5 Sultan yang Tersisa di Dunia

Reporter

Yolanda Agne

Sabtu, 3 Februari 2024 13:15 WIB

Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah (kanan) didampingi Menkominfo Budi Arie Setiadi (kiri) berjalan menuju kendaraan saat tiba di Terminal VVIP Bandara Soekarno Hatta, Banten, Senin, 4 September 2023. ANTARA/Media Center KTT ASEAN 2023/Raisan Al Farisi

TEMPO.CO, Jakarta - Dari berbagai bentuk pemerintahan dan sistem bernegara di dunia, kesultanan menjadi salah satu yang tertua. Biasa diterapkan di kerajaan atau negara Islam, pada mulanya, sultan sama halnya dengan raja yang memerintah suatu wilayah dengan sistem monarki.

Kesultanan muncul di Timur Tengah hingga Turki dan Eropa. Pada abad pertengahan hingga abad ke-15, sistem kesultanan populer dan diterapkan juga di sejumlah kerajaan Islam di nusantara. Tercatat dalam sejarah, sejumlah kesultanan seperti Samudera Pasai, Kesultanan Banten dan banyak lainnya.

Namun saat ini sistem kesultanan tidak sebanyak zaman dulu. Berkembangnya sistem demokrasi, trias politika membuat kesultanan kurang populer. Meskipun masih diterapkan, peran dan fungsinya tak sekuat dulu. Bahkan ada yang hanya sebagai pemangku budaya. Saat ini, ada beberapa kesultanan yang masih bertahan. Dilansir dari berbagai sumber, inilah sejumlah sultan yang masih ada hingga saat ini.

1. Sultan Malaysia

Malaysia merupakan negara monarki konstitusional, dengan sembilan sultan atau pemimpin, yang mengepalai negara bagian masing-masing dan bertindak sebagai pemimpin keagamaan. Setiap sultan akan secara bergiliran menjabat sebagai raja untuk masa jabatan lima tahun.

Advertising
Advertising

Kini Malaysia dipimpin oleh Sultan Ibrahim Sultan Iskandar. Ia baru saja dilantik sebagai Raja Malaysia ke-17 dalam sebuah upacara di istana nasional Malaysia di Kuala Lumpur. pada Rabu 31 Januari 2024. Dia menggantikan Al-Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah, yang akan kembali memimpin negara bagian asalnya, Pahang, pada akhir masa jabatan lima tahunnya sebagai raja.

Sementara wakilnya untuk lima tahun kedepan diisi oleh Sultan Nazrin Shah dari Negara Bagian Perak.

Ibrahim Iskandar mengucapkan sumpah jabatannya di istana nasional, Kuala Lumpur dan menandatangani instrumen proklamasi jabatan, dalam sebuah upacara yang disaksikan oleh keluarga kerajaan lainnya, termasuk Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim dan anggota Kabinet.

Penunjukan Sultan Ibrahim dilakukan setelah pendahulunya, Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah dari Negara Bagian Pahang, menyelesaikan masa jabatannya.

2. Sultan Oman

Saat ini Haitham bin Tariq al-Said menjadi sultan untuk Oman. Ia menggantikan Sultan Qaboos bin Said yang wafat dan dilantik menjadi sultan pada 11 Januari 2020. Sebelum menjadi sultan ia adalah Mantan menteri kebudayaan dan sepupu dari Sultan Qaboos. Haitham bin Thariq bin Taimur Al Bu Sa'id lahir dari keluarga Kesultanan Oman, ayahnya Thariq bin Taimur Al Bu Sa'id merupakan Perdana Menteri Oman pada 1970-1972.

Pada saat pelantikannya ia menyerukan upaya untuk mengembangkan produsen minyak yang relatif kecil, melanjutkan jalur pendahulunya Sultan Qaboos bin Said yang meninggal. Sultan Haitham bin Tariq juga menyerukan upaya untuk mengembangkan negara penghasil minyak yang relatif kecil dan berjanji untuk terus bekerja untuk meningkatkan standar hidup rakyat Oman.

3. Sultan Brunei Darussalam

Brunei Darussalam memiliki sultan Hassanal Bolkiah. Sultan Hassanal Bolkiah naik tahta pada 5 Oktober 1967 setelah ayahnya, Al-Marhum Sultan Haji Omar Ali Saifuddien Sa'adul Khairi Waddien turun tahta secara sukarela. Ia dikenal sebagai sultan yang kaya.

Terlihat dari pengeluarannya untuk mobil mahal masing-masing hingga 10 juta poundsterling (Rp 186 miliar), portofolio properti bernilai miliaran poundsterling dan jet pribadi lengkap dengan peralatan bersapuh emas. Pada 2019 kekayaan pribadi Sultan Hassanal Bolkiah ditaksir 15 miliar poundsterling atau Rp 280 triliun, menjadikan sultan Brunei itu sebagai raja terkaya kedua di dunia setelah Raja Thailand dengan pendapatan Rp 425 triliun

4. Sultan Jogja

Sri Sultan Hamengku Bawono X telah menjadi sultan sejak 7 Maret 1989. Dikutip dari laman Kraton Jogja, Sri Sultan Hamengku Bawono X memiliki nama asli Bendara Raden Mas (BRM) Herjuno Darpito. Ia lahir di Yogyakarta pada 2 April 1946.

Pada 2 Oktober 1988 Sri Sultan Hamengku Buwono IX wafat. Ia kemudian menjadi calon paling tepat untuk menjadi Sultan berikutnya. Proses suksesi ini menjadi hal yang baru dalam sejarah Keraton Yogyakarta. Pada era sebelumnya, setiap Sultan yang akan dilantik harus mendapat persetujuan dari Belanda.

5. Sultan Cirebon

Pangeran Handi merupakan raja di Keraton Kaprabonan, Cirebon, Jawa Barat. Ia menggantikan kakaknya Sultan Pangeran Hempi Raja Kaprabon X yang meninggal dunia pada Juli 2021 lalu. Ia kini memegang tahta kerajaan ke-XI di Kasultanan Kaprabonan.

Proses pengangkatan sultan atau dikenal dengan istilah jumenengan dilakukan di Omah Kulon, salah satu bangunan yang ada di dalam Keraton Kasepuhan Cirebon. Jumenengan dilakukan terbatas dan hanya di lingkungan keluarga.

YOLANDA AGNE | EKA YUDHA SAPUTRA

Pilihan Editor: Sultan Ibrahinm dari Johor Resmi Dilantik jadi Raja Malaysia

Berita terkait

Aksi Orangutan di Sabah Malaysia Kepanasan, Mampir ke Kafe Cari Minuman Dingin

1 hari lalu

Aksi Orangutan di Sabah Malaysia Kepanasan, Mampir ke Kafe Cari Minuman Dingin

Orangutan dari Pusat Rehabilitasi Orangutan Sabah juga pernah datang ke kafe itu untuk menghabiskan makanan sisa pengunjung.

Baca Selengkapnya

Alasan 9 Negara Ini Menolak Palestina Jadi Anggota Penuh PBB, Termasuk Argentina dan Papua Nugini

1 hari lalu

Alasan 9 Negara Ini Menolak Palestina Jadi Anggota Penuh PBB, Termasuk Argentina dan Papua Nugini

Sebanyak 143 negara mendukung Palestina menjadi anggota penuh PBB, 9 negara menolak dan 25 negara lain abstain. Apa alasan mereka menolak?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kerusuhan Berbau Rasial 13 Mei 1969 di Malaysia

1 hari lalu

Kilas Balik Kerusuhan Berbau Rasial 13 Mei 1969 di Malaysia

Inilah peristiwa kerusuhan massal nan kelam di Malaysia yang menewaskan sedikitnya 184 Orang

Baca Selengkapnya

Kerusuhan 13 Mei 1969 Terjadi di Malaysia dan Penjarahan 13 Mei 1998 di Indonesia Jadi Kenangan Kelam

1 hari lalu

Kerusuhan 13 Mei 1969 Terjadi di Malaysia dan Penjarahan 13 Mei 1998 di Indonesia Jadi Kenangan Kelam

Indonesia dan Malaysia punya kenangan kelam pada kerusuhan dan penjarahan pada 13 Mei, pada 1969 dan 1998. Berikut kejadiannya.

Baca Selengkapnya

Tahan Bantuan Senjata ke Israel, Biden Terancam Dimakzulkan Anggota DPR AS

3 hari lalu

Tahan Bantuan Senjata ke Israel, Biden Terancam Dimakzulkan Anggota DPR AS

Anggota DPR AS dari Partai Republik, Cory Mills, pada Jumat mengatakan telah mengajukan pasal pemakzulan terhadap Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Ketegangan Global, Airlangga: Ekonomi RI Masih Lebih Baik Dibanding Negara Lain

4 hari lalu

Ketegangan Global, Airlangga: Ekonomi RI Masih Lebih Baik Dibanding Negara Lain

Airlangga mengatakan setiap kali ada krisis ketegangan, emas dijadikan sebagai safe haven.

Baca Selengkapnya

Faisal Halim Pesepak bola Malaysia yang Disiram Air Keras Mulai Stabil, Begini Statistiknya saat Bermain

5 hari lalu

Faisal Halim Pesepak bola Malaysia yang Disiram Air Keras Mulai Stabil, Begini Statistiknya saat Bermain

Faisal Halim sempat mendapat hukuman dari Federasi Sepakbola Malaysia sebelum disiram air keras.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Jusuf Kalla Bertemu Hamas Hingga AS-Israel Diduga Langgar Hukum Internasional

7 hari lalu

Top 3 Dunia: Jusuf Kalla Bertemu Hamas Hingga AS-Israel Diduga Langgar Hukum Internasional

Berita Top 3 Dunia pada Selasa 7 Mei 2024 diawali oleh kabar Ketua Umum PMI Jusuf Kalla meminta kelompok Palestina Hamas untuk bersatu dengan Fatah

Baca Selengkapnya

Kondisi Atlet Sepak Bola Malaysia yang Disiram Air Keras Kini Kritis Tapi Stabil

7 hari lalu

Kondisi Atlet Sepak Bola Malaysia yang Disiram Air Keras Kini Kritis Tapi Stabil

Atlet sepak bola Malaysia yang menjadi korban serangan air keras, Faisal Halim, berada dalam kondisi kritis.

Baca Selengkapnya

Bertemu di Malaysia, Jusuf Kalla Minta Hamas Bersatu dengan Fatah

7 hari lalu

Bertemu di Malaysia, Jusuf Kalla Minta Hamas Bersatu dengan Fatah

Ketua PMI Jusuf Kalla meminta Hamas untuk bersatu dengan Fatah ketika bertemu perwakilan kelompok tersebut di Kuala Lumpur.

Baca Selengkapnya