Presiden Palestina Tekan Hamas Setujui Kesepakatan dengan Israel, Takut Tragedi Nakba Terulang

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Kamis, 15 Februari 2024 17:08 WIB

Anak-anak Palestina yang terluka dalam serangan Israel beristirahat saat mereka menerima perawatan di rumah sakit, di Rafah di selatan Jalur Gaza, 12 Februari 2024. Hamas menyatakan bahwa serangan udara Israel tersebut menghantam 14 rumah dan tiga masjid di berbagai bagian di Rafah. REUTERS/Mohammed Salem

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Palestina Mahmoud Abbas menekan kelompok militan Hamas pada hari Rabu, 14 Februari 2024, untuk segera menyetujui kesepakatan Gaza guna menghindari “konsekuensi yang mengerikan,” kantor berita resmi Palestina Wafa melaporkan.

“Kami menyerukan gerakan Hamas untuk segera menyelesaikan kesepakatan tahanan, untuk menyelamatkan rakyat Palestina dari bencana-bencana lainnya dengan konsekuensi yang mengerikan, yang tidak kalah berbahayanya dengan hari Nakba tahun 1948,” kata Abbas.

Presiden Abbas mengacu pada perang yang menyertai pembentukan Israel, menyebabkan 760.000 warga Palestina mengungsi atau terpaksa meninggalkan rumah mereka.

Otoritas Palestina pimpinan Abbas yang diakui secara internasional tidak terlibat dalam pembicaraan minggu ini yang diselenggarakan oleh Mesir untuk mengamankan gencatan senjata antara Hamas dan Israel setelah lebih dari empat bulan perang.

Berdiri di Ramallah di Tepi Barat yang diduduki, Otoritas Palestina secara luas dicemooh oleh warga Palestina karena gagal mewujudkan aspirasi mereka untuk menjadi negara sejak tahun 1948.

Advertising
Advertising

Amerika Serikat – pendukung utama militer Israel dan penyandang dana pemerintahan Palestina – mendukung pembentukan negara Palestina tetapi menginginkan perombakan kepemimpinan.

Menlu AS Antony Blinken mengatakan bulan lalu Abbas “berkomitmen” untuk mereformasi pemerintahannya “sehingga mereka dapat secara efektif mengambil tanggung jawab atas Gaza, menjadikan Gaza dan Tepi Barat dapat bersatu kembali di bawah kepemimpinan Palestina.”

Gaza memiliki pemerintahan terpisah yang dijalankan oleh Hamas sejak 2007 ketika loyalis Abbas diusir dari wilayah tersebut.

Israel akan terus melancarkan serangan terhadap Hamas di Rafah, tempat perlindungan terakhir bagi pengungsi Palestina di Gaza selatan, setelah "mengizinkan" warga sipil mengosongkan daerah tersebut, kata Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada hari Rabu.

Pemimpin Israel, yang berada di bawah tekanan internasional untuk menunda rencana serangan tersebut, tidak memberikan indikasi kapan serangan itu akan dilakukan atau ke mana ratusan ribu orang yang kini berdesakan di Rafah akan pergi.

Komentarnya muncul sehari setelah pembicaraan di Kairo mengenai kemungkinan gencatan senjata dan penyerahan sandera yang ditahan oleh Hamas berakhir tidak meyakinkan, memicu ketakutan di kalangan pengungsi Palestina bahwa Israel akan segera menyerbu Rafah, yang berbatasan dengan Mesir.

“Kami akan berjuang sampai kemenangan penuh dan ini termasuk tindakan yang kuat di Rafah juga, setelah kami mengizinkan penduduk sipil meninggalkan zona pertempuran,” kata Netanyahu melalui akun Telegramnya.

Sebelumnya, kantor Netanyahu mengatakan Hamas tidak mengajukan tawaran baru untuk mencapai kesepakatan dalam perundingan di Kairo dan bahwa Israel tidak akan menerima “tuntutan menggelikan” kelompok militan tersebut.

“Perubahan posisi Hamas akan memungkinkan kemajuan dalam perundingan,” katanya.

Kerabat para sandera Israel yang ditahan oleh Hamas mengatakan mereka akan memblokade markas pertahanan Israel untuk memprotes atas apa yang mereka katakan sebagai keputusan memalukan Israel karena tidak mengirim perunding ke sesi perundingan Kairo berikutnya.

ARABNEWS | REUTERS

Pilihan Editor Posisi Jepang Digusur Jerman sebagai Ekonomi Terbesar Ketiga Dunia, Ini Penjelasannya

Berita terkait

Tahan Bantuan Senjata ke Israel, Biden Terancam Dimakzulkan Anggota DPR AS

57 menit lalu

Tahan Bantuan Senjata ke Israel, Biden Terancam Dimakzulkan Anggota DPR AS

Anggota DPR AS dari Partai Republik, Cory Mills, pada Jumat mengatakan telah mengajukan pasal pemakzulan terhadap Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Australia dan Selandia Baru Dukung Palestina dalam Keanggotan Penuh PBB

1 jam lalu

Australia dan Selandia Baru Dukung Palestina dalam Keanggotan Penuh PBB

Australia dan Selandia Baru pada Jumat bergabung dengan 141 negara lain untuk mendukung negara Palestina dalam pemungutan suara keanggotaan PBB

Baca Selengkapnya

Whistleblower Israel Ungkap Penyiksaan Tahanan Palestina dari Gaza di Penjara Negev

3 jam lalu

Whistleblower Israel Ungkap Penyiksaan Tahanan Palestina dari Gaza di Penjara Negev

Para pengungkap fakta atau whistleblower Israel mengungkapkan kondisi tahanan Palestina di sebuah pangkalan militer yang digunakan sebagai penjara

Baca Selengkapnya

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa bagi Palestina di PBB

3 jam lalu

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa bagi Palestina di PBB

Indonesia mendorong pemberian hak-hak istimewa bagi Palestina dalam Sidang Darurat Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

Baca Selengkapnya

Ketegangan Global, Airlangga: Ekonomi RI Masih Lebih Baik Dibanding Negara Lain

4 jam lalu

Ketegangan Global, Airlangga: Ekonomi RI Masih Lebih Baik Dibanding Negara Lain

Airlangga mengatakan setiap kali ada krisis ketegangan, emas dijadikan sebagai safe haven.

Baca Selengkapnya

Tepat Dua Tahun Lalu, Jurnalis Shireen Abu Akleh Tewas Ditembak Tentara Israel

6 jam lalu

Tepat Dua Tahun Lalu, Jurnalis Shireen Abu Akleh Tewas Ditembak Tentara Israel

Israel dikenal kerap membunuh jurnalis, salah satu yang menyita perhatian dunia adalah Shireen Abu Alkeh, wartawati Al Jazeera.

Baca Selengkapnya

Cina Desak AS Tak Hadang Proses Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

6 jam lalu

Cina Desak AS Tak Hadang Proses Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Dubes Cina untuk PBB Fu Cong mendesak Amerika Serikat untuk tidak menghalangi proses keanggotaan penuh Palestina di PBB yang didukung Majelis Umum

Baca Selengkapnya

Kisah Israel Diterima Jadi Anggota PBB 75 Tahun Lalu, Diwarnai Pendudukan dan Pengusiran Paksa Warga Palestina

7 jam lalu

Kisah Israel Diterima Jadi Anggota PBB 75 Tahun Lalu, Diwarnai Pendudukan dan Pengusiran Paksa Warga Palestina

Pemberian mandat negara Israel didasari anggapan warga Yahudi berhak jadi tuan atas nasib sendiri seperti halnya semua bangsa lainnya yang berdaulat.

Baca Selengkapnya

Mengenal Rapper Macklemore yang Meluncurkan Lagu Dukungan untuk Palestina

8 jam lalu

Mengenal Rapper Macklemore yang Meluncurkan Lagu Dukungan untuk Palestina

Rapper Amerika Serikat Macklemore baru-baru ini merilis lagu Hind's Hall

Baca Selengkapnya

Belgia, Denmark, dan Spanyol Sambut Resolusi Keanggotaan Palestina di PBB

8 jam lalu

Belgia, Denmark, dan Spanyol Sambut Resolusi Keanggotaan Palestina di PBB

Belgia, Denmark, dan Spanyol menyambut pengesahan resolusi PBB soal penilaian kembali upaya Palestina untuk menjadi anggota penuh PBB

Baca Selengkapnya