Narendra Modi Bakal Prioritaskan Reformasi Ketenagakerjaan Jika Menang Pemilu India

Rabu, 14 Februari 2024 11:30 WIB

Perdana Menteri India Narendra Modi berpidato selama perayaan Hari Kemerdekaan India di Benteng Merah bersejarah di Delhi, India, 15 Agustus 2023. REUTERS/Altaf Hussain

TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Partai Bharatiya Janata (BJP) pada Selasa, 13 Februari 2024, meyakinkan Perdana Menteri India Narendra Modi dapat memprioritaskan reformasi ketenagakerjaan jika ia memenangkan pemilu mendatang sesuai prediksi. Reformasi tersebut sebelumnya telah disetujui parlemen pada 2020.



Jajak pendapat menunjukkan BJP, partai nasionalis pengusung Modi, diprediksi akan memenangkan pemilu Mei 2024 dengan mudah. Sementara oposisi mereka kesulitan untuk menyatukan suara.


Modi mengatakan pekan lalu bahwa ia akan mengambil keputusan besar pada masa jabatan berikutnya untuk mengakhiri kemiskinan dan mempercepat pembangunan ekonomi. Namun dia tidak memberikan rincian lebih lanjut bagaimana mencapai target itu semua. Dia hanya menyatakan itu merupakan jaminan darinya bahwa India akan naik dari posisi kelima negara dengan ekonomi terbesar di dunia menjadi posisi ketiga jika ia menang pemilu.


Kedua majelis parlemen India telah menyetujui peraturan ketenagakerjaan baru pada 2020, namun peraturan tersebut belum diterapkan menyusul penolakan dari serikat pekerja yang menentang ketentuan perekrutan dan pemecatan yang lebih mudah serta pembatasan terhadap serikat pekerja.


Namun pemerintahan Modi mengatakan menggabungkan 29 undang-undang berbeda ke dalam empat undang-undang ketenagakerjaan, akan memastikan lebih dari 500 juta pekerja di India menerima upah minimum, sementara sebagian besar juga akan mendapatkan jaminan sosial.

Advertising
Advertising


“Peraturan ketenagakerjaan perlu diberitahukan. Ini perlu, kami akan melakukannya. Reformasi yang berkelanjutan diperlukan untuk menjadi kekuatan ekonomi dan mengambil alih kepemimpinan global,” kata juru bicara BJP Gopal Krishna Agarwal, merujuk pada pemberitahuan resmi yang mengumumkan penerapannya.


Harbhajan Singh, sekretaris jenderal serikat pekerja Hind Mazdoor Sabha, mengatakan pihaknya akan memprotes segala upaya untuk menjadikan undang-undang ketenagakerjaan India “pro-majikan, bukan pro-buruh”.


“Kami menyadari bahwa mereka menunggu pemilu selesai untuk menerapkan hal ini,” katanya. “Tetapi kami akan mengadakan protes nasional dalam beberapa hari mendatang menentang kebijakan pemerintah yang anti-buruh.”


REUTERS

Pilihan editor: Analis Gordon LaForge Sebut Ada Kandidat Calon Presiden yang Bisa Ancam Demokrasi Indonesia

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Berita terkait

Turis India ke Maladewa Turun 42 Persen gegara Aksi Boikot

16 jam lalu

Turis India ke Maladewa Turun 42 Persen gegara Aksi Boikot

India adalah pangsa pasar pariwisata terbesar Maladewa pada 2023, dengan lebih dari 11 persen dari 1,8 juta kunjungan wisatawan

Baca Selengkapnya

PPP Sebut Achmad Baidowi Cocok Dampingi Khofifah di Pilgub Jawa Timur, Ini Profilnya

1 hari lalu

PPP Sebut Achmad Baidowi Cocok Dampingi Khofifah di Pilgub Jawa Timur, Ini Profilnya

PPP sodorkan Achmad Baidow mendampingi Khofifah Indar Parawansa yang maju untuk periode kedua Pilgub Jawa Timur. Begini sosoknya?

Baca Selengkapnya

4 Heboh Pernyataan Xenophobia Joe Biden ke Cina, Jepang, dan India

1 hari lalu

4 Heboh Pernyataan Xenophobia Joe Biden ke Cina, Jepang, dan India

Joe Biden menyebut xenophobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di tiga negara ekonomi terbesar di Asia tersebut.

Baca Selengkapnya

Partai Narendra Modi Bagikan Video Hasutan tentang Oposisi dan Komunitas Muslim India

1 hari lalu

Partai Narendra Modi Bagikan Video Hasutan tentang Oposisi dan Komunitas Muslim India

Video animasi yang dibagikan oleh partai Perdana Menteri Narendra Modi menargetkan partai Kongres sebagai oposisi dan komunitas Muslim.

Baca Selengkapnya

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

2 hari lalu

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

Joe Biden mengatakan xenophobia di Cina, Jepang dan India menghambat pertumbuhan di masing-masing negara, sementara migrasi berefek baik bagi ekonomi.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

2 hari lalu

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

Dilansir dari World Population by Country, ada 10 negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Indonesia termasuk ke dalam 5 besar.

Baca Selengkapnya

6 Tips Solo Traveling ke India, Keselamatan jadi Prioritas

3 hari lalu

6 Tips Solo Traveling ke India, Keselamatan jadi Prioritas

Pemberitaan tentang tingkat kriminalitas di India membuat banyak pelancong yang berpikir ulang untuk melakukan solo traveling ke sana.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

3 hari lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

4 hari lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Pengamat: Proses Sidang Sengketa Pilpres di MK Membantu Redam Suhu Pemilu

4 hari lalu

Pengamat: Proses Sidang Sengketa Pilpres di MK Membantu Redam Suhu Pemilu

Ahli politik dan pemerintahan dari UGM, Abdul Gaffar Karim mengungkapkan sidang sengketa pilpres di MK membantu meredam suhu pemilu.

Baca Selengkapnya