TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar Palestina untuk PBB Riyad Mansour menyoroti situasi kelaparan di Gaza ketika berbicara dalam sebuah debat Majelis Umum PBB pada Senin, 4 Maret 2024. Mansour mengatakan Israel membuat rakyatnya kelaparan.

Menurutnya, Israel telah menyebabkan kematian terhadap jutaan warga Palestina dalam berbagai bentuk, antara lain pengeboman tanpa pandang bulu, eksekusi, penyakit, dehidrasi dan kelaparan.

“Kelaparan bukanlah konsekuensi yang disayangkan dari perang. Ini adalah salah satu metode perang yang digunakan oleh Israel. Israel membuat rakyat kami kelaparan,” katanya.

Israel sengaja membuat warga Gaza kelaparan sebagai metode perang, di mana hal ini juga telah disoroti oleh organisasi HAM Human Rights Watch (HRW). Pada 18 Desember 2023, organisasi itu mengatakan pasukan Israel sengaja menghalangi pengiriman air, makanan, dan bahan bakar ke Gaza.

“Selama lebih dari dua bulan, Israel telah merampas makanan dan air bagi penduduk Gaza, sebuah kebijakan yang didorong atau didukung oleh pejabat tinggi Israel dan mencerminkan niat untuk membuat warga sipil kelaparan sebagai metode peperangan,” kata Direktur HRW wilayah Israel dan Palestina, Omar Shakir.

Tak hanya itu, Tedros Ghebreyesus Direktur Jenderal WHO pun pada Senin, 4 Maret 2024, memperingatkan adanya tingkat malnutrisi yang parah di Gaza. Anak-anak sekarat karena kelaparan, kekurangan bahan bakar, makanan dan pasokan medis, gedung rumah sakit hancur. Staf WHO pada akhir pekan lalu sudah melakukan kunjungan kerja ke Rumah Sakit Al-Awda dan Kamal Adwan di Gaza utara.

Mansour menekankan Israel telah melakukan kekejaman terhadap rakyat Palestina dengan “tidak terkendali”. Dewan Keamanan PBB “telah berulang kali dicegah untuk menyerukan gencatan senjata segera untuk mengakhiri kekejaman ini”, katanya, merujuk pada hak veto yang kerap kali digunakan Amerika Serikat untuk menggagalkan adopsi resolusi.

Diplomat itu mendesak negara-negara anggota PBB agar menyerukan gencatan senjata, dan mengatakan bahwa para pemimpin Israel telah berbicara secara terbuka “tentang kejahatan yang mereka lakukan dan kejahatan yang ingin mereka lakukan”.

“Perdana Menteri Israel telah membual tentang tidak mematuhi keputusan pengadilan atau resolusi PBB dan telah menggagalkan upaya perdamaian,” ujarnya, berbicara tentang Benjamin Netanyahu.

Di bawah pemerintahan Netanyahu, pasukan Israel masih terus membombardir Gaza dan menghalangi masuknya bantuan kemanusiaan untuk warga. Hal ini dilakukan meski Mahkamah Internasional (ICJ) telah memerintahkan Israel pada Januari 2024 untuk memungkinkan akses pelayanan dasar dan bantuan kemanusiaan, serta mencegah tindakan genosida terhadap rakyat Palestina.

Mansour menilai hal tersebut hanya bisa berakhir dengan mengakhiri impunitas Israel. “Era impunitas Israel harus diakhiri dan kita harus memasuki era baru akuntabilitas dan sanksi,” tambahnya.

Di hadapan Majelis Umum PBB, dia juga menyerukan sanksi bagi permukiman dan pemukim Israel di wilayah Palestina. “Jangan izinkan satu pun dari mereka mendapatkan visa untuk mengunjungi negara Anda,” katanya.

ANADOLU

Pilihan editor: Kelaparan di Gaza, Benny Gantz dan Wakil Presiden Amerika Serikat Bakal Bertemu