Petinggi Uni Eropa Desak Dunia Hentikan Pasokan Senjata ke Israel

Selasa, 13 Februari 2024 18:22 WIB

Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell. REUTERS/Piroschka van de Wouw

TEMPO.CO, Jakarta -Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa (UE) Josep Borrell mendesak komunitas internasional untuk mempertimbangkan kembali memasok senjata ke Israel, dalam sebuah pernyataan pada konferensi pers Senin, 12 Februari 2024.

Ia menyoroti banyaknya warga sipil Palestina yang terbunuh di Gaza hingga saat ini, dengan angka lebih dari 28 ribu orang sejak 7 Oktober.

“Berapa kali Anda mendengar para pemimpin dan menteri luar negeri paling terkemuka di seluruh dunia berkata, ‘terlalu banyak orang yang terbunuh’?” dia bertanya pada konferensi pers, seperti dilansir kantor berita Anadolu.

Borrell mengatakan, bahkan Presiden Amerika Serikat Joe Biden telah berkomentar mengenai jumlah korban tewas di Gaza, mengatakan bahwa “ini terlalu banyak, berlebihan” dan “tidak proporsional”.

Biden mengatakan itu dalam konferensi pers gabungan dengan Raja Abdullah II dari Yordania di Gedung Putih, Washington D.C.

“Terlalu banyak dari 27 ribu lebih warga Palestina yang tewas dalam konflik ini adalah warga sipil tak berdosa, termasuk ribuan anak-anak,” katanya pada Senin.

Serangan Israel di Gaza telah menewaskan 28.340 orang dan membuat 67.984 lainnya luka-luka sejak 7 Oktober, menurut penghitungan otoritas kesehatan Gaza.

Israel membombardir wilayah kantong tersebut sejak serangan lintas batas Hamas pada 7 Oktober yang menewaskan 1.139 orang di Israel selatan.

“Nah, jika Anda yakin bahwa terlalu banyak orang yang terbunuh, mungkin Anda harus memberikan lebih sedikit senjata (kepada Israel) untuk mencegah begitu banyak orang yang terbunuh,” ujar Borrell.

Ia mencontohkan pada 2006, Amerika Serikat memutuskan untuk menyetop pasokan senjata ke Israel selama Perang Lebanon, ketika Israel menolak untuk mengakhiri perang.

Borrell mengatakan bahwa “hal yang sama” sedang terjadi saat ini.

Dia melanjutkan, “Semua orang pergi ke Tel Aviv memohon: Tolong jangan lakukan itu, lindungi warga sipil, jangan bunuh begitu banyak orang! Berapa banyak yang terlalu banyak? Yang mana standarnya?”

Petinggi UE itu mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu “tidak mendengarkan siapa pun”.

Advertising
Advertising

Netanyahu telah secara konsisten menolak seruan gencatan senjata dan bersikeras untuk menumpas Hamas di Jalur Gaza, meski telah menumpahkan darah puluhan ribu warga sipil dalam operasi militer yang telah berlangsung selama empat bulan ini.

“Mereka akan mengungsi (dari Rafah)! Di mana – ke bulan? Ke mana mereka akan mengevakuasi orang-orang ini?” kata Borrell, berbicara soal rencana Israel yang banyak dikritik untuk mengevakuasi kota Rafah di Gaza selatan dan melancarkan serangan.

Borrell juga mengatakan bahwa “jika komunitas internasional percaya bahwa ini adalah pembantaian, bahwa terlalu banyak orang yang terbunuh, mungkin mereka harus mempertimbangkan pasokan senjata ke Israel.”

Ia menyinggung perintah pengadilan Belanda untuk menghentikan distribusi suku cadang jet tempur F-35 dari Belanda ke Israel untuk melaksanakan perintah sementara oleh Mahkamah Internasional (ICJ).

ICJ pada Januari lalu mengadili kasus Afrika Selatan melawan Israel mengenai tuduhan genosida di Gaza. Mahkamah tersebut salah satunya memerintahkan Israel untuk mencegah perlakuan tindakan genosida di Gaza.

Borrell mengatakan setiap negara anggota UE mempunyai kebijakan luar negerinya masing-masing. Namun “agak kontradiktif jika terus mengatakan bahwa ada terlalu banyak orang yang terbunuh … mohon jangan membunuh begitu banyak orang.”

“Berhentilah berkata ‘tolong’ dan lakukan sesuatu,” ujarnya.

Pilihan Editor: Jaksa ICC Karim Khan Prihatin atas Serangan Israel ke Rafah

ANADOLU

Berita terkait

Mengapa Tidak Ada Unjuk Rasa Pro-Palestina di Kampus-kampus Negara Arab?

1 jam lalu

Mengapa Tidak Ada Unjuk Rasa Pro-Palestina di Kampus-kampus Negara Arab?

Unjuk rasa pro-Palestina mengguncang universitas-universitas di Amerika dan Eropa, namun protes-protes serupa tidak seserius itu di Arab.

Baca Selengkapnya

Usai Musibah Kebakaran, Kantor Pusat UNRWA di Yerusalem Bakal Ditutup Sementara

2 jam lalu

Usai Musibah Kebakaran, Kantor Pusat UNRWA di Yerusalem Bakal Ditutup Sementara

Buntut dari musibah kebakaran, kantor UNRWA di Yerusalem Timur akan ditutup sementara sampai situasi aman.

Baca Selengkapnya

Korps Marinir Indonesia dan Amerika Serikat Latihan Pengintaian

3 jam lalu

Korps Marinir Indonesia dan Amerika Serikat Latihan Pengintaian

RECONEX adalah latihan bilateral yang dipimpin oleh KORMAR dan USMC bertujuan untuk mempromosikan interoperabilitas anggota marinir

Baca Selengkapnya

Duta Besar Zuhair Al-Shun Berharap Amerika Serikat Tak Lagi Halangi Palestina Jadi Anggota PBB

4 jam lalu

Duta Besar Zuhair Al-Shun Berharap Amerika Serikat Tak Lagi Halangi Palestina Jadi Anggota PBB

Duta Besar Palestina berharap Amerika Serikat tak lagi menghalangi upaya Palestina untuk menjadi anggota penuh di PBB.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Yakin Menyerang Rafah Tak Akan Membuat Kemajuan Apapun

4 jam lalu

Gedung Putih Yakin Menyerang Rafah Tak Akan Membuat Kemajuan Apapun

Joe Biden sangat yakin operasi militer di Rafah oleh tentara Israel tidak akan membuat kemajuan apapun dalam memerangi kelompok Hamas

Baca Selengkapnya

Sekolah di Texas Dilaporkan ke Kementerian Pendidikan karena Diduga Diskriminasi Gender

5 jam lalu

Sekolah di Texas Dilaporkan ke Kementerian Pendidikan karena Diduga Diskriminasi Gender

Kementerian Pendidikan Amerika Serikat melakukan sebuah investigasi hak-hak sipil ke sebuah sekolah di setalah Texas

Baca Selengkapnya

Duta Besar Palestina Optimis Pemerintahan Prabowo Subianto akan Tetap Dukung Palestina

6 jam lalu

Duta Besar Palestina Optimis Pemerintahan Prabowo Subianto akan Tetap Dukung Palestina

Duta Besar Palestina mengatakan kebijakan Indonesia soal dukungan terhadap Palestina akan tetap sama di bawah pemerintahan Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

Universitas di Belgia Hentikan Kerja Sama dengan Institusi dari Israel

6 jam lalu

Universitas di Belgia Hentikan Kerja Sama dengan Institusi dari Israel

The Free University of Brussels di Belgia mengumumkan menarik diri dari sebuah proyek kerja sama dengan institusi dari Israel

Baca Selengkapnya

Polri dan BSSN Diduga Impor Alat Sadap atau Spyware dari Israel, SAFENet Minta Transparansi

9 jam lalu

Polri dan BSSN Diduga Impor Alat Sadap atau Spyware dari Israel, SAFENet Minta Transparansi

SAFENet mengingatkan Polri dan BSSN untuk transparan dalam dugaan impor alat sadap atau spyware dari sejumlah perusahaan Israel.

Baca Selengkapnya

Slovenia Mulai Prosedur untuk Akui Negara Palestina

10 jam lalu

Slovenia Mulai Prosedur untuk Akui Negara Palestina

Pemerintah Slovenia pada Kamis memulai prosedur untuk mengakui Negara Palestina guna membantu mengakhiri kekerasan di Gaza

Baca Selengkapnya