Denmark Tak Akan Tarik Bantuan Pendanaan ke UNRWA

Reporter

Tempo.co

Selasa, 13 Februari 2024 18:45 WIB

Para siswa SD UNRWA menggunakan laptop XO di kamp pengungsian Rafah, Jalur Gaza selatan (30/4). AP/Eyad Baba

Denmark pada Senin, 12 Februari 2024, kembali menegaskan pentingnya posisi badan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA, bagi warga sipil yang membutuhkan di Gaza. Kantor berita Anadolu mewartakan penekanan itu disampaikan dalam rapat antara Menteri Pengembangan Kerja Sama dan Kebijakan Iklim Dunia di Denmark, Dan Jorgensen dengan Kepala UNRWA Philippe Lazzarini.

“Menyusul seriusnya tuduhan pada staf UNRWA dalam keterlibatan serangan oleh Hamas di Israel, maka penting untuk memastikan adanya evaluasi yang menyeluruh dan transparan sehingga kepercayaan dan netralitas PBB bisa dipulihkan,” kata Jorgensen. Namun bertolak belakang dengan posisi Pemerintah Israel terhadan UNRWA, Jorgensen menilai UNRWA masih dibutuhkan bagi warga sipil yang memerlukan.

UNRWA bertugas memberikan bantuan ke warga Palestina di Gaza. Menanggapi tuduhan Tel Aviv yang mengklaim ada sejumlah staf UNRWA yang terlibat dalam serangan 7 Oktober 2023 oleh Hamas, sejumlah negara pendonor memutuskan membekukan sementara pendanaan ke UNRWA. Sedangkan UNRWA sudah melakukan sebuah investigasi dan memecat staf yang diduga terlibat dalam serangan 7 Oktober 2023.

Advertising
Advertising

Sebelumnya pada Jumat, 9 Februari 2024, Denmark memastikan tidak akan menarik pendanaan ke UNRWA karena pendanaan itu diharapkan bisa mempercepat penyelesaian konflik kemanusiaan di Jalur Gaza. Menteri Luar Negeri Denmark Lars Lokke Rasmussen mengatakan Denmark akan membuat rencana bantuan pendanaan seperti yang sudah dijadwalkan UNRWA pada Maret 2024.

Menurutnya, hukuman kolektif pada warga Gaza bukan solusi untuk menyelesaikan krisis yang komplek ini di kawasan. Dampak perang Gaza sangat mengerikan dan saat ini bukan waktunya melakukan sebuah hukuman kolektif. Rasmussen meyakinkan yang juga harus menjadi pertimbangan, UNRWA punya sampai 3 ribu karyawan, di mana 13 ribu pegawai itu berada di Gaza.

Situasi di Jalur Gaza setiap menit memburuk, di mana ayah atau ibu mencari susu formula atau bahkan makanan untuk anak-anak mereka yang sangat sulit ditemukan atau kadang mustahil. Dari total populasi 2.2 juta warga sipil di Gaza, sekitar 1.8 juta orang harus berpindah tempat berkali-kali. Pengiriman bantuan kemanusiaan yang tidak cukup di Gaza dan runtuhnya sistem kesehatan di sana, telah memperburuk level kelaparan pada warga Gaza.

Banyak warga Gaza yang meninggalkan rumah tanpa sempat membawa barang berharga. Mereka harus berpindah tempat lima sampai enam kali. Sulit mencari tempat yang aman. Makanan, air bersih dan perlindungan menjadi beberapa di antara masalah utama di sana.

Sumber: middleeastmonitor.com

Pilihan editor: Organisasi Masyarakat Sipil Beri Saran ke Retno Marsudi Menjelang Pernyataan Lisan di ICJ

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Berita terkait

Kisah Israel Diterima Jadi Anggota PBB 75 Tahun Lalu, Diwarnai Pendudukan dan Pengusiran Paksa Warga Palestina

2 jam lalu

Kisah Israel Diterima Jadi Anggota PBB 75 Tahun Lalu, Diwarnai Pendudukan dan Pengusiran Paksa Warga Palestina

Pemberian mandat negara Israel didasari anggapan warga Yahudi berhak jadi tuan atas nasib sendiri seperti halnya semua bangsa lainnya yang berdaulat.

Baca Selengkapnya

Belgia, Denmark, dan Spanyol Sambut Resolusi Keanggotaan Palestina di PBB

3 jam lalu

Belgia, Denmark, dan Spanyol Sambut Resolusi Keanggotaan Palestina di PBB

Belgia, Denmark, dan Spanyol menyambut pengesahan resolusi PBB soal penilaian kembali upaya Palestina untuk menjadi anggota penuh PBB

Baca Selengkapnya

Uni Emirat Arab Tolak Ajakan Netanyahu untuk Jadi Bagian Pemerintahan Gaza

5 jam lalu

Uni Emirat Arab Tolak Ajakan Netanyahu untuk Jadi Bagian Pemerintahan Gaza

Uni Emirat Arab (UEA) mengecam undangan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk berpartisipasi dalam pemerintahan Gaza.

Baca Selengkapnya

Afrika Selatan Minta ICJ Perintahkan Israel Mundur dari Rafah

5 jam lalu

Afrika Selatan Minta ICJ Perintahkan Israel Mundur dari Rafah

Afrika Selatan mengupayakan tindakan darurat baru atas serangan terbaru Israel terhadap Rafah, kota selatan di Gaza.

Baca Selengkapnya

AS Kritik Israel Soal Penggunaan Senjatanya di Gaza, Tapi Tolak Hentikan Pasokan

6 jam lalu

AS Kritik Israel Soal Penggunaan Senjatanya di Gaza, Tapi Tolak Hentikan Pasokan

Pemerintahan Joe Biden mengakui bahwa Israel kemungkinan menggunakan senjata yang disediakan AS tak sesuai hukum kemanusiaan di Gaza

Baca Selengkapnya

110 Ribu Warga Gaza Tinggalkan Rafah

8 jam lalu

110 Ribu Warga Gaza Tinggalkan Rafah

Sebanyak 110 ribu warga Gaza meninggalkan Rafah untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman setelah Israel secara bertahap menyerang wilayah itu

Baca Selengkapnya

Indonesia Mengutuk Pembakaran Kantor UNRWA di Yerusalem oleh Warga Israel

9 jam lalu

Indonesia Mengutuk Pembakaran Kantor UNRWA di Yerusalem oleh Warga Israel

Kementerian Luar Negeri RI mengatakan aksi pembakaran markas besar UNRWA di Yerusalem oleh warga ekstremis merupakan tanggung jawab Israel.

Baca Selengkapnya

Duta Besar Palestina Minta Isu Gaza Tak Hilang dari Pemberitaan

9 jam lalu

Duta Besar Palestina Minta Isu Gaza Tak Hilang dari Pemberitaan

Dubes Palestina untuk Indonesia meminta komunitas internasional berbicara tentang situasi di Gaza ketika Israel mulai menyerang kota Rafah.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia; Kesepakatan Gencatan Senjata Israel-Hamas Gagal Lagi

9 jam lalu

Top 3 Dunia; Kesepakatan Gencatan Senjata Israel-Hamas Gagal Lagi

Top 3 dunia pada 10 Mei 2024 didominasi berita soal perang Gaza, di mana kesepakatan gencatan senjata lagi-lagi gagal tercapai.

Baca Selengkapnya

Mentan Amran Berikan Bantuan Korban Bencana di Sulsel

17 jam lalu

Mentan Amran Berikan Bantuan Korban Bencana di Sulsel

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memberikan bantuan kepada sejumlah anak yatim dan keluarga korban banjir dan longsor Provinsi Sulawesi Selatan berupa uang pribadi sebesar 10 juta perorang.

Baca Selengkapnya