putin telah berulang kali menyatakan Rusia terbuka untuk perundingan damai.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg juga berkomentar tentang hal ini. “Jika kami menginginkan solusi yang dapat dinegosiasikan, damai, dan langgeng, cara untuk mencapainya adalah dengan memberikan dukungan militer kepada Ukraina,” katanya kepada kantor berita Reuters di markas NATO di Belgia.

Ketika ditanya apakah ini berarti sekarang bukan saatnya membicarakan bendera putih, dia berkata: “Ini bukan waktunya membicarakan penyerahan diri oleh Ukraina. Itu akan menjadi tragedi bagi Ukraina.”

REUTERS

Pilihan Editor: Kanselir Jerman Olaf Scholz Serukan Deeskalasi di Laut Cina Selatan

Berita terkait

Rusia Ancam Prancis Akan Buru Tentaranya Jika Dikirim ke Ukraina

3 jam lalu

Rusia Ancam Prancis Akan Buru Tentaranya Jika Dikirim ke Ukraina

Rusia menemukan banyak warga negara Prancis yang tewas di Ukraina.

Baca Selengkapnya

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Presiden Volodymyr Zelensky

1 hari lalu

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Presiden Volodymyr Zelensky

Dinas Keamanan Ukraina mengatakan mereka menggagalkan rencana Rusia untuk membunuh Presiden Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

1 hari lalu

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

Jaksa penuntut negara Ukraina memeriksa puing-puing dari 21 dari sekitar 50 rudal balistik Korea Utara yang diluncurkan oleh Rusia.

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

1 hari lalu

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

Vladimir Putin kembali menjabat sebagai presiden Rusia untuk periode kelima selama enam tahun ke depan. Bakal mengalahkan rekor Stalin.

Baca Selengkapnya

Pelantikan Putin sebagai Presiden Rusia, Ini Respons dari AS dan Negara-negara Eropa

1 hari lalu

Pelantikan Putin sebagai Presiden Rusia, Ini Respons dari AS dan Negara-negara Eropa

Vladimir Putin diambil sumpahnya untuk masa jabatan kelima sebagai presiden Rusia dalam sebuah upacara di Kremlin, Selasa.

Baca Selengkapnya

Tentara AS Ditahan di Rusia, Dituduh Mencuri Uang Kekasihnya

1 hari lalu

Tentara AS Ditahan di Rusia, Dituduh Mencuri Uang Kekasihnya

Rusia menuduh tentara AS terlibat pencurian dengan mengambil uang kekasihnya.

Baca Selengkapnya

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

1 hari lalu

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan tidak ada dasar hukum untuk mengakui Vladimir Putin sebagai presiden Rusia yang sah.

Baca Selengkapnya

Zelensky Masuk Daftar Buronan Rusia, Dubes Ukraina: Upaya Putus Asa dari Negara yang Kalah

2 hari lalu

Zelensky Masuk Daftar Buronan Rusia, Dubes Ukraina: Upaya Putus Asa dari Negara yang Kalah

Duta Besar Ukraina untuk Indonesia menanggapi laporan media bahwa Rusia memasukkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky ke dalam daftar buronan.

Baca Selengkapnya

Hari Ini, Putin Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Masa Jabatan ke-5

2 hari lalu

Hari Ini, Putin Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Masa Jabatan ke-5

Pelantikan Vladimir Putin sebagai presiden Rusia untuk masa jabatan kelima pada upacara pelantikan yang akan digelar di Moskow.

Baca Selengkapnya

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

2 hari lalu

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

Dubes Ukraina mengatakan pemerintah Indonesia belum mengonfirmasi kehadiran di KTT Perdamaian, yang akan berlangsung di Swiss bulan depan.

Baca Selengkapnya