Kim Jong Un Inspeksi Pangkalan Militer Korea Utara, Perintahkan Kesiapan Perang

Kamis, 7 Maret 2024 19:17 WIB

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berbicara dengan salah satu anggota militer saat memantau latihan militer di pangkalan operasi militer besar di wilayah barat negara itu, saat memerintahkan peningkatan kesiapan perang, di Korea Utara, dalam gambar yang dirilis pada 7 Maret, 2024. KCNA via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta -Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un melakukan inspeksi pangkalan operasi militer besar di wilayah barat negara itu pada Rabu dan memerintahkan pasukan yang sedang berlatih untuk meningkatkan kesiapan perang, kata kantor berita KCNA pada Kamis, 7 Maret 2024.

KCNA mengatakan Kim berkeliling melihat fasilitas pelatihan dan mempelajarinya secara detail.

Pemimpin Korea Utara itu juga dikatakan mengapresiasi semua elemen fasilitas yang “telah dibangun secara praktis” sehingga “berbagai pelatihan dapat dilakukan dengan intensitas tinggi dalam suasana perang yang sebenarnya”.

Kim menekankan perlunya Tentara Rakyat Korea (KPA) untuk lebih mengintensifkan pelatihan saat ini. Ia kemudian menetapkan tugas-tugas penting untuk meningkatkan latihan perang nyata demi memastikan “kemenangan dalam perang”.

Sekretaris jenderal Partai Pekerja Korea (WPK) itu didampingi oleh Pak Jong Chon, sekretaris sekaligus wakil ketua Komisi Militer Pusat WPK. Dia disambut langsung oleh Menteri Pertahanan Nasional Korea Utara Kang Sun Nam, Kepala Staf Umum KPA Ri Yong Gil, Wakil Kepala Staf Umum KPA, dan petinggi-petinggi KPA lainnya.

“Tentara kita harus selalu (menuntut diri sendiri) dalam mengikuti aspek perubahan dan perkembangan peperangan modern, dan terus mengintensifkan latihan perang yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan tempurnya secara cepat demi kesiapan perang yang sempurna,” katanya, seperti dikutip KCNA.

Sidak Kim ke pangkalan tersebut dilakukan setelah Amerika Serikat dan Korea Selatan memulai latihan militer gabungan tahunan pada Senin, 4 Maret 2024, dengan jumlah tentara dua kali libat dibandingkan tahun lalu.

Latihan bernama “Freedom Shield” kali ini berfokus untuk meningkatkan kesiapan bersama kedua negara melawan ancaman militer yang dinilai terus berkembang dari Korea Utara. “Freedom Shield” dijadwalkan tahun ini ketika Korea Utara terus menguji coba rudal dan sistem senjata lainnya serta mengembangkan kemampuan nuklirnya.

Sehari setelah latihan gabungan dimulai, Korea Utara langsung mendesak Korea Selatan dan Amerika Serikat untuk menghentikannya. Pyongyang mengatakan latihan itu merupakan latihan perang, dan memperingatkan keduanya akan konsekuensi yang akan dihadapi, KCNA melaporkan.

“Perang nuklir dapat dipicu bahkan dengan percikan api,” KCNA mengutip pernyataan juru bicara Kementerian Pertahanan Korea Utara yang tidak disebutkan namanya.

Pilihan Editor: Gambar Semenanjung Korea Dihapus dari Situs Web Korea Utara, Perintah Kim Jong Un

REUTERS | KCNA

Berita terkait

Sivitas Akademika Universitas Andalas Gelar Aksi Bela Palestina: Unand Student For Justice In Palestine

24 menit lalu

Sivitas Akademika Universitas Andalas Gelar Aksi Bela Palestina: Unand Student For Justice In Palestine

Setelah puluhan kampus di Amerika, kini sivitas akademika Universitas Andalas (Unand) gelar aksi bela Palestina dengan tema Unand Student For Justice.

Baca Selengkapnya

Liburan ke Pulau Jeju Korea Selatan, Turis Cina Tertipu Tarif Taksi Hampir 10 Kali Lipat

32 menit lalu

Liburan ke Pulau Jeju Korea Selatan, Turis Cina Tertipu Tarif Taksi Hampir 10 Kali Lipat

Turis Cina membayar Rp2,4 juta untuk taksi dari bandara ke hotel di Pulau Jeju, Korea Selatan, tarif sebenarnya sekitar Rp271.000

Baca Selengkapnya

Joe Biden Janji Tunda Pengiriman Senjata Jika Israel Nekat Serang Rafah

1 jam lalu

Joe Biden Janji Tunda Pengiriman Senjata Jika Israel Nekat Serang Rafah

Joe Biden untuk pertama kali mengutarakan ke publik akan menahan senjata untuk Tel Aviv jika tentara Israel melakukan invasi ke Rafah

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Daftar Orang Terkaya di Singapura dan Korsel, Cina Diminta Bantu Negara Miskin

5 jam lalu

Top 3 Dunia: Daftar Orang Terkaya di Singapura dan Korsel, Cina Diminta Bantu Negara Miskin

Top 3 dunia kemarin adalah daftar konglomerat Singapura dan Korsel yang masuk daftar Forbes hingga Cina diminta membantu negara miskin dari utang.

Baca Selengkapnya

Hentikan Sementara Pengiriman Senjata, Amerika Serikat Ingin Peringatkan Israel

16 jam lalu

Hentikan Sementara Pengiriman Senjata, Amerika Serikat Ingin Peringatkan Israel

Sumber mengatakan langkah penghentian sementara senjata ke Israel adalah untuk memperingatkan Tel Aviv jangan menyerang Rafah

Baca Selengkapnya

AS Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel, Khawatir Serangan ke Rafah

17 jam lalu

AS Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel, Khawatir Serangan ke Rafah

Amerika Serikat menghentikan pengiriman senjata yaitu 3.500 bom ke Israel pekan lalu, khawatir digunakan di Rafah.

Baca Selengkapnya

Belanja dan Taksi, Dua Hal yang Paling Banyak Dikeluhkan Wisatawan di Korea

19 jam lalu

Belanja dan Taksi, Dua Hal yang Paling Banyak Dikeluhkan Wisatawan di Korea

Korea Selatan menerima total 808 pengaduan resmi dari wisatawan internasional pada tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Sebut Israel akan Kembali Buka Penyeberangan Kerem Shalom dan Rafah

22 jam lalu

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Sebut Israel akan Kembali Buka Penyeberangan Kerem Shalom dan Rafah

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat meyakinkan Israel akan kembali membuka penyeberangan Kerem Shalom dan Rafah.

Baca Selengkapnya

10 Orang Terkaya di Korea Selatan versi Forbes Mei 2024

1 hari lalu

10 Orang Terkaya di Korea Selatan versi Forbes Mei 2024

Berikut ini deretan orang terkaya di Korea Selatan versi Forbes. Petinggi Samsung termasuk ke dalam daftar. Berikut ini daftar lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Jusuf Kalla Bertemu Hamas Hingga AS-Israel Diduga Langgar Hukum Internasional

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Jusuf Kalla Bertemu Hamas Hingga AS-Israel Diduga Langgar Hukum Internasional

Berita Top 3 Dunia pada Selasa 7 Mei 2024 diawali oleh kabar Ketua Umum PMI Jusuf Kalla meminta kelompok Palestina Hamas untuk bersatu dengan Fatah

Baca Selengkapnya