AS Kembali Veto Dewan Keamanan PBB yang Kecam Israel atas Pembantaian Antrean Warga Gaza

Reporter

Tempo.co

Jumat, 1 Maret 2024 20:32 WIB

Utusan Palestina untuk PBB Riyad al-Mansour. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat pada Kamis malam memveto pernyataan Dewan Keamanan PBB yang diusulkan negara-negara Arab untuk mengecam serangan Israel terhadap warga Palestina yang sedang mengerumuni konvoi bantuan di Gaza utara.

Riyad Mansour, duta besar Palestina untuk PBB, mengatakan kepada wartawan setelah pertemuan darurat tertutup dewan, bahwa 14 dari 15 anggota dewan keamanan PBB mendukung pernyataan yang diajukan oleh Aljazair, perwakilan Arab di badan tersebut.

Rancangan deklarasi Aljazair menyatakan “keprihatinan yang mendalam,” dan menyatakan bahwa situasi tersebut “akibat tembakan pasukan Israel.”

“Dewan Keamanan harus mengatakan cukup sudah,” kata Mansour kepada wartawan menjelang pertemuan tertutup badan tersebut, yang diadakan atas permintaan Aljazair.

Dia menekankan bahwa "pembantaian keterlaluan ini merupakan kesaksian terhadap fakta bahwa selama Dewan Keamanan dilumpuhkan dan hak veto dikesampingkan, hal ini akan mengorbankan nyawa rakyat Palestina."

Advertising
Advertising

Amerika Serikat tidak mendukung pernyataan tersebut, Wakil Duta Besar AS Robert Wood mengatakan kepada wartawan, “Pihak-pihak tersebut sedang berupaya mencari cara untuk melihat apakah kami dapat mencapai sebuah pernyataan. Masalahnya adalah kami tidak memiliki semua fakta yang ada di sini,” katanya.

Ia menambahkan ingin kata-kata dalam pernyataan mencerminkan “uji tuntas yang diperlukan sehubungan dengan kesalahan pihak yang bertanggung jawab.”

Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza mengatakan tank Israel menembaki kerumunan warga yang sedang mengerumuni konvoi truk bantuan sebanyak 38 truk. Serangan ini menewaskan sedikitnya 112 orang dan lebih dari 750 orang terluka.

Sebuah sumber lapangan dari kelompok Perlawanan Palestina mengatakan kepada Al Mayadeen bahwa kendaraan lapis baja dan tank Israel menabrak mayat beberapa korban, sementara yang lain menembakkan peluru ke arah warga sipil di daerah tersebut.

Pasukan pendudukan juga secara sewenang-wenang menahan ratusan warga sipil di wilayah yang sama, memindahkan mereka ke lokasi yang tidak diketahui, kata sumber tersebut.

Militer pendudukan Israel mengklaim bahwa "penyerbuan" terjadi ketika ribuan warga Gaza mengepung konvoi 38 truk bantuan. Sebuah sumber di Israel mengatakan tentara melepaskan tembakan ke arah kerumunan, karena percaya bahwa hal itu "menimbulkan ancaman."

Laporan tersebut berargumen bahwa sebagian besar orang tewas karena terinjak-injak dan menegaskan bahwa kurang dari 10 korban jiwa adalah akibat tembakan Israel.

Mansour mengatakan dia bertemu dengan Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield pada hari sebelumnya.

“Saya memohon padanya agar Dewan Keamanan harus mengeluarkan produk yang mengutuk pembunuhan ini dan mengejar mereka yang bertanggung jawab atas pembantaian ini,” katanya.

Jika Dewan Keamanan memiliki “kekuatan dan tekad untuk mengakhiri pembantaian ini agar tidak terjadi lagi, yang kita butuhkan adalah gencatan senjata,” kata Mansour.

<!--more-->

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres mengatakan pada Kamis bahwa pembantaian tersebut memerlukan penyelidikan independen yang efektif.

Berbicara di Saint Vincent dan Grenadines menjelang pertemuan puncak regional, Guterres mengatakan dia “terkejut” dengan episode terbaru serangan Israel di Gaza.

Guterres mengatakan memburuknya perpecahan geopolitik telah “mengubah hak veto menjadi instrumen yang efektif untuk melumpuhkan tindakan Dewan Keamanan.”

“Saya sangat yakin bahwa kita memerlukan gencatan senjata kemanusiaan dan kita memerlukan pembebasan sandera tanpa syarat dan segera serta kita harus memiliki Dewan Keamanan yang mampu mencapai tujuan ini,” kata Guterres.

Prancis juga menginginkan penyelidikan independen, kata Menteri Luar Negeri Stephane Sejourne pada Jumat 1 Maret 2024. “Kami akan meminta penjelasan, dan harus ada penyelidikan independen untuk mengetahui apa yang terjadi,” kata Sejourne kepada penyiar France Inter.

Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengatakan Israel “harus menyelidiki sepenuhnya bagaimana kepanikan massal dan penembakan bisa terjadi.”

Gedung Putih mengatakan pada Kamis bahwa insiden di Kota Gaza “sangat mengkhawatirkan,” ketika Israel membagikan rekaman drone yang menunjukkan upaya pasukannya untuk membubarkan massa, dan menyangkal tanggung jawab atas kematian massal tersebut di tengah kritik internasional terhadap serangannya di Gaza.

Kekerasan tersebut dengan cepat dikutuk oleh negara-negara Arab. Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengadakan pembicaraan mengenai insiden tersebut dengan para pemimpin Mesir dan Qatar, serta tentang cara-cara untuk menjamin pembebasan sekitar 130 sandera yang ditahan oleh Hamas sejak 7 Oktober dan gencatan senjata enam minggu dalam perang tersebut.

Baik Gedung Putih maupun Departemen Luar Negeri menyatakan kengerian atas apa yang terjadi dan mengindikasikan bahwa mereka akan menuntut jawaban dari Israel.

“Peristiwa terbaru ini perlu diselidiki secara menyeluruh,” kata juru bicara Gedung Putih Olivia Dalton kepada wartawan di Air Force One. “Peristiwa ini menggarisbawahi perlunya… memperluas bantuan kemanusiaan untuk mencapai Gaza.”

<!--more-->

IDF menerbitkan video drone yang menunjukkan ribuan orang berkerumun di sekitar truk bantuan ketika mereka mencapai daerah di Gaza utara. Dalam beberapa kasus, kendaraan terus berusaha melewati kerumunan.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller menyampaikan belasungkawa atas mereka yang tewas. Ia menambahkan bahwa Washington telah meminta Israel untuk memberikan jawaban dan memastikan pengiriman bantuan yang aman.

“Kami telah menghubungi pemerintah Israel sejak pagi tadi dan memahami bahwa penyelidikan sedang dilakukan. Kami akan memantau penyelidikan tersebut dengan cermat dan mendesak untuk mendapatkan jawaban,” katanya, seraya menyerukan Israel untuk mengizinkan “sebanyak mungkin titik akses, dan memungkinkan distribusi bantuan tersebut secara aman dan terjamin ke seluruh Gaza.”

IDF telah mengoordinasikan beberapa pengiriman bantuan ke Gaza utara dalam beberapa pekan terakhir, meskipun kali ini lebih besar dari biasanya. Israel kini akan mencari solusi untuk mencegah insiden serupa terjadi lagi dan sedang melakukan penyelidikan atas insiden tersebut.

Juru bicara AS mengatakan serbuan bantuan menunjukkan situasi “sangat menyedihkan” di Gaza, di mana PBB telah memperingatkan risiko kelaparan. “Masyarakat mengerumuni truk-truk ini karena lapar, butuh makanan, obat-obatan, dan bantuan lainnya,” katanya.

Arab Saudi, Mesir, dan Yordania menuduh Israel menargetkan warga sipil dalam insiden tersebut. Dalam pernyataan terpisah, mereka menyerukan peningkatan jalur aman untuk bantuan kemanusiaan. Mereka juga mendesak komunitas internasional untuk mengambil tindakan tegas untuk menekan Israel agar mematuhi hukum internasional dan mencapai kesepakatan untuk segera melakukan gencatan senjata.

Kota Gaza dan wilayah utara Gaza lainnya menjadi sasaran pertama serangan udara, laut, dan darat Israel sejak 7 Oktober. Daerah tersebut telah mengalami kehancuran yang luas dan sebagian besar telah terisolasi dari wilayah lain selama berbulan-bulan, dengan sedikit bantuan yang masuk dan sebagian besar penduduk telah mengungsi ke arah selatan.

Kelompok-kelompok bantuan mengatakan hampir mustahil untuk memberikan bantuan kemanusiaan di sebagian besar Gaza karena permusuhan yang sedang berlangsung dan rusaknya ketertiban umum. PBB mengatakan seperempat warga Palestina di Gaza menghadapi kelaparan; sekitar 80% telah meninggalkan rumah mereka.

Sedikitnya 30.228 warga Palestina telah terbunuh dan 71.377 terluka dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober, kata Kementerian Kesehatan di Gaza pada Jumat 1 Maret 2024.

Sebanyak 193 orang diantaranya tewas dan 920 orang terluka dalam 24 jam terakhir akibat serangan massal Israel dan kekurangan kebutuhan pokok.

Israel juga memberlakukan blokade yang melumpuhkan Jalur Gaza, menyebabkan penduduknya, khususnya penduduk Gaza utara, kelaparan.

Serangan Israel telah menyebabkan 85% penduduk Gaza mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan, sementara 60% infrastruktur di wilayah kantong tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB.

Pilihan Editor: Dunia Kecam Veto Ketiga AS di DK PBB tentang Perang Israel di Gaza

TIMES OF ISRAEL | AL MAYADEEN

Berita terkait

ICJ akan Gelar Sidang Serangan Israel ke Rafah Pekan Ini

26 menit lalu

ICJ akan Gelar Sidang Serangan Israel ke Rafah Pekan Ini

Pengadilan tinggi PBB (ICJ) menggelar sidang atas permintaan Afrika Selatan agar Israel dipaksa menghentikan serangan ke Rafah

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: 9 Negara Tolak Keanggotaan Palestina di PBB hingga Serangan Bom Nuklir ke Gaza

2 jam lalu

Top 3 Dunia: 9 Negara Tolak Keanggotaan Palestina di PBB hingga Serangan Bom Nuklir ke Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Selasa 14 Mei 2024 diawali oleh alasan 9 negara menolak Palestina menjadi anggota penuh PBB.

Baca Selengkapnya

PM Qatar Sebut Negosiasi Gencatan Senjata Buntu setelah Serangan Israel di Rafah

3 jam lalu

PM Qatar Sebut Negosiasi Gencatan Senjata Buntu setelah Serangan Israel di Rafah

Perdana Menteri Qatar mengatakan negaranya akan terus melakukan mediasi antara Hamas dan Israel.

Baca Selengkapnya

Blockout 2024: Aksi blokir Akun Selebritas yang Bungkam soal Gaza

6 jam lalu

Blockout 2024: Aksi blokir Akun Selebritas yang Bungkam soal Gaza

Gerakan "Blockout 2024" mendesak pengguna untuk memblokir akun selebritas yang tetap bungkam mengenai krisis kemanusiaan di Gaza.

Baca Selengkapnya

PBB Rilis Data Korban di Gaza, Apakah Berbeda dari Data Hamas?

10 jam lalu

PBB Rilis Data Korban di Gaza, Apakah Berbeda dari Data Hamas?

Perubahan dalam cara PBB menghitung korban di Gaza telah disebut-sebut sebagai bukti adanya bias.

Baca Selengkapnya

Begini Metode Penyiksaan Israel yang Mengerikan terhadap Tahanan Palestina

11 jam lalu

Begini Metode Penyiksaan Israel yang Mengerikan terhadap Tahanan Palestina

Penyiksaan terhadap para tahanan Palestina dilakukan hanya karena dendam dan tidak dimaksudkan untuk pengumpulan informasi intelijen.

Baca Selengkapnya

HRW: Delapan Serangan Israel Tewaskan dan Lukai 31 Petugas Kemanusiaan di Gaza

11 jam lalu

HRW: Delapan Serangan Israel Tewaskan dan Lukai 31 Petugas Kemanusiaan di Gaza

HRW melaporkan Israel telah membunuh atau melukai sedikitnya 31 pekerja kemanusiaan di Gaza sejak Oktober dalam setidaknya delapan serangan.

Baca Selengkapnya

Palang Merah Buka Rumah Sakit dengan Kapasitas 60 Tempat Tidur di Gaza

12 jam lalu

Palang Merah Buka Rumah Sakit dengan Kapasitas 60 Tempat Tidur di Gaza

Komite Internasional Palang Merah (ICRC) membuka rumah sakit dengan kapasitas 60 tempat tidur di Rafah, Gaza selatan.

Baca Selengkapnya

Wali Kota Tangsel Ajak Mahasiswa Katolik Unpam dan Warga Duduk Bareng, Pastikan Tidak Ada Intoleransi

12 jam lalu

Wali Kota Tangsel Ajak Mahasiswa Katolik Unpam dan Warga Duduk Bareng, Pastikan Tidak Ada Intoleransi

Setelah sempat gaduh soal pembubaran doa rosario yang dilakukan mahasiswa Katolik Unpam, Wali Kota Tangerang Selatan gelar pertemuan.

Baca Selengkapnya

PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

12 jam lalu

PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

PBB mengatakan masih ada sekitar 10.000 jenazah di Gaza yang masih harus melalui proses identifikasi.

Baca Selengkapnya