Mengenal Rafah Sasaran Israel Berikutnya: Kota Tempat Cleopatra Menikah

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Senin, 12 Februari 2024 10:34 WIB

Anak-anak Palestina yang kehilangan tempat tinggal karena serangan Israel, mengikuti kegiatan hiburan yang diselenggarakan oleh aktivis lokal, di sebuah sekolah yang dikelola oleh Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (UNRWA) di Rafah di selatan Jalur Gaza 7 Februari 2024. Acara ini digelar untuk mendukung kesehatan mental anak-anak, di tengah bencana konflik antara Israel dan Hamas. REUTERS/Mohammed Salem

TEMPO.CO, Jakarta - Abu Mustafa mengaku kebingungan karena Israel berencana menyerang Rafah, kota di Gaza yang berbatasan dengan Mesir. Ia bersama sekitar sejuta warga Palestina mengungsi ke wilayah itu yang selama ini aman dari terjangan peluru Israel.

“Setiap hari, kami dalam pelarian. Menjadi pengungsi itu berat karena saya mempunyai dua anak perempuan yang cacat. Saya tidak bisa membawa mereka kemana-mana. Saya tidak punya mobil atau gerobak,” kata Laila Abu Mustafa seperti dikutip Reuters, Senin, 12 Februari 2024.

“Kalau nanti ada pengungsian lagi, saya tidak akan pindah,” ujarnya.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan rencana evakuasi bagi warga sipil yang berkerumun di Rafah, berkemah di jalanan dan lahan kosong, di pantai dan seperti keluarga Abu Mustafa di jalur berpasir di sepanjang perbatasan Mesir.

Dalam panggilan telepon, Presiden AS Joe Biden mengatakan kepada Netanyahu bahwa Israel tidak boleh melanjutkan operasi militer di Rafah tanpa rencana untuk menjamin keselamatan orang-orang yang berlindung di sana, kata Gedung Putih.

Advertising
Advertising

Seruan itu muncul beberapa hari setelah Biden mengatakan tanggapan Israel di Gaza “berlebihan”.

Rafah, yang sebelum perang Gaza dihuni 150 ribuan warga Palestina, mempunyai sejarah panjang. Bahkan nama wilayah ini sudah ada sejak Zaman Perunggu di masa Mesir diperintah para Firaun.

Namanya pertama kali dicatat dalam prasasti Firaun Seti I Mesir pada 1303 SM sebagai Rph, dan sebagai perhentian pertama upaya Firaun Shoshenq I dalam perluasan wilayah ke Levant pada 925 SM. Pada tahun 720 SM, Rafah menjadi tempat kemenangan raja Asyur Sargon II atas Mesir.

PETA RAFAH (REUTERS)

Tempat Cleopatra Menikah

Raja Yunani, Antiokhus III (223 hingga 187 SM) bersedia berdamai dengan penguasa Mesir Ptolemy V, menikahkan putrinya Cleopatra I dengan Ptolemy V. Pernikahan mereka dilangsungkan pada tahun 193 SM di Raphia.

Kelak Cleopatra menjadi wali Mesir pada masa putra mereka, Ptolemeus VI, masih kecil, sejak kematian suaminya pada tahun 180 SM hingga kematiannya sendiri pada tahun 176 SM.

Dalam perkemabangan di masa modern, Rafah sebagai bagian dari Gaza masuk wilayah Palestina sebelum pembentukan negara Israel pada 1948, ketika lebih dari 750.000 warga Palestina melarikan diri atau diusir dari rumah mereka dalam apa yang oleh orang Palestina disebut al-Nakba, atau “Bencana.”

Mesir merebut Gaza selama perang Arab-Israel tahun 1948, dan akibatnya tidak ada perbatasan di Rafah.

Semenanjung Sinai Mesir – tempat Rafah berada – diinvasi oleh Israel dalam Perang Enam Hari tahun 1967. Sinai kemudian dikembalikan ke Mesir setelah Perjanjian Camp David dan perjanjian damai tahun 1979 antara Israel dan Mesir. Tentara Israel terakhir menarik diri dari semenanjung itu pada tahun 1982.

Israel membuka penyeberangan Rafah setelah perjanjian damai tahun 1979, dan pergerakan orang dari Gaza ke Mesir tetap berada dalam kendali Israel dari tahun 1982 hingga 2005. Sejak November 2005, penyeberangan Rafah berada di bawah kendali Mesir, Otoritas Palestina, dan Uni Eropa — untuk pertama kalinya. Palestina telah memperoleh sebagian kendali atas salah satu perbatasan internasional mereka.

Setelah Hamas menguasai Gaza pada Juni 2007, Uni Eropa menarik kendali atas perbatasan tersebut. Israel dan Mesir kemudian menutup penyeberangan Rafah setelah pengambilalihan Hamas secara efektif menutup Jalur Gaza dari semua sisi. Sejak itu, penyeberangan hanya sesekali dibuka untuk warga Palestina.

Ratusan Terowongan

Untuk menghindari blokade ekonomi yang diberlakukan Israel, para penyelundup menggali ratusan terowongan di bawah perbatasan Rafah, sehingga memungkinkan segala jenis barang masuk ke Jalur Gaza. Dulunya merupakan pekerjaan rahasia para penjahat, penyelundupan menjadi penyelamat bagi warga Palestina di Gaza setelah blokade tahun 2007. Rafah segera menjadi pusat penyelundupan.

Mulai dari rokok hingga pakaian telah diselundupkan ke Gaza melalui terowongan yang menghubungkan Mesir dan Palestina. Pada tahun 2015, Mesir membanjiri terowongan tersebut dengan tujuan mengakhiri penyelundupan.

Upaya Mesir untuk menghancurkan terowongan tersebut sebagian besar berhasil dan memberikan dampak buruk terhadap perekonomian Gaza. Ada laporan dalam beberapa tahun terakhir tentang warga Palestina di Rafah yang berupaya memulihkan terowongan tersebut.

REUTERS, NPR, SMH

Pilihan Editor Peringatan 45 Tahun Revolusi Iran, Warga Bakar Bendera Amerika Serikat

Berita terkait

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

1 jam lalu

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

PBB menyebut dermaga terapung yang baru saja selesai dibangun di Gaza untuk pengiriman bantuan dinilai kurang layak dibandingkan jalur darat

Baca Selengkapnya

Daftar Negara yang Mendukung Palestina, Ada Indonesia

2 jam lalu

Daftar Negara yang Mendukung Palestina, Ada Indonesia

Mulai dari Indonesia hingga Afrika Selatan, berikut ini adalah negara yang mendukung Palestina melawan agresi Israel

Baca Selengkapnya

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

3 jam lalu

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

RUU tersebut diperkirakan tidak akan menjadi undang-undang, tetapi lolosnya beleid itu di DPR AS menunjukkan kesenjangan pada tahun pemilu soal Israel

Baca Selengkapnya

Menlu Retno: Ada Upaya Sistematis Hambat Bantuan ke Gaza!

3 jam lalu

Menlu Retno: Ada Upaya Sistematis Hambat Bantuan ke Gaza!

Menlu Retno Marsudi menilai bantuan kemanusiaan ini sangat diperlukan masyarakat Gaza saat ini.

Baca Selengkapnya

Deklarasi Manama: Dukungan Negara-negara Arab untuk Warga Palestina yang Tertindas

4 jam lalu

Deklarasi Manama: Dukungan Negara-negara Arab untuk Warga Palestina yang Tertindas

Liga Arab menyerukan "perlindungan pasukan penjaga perdamaian PBB di wilayah Palestina yang diduduki" hingga solusi dua negara diimplementasikan.

Baca Selengkapnya

Sidang Kedua di ICJ, Afrika Selatan: Serangan Israel di Rafah Harus Dihentikan!

6 jam lalu

Sidang Kedua di ICJ, Afrika Selatan: Serangan Israel di Rafah Harus Dihentikan!

Afrika Selatan meminta ICJ untuk mendesak Israel agar segera menarik pasukannya dan menghentikan serangan militer mereka di Kota Rafah, Gaza

Baca Selengkapnya

Setelah Perang Gaza Usai, Apa Sebenarnya Rencana Netanyahu?

6 jam lalu

Setelah Perang Gaza Usai, Apa Sebenarnya Rencana Netanyahu?

Ketika Israel terus mengebom Gaza, banyak pertanyaan tentang kapan Israel akan berhenti dan apa yang akan dilakukan Netanyahu selanjutnya.

Baca Selengkapnya

AFC Dukung Usulan Palestina untuk Menangguhkan Keanggotaan Israel di FIFA

7 jam lalu

AFC Dukung Usulan Palestina untuk Menangguhkan Keanggotaan Israel di FIFA

AFC memberikan dukungannya terhadap usulan Palestina untuk menangguhkan keanggotaan Israel dari FIFA menyusul konflik yang sedang berlangsung di Gaza.

Baca Selengkapnya

Jadi Bantuan Kemanusiaan ke Jalur Gaza Viral Diinjak-injak Warga Israel, Berikut Sesungguhnya Prestasi Indomie

9 jam lalu

Jadi Bantuan Kemanusiaan ke Jalur Gaza Viral Diinjak-injak Warga Israel, Berikut Sesungguhnya Prestasi Indomie

Tampak dalam video tersebut salah satu bantuan makanan ke Jalur Gaza yang dirusak ekstremis Israel adalah produk mi instan Indomie asal Indonesia

Baca Selengkapnya

Daftar 15 Anggota NATO yang Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, Siapa Saja?

9 jam lalu

Daftar 15 Anggota NATO yang Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, Siapa Saja?

Sebanyak 15 negara anggota NATO juga mendukung Palestina menjadi anggota penuh PBB, siapa saja?

Baca Selengkapnya