Rekaman PM Israel tentang Qatar Bocor, Ungkap Kekesalan Netanyahu atas Negosiasi Sandera

Reporter

Tempo.co

Jumat, 26 Januari 2024 10:06 WIB

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, bersama Menteri Pertahanan Yoav Gallant dan Menteri Kabinet Benny Gantz, mengadakan konferensi pers di pangkalan militer Kirya di Tel Aviv, Israel, 28 Oktober 2023. ABIR SULTAN POOL/Pool via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah rekaman yang berisi kritikan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terhadap peran Qatar dalam pembicaraan dengan Hamas mengenai pembebasan para sandera bocor ke media.

Dalam audio yang memicu kontroversi dan disiarkan pada Selasa oleh Channel 12 Israel, Netanyahu terdengar mengatakan bahwa keterlibatan Qatar dalam pembebasan tawanan adalah “bermasalah”.

Dia juga menyalahkan Qatar karena mendanai Hamas dan mengatakan kecewa dengan keputusan Amerika Serikat yang memperluas kehadiran pangkalan militer di negara Teluk tersebut.

Majed Al-Ansari, juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, menanggapi rekaman tersebut dengan mengatakan dia “terkejut”.

Sekitar 240 orang ditawan oleh pejuang Hamas ketika mereka melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya ke Israel selatan pada 7 Oktober, menewaskan sedikitnya 1.139 orang, menurut penghitungan Al Jazeera berdasarkan statistik Israel.

Advertising
Advertising

Israel menanggapinya dengan pemboman dahsyat dan invasi darat ke Gaza, yang telah menyebabkan lebih dari 80 persen penduduknya mengungsi dan menjadikan sebagian besar wilayah tersebut menjadi puing-puing. Para pejabat Palestina mengatakan sedikitnya 25.900 orang tewas dan lebih dari 63.000 orang terluka dalam serangan Israel.

Setelah perundingan panjang yang dipimpin oleh Qatar dan Amerika Serikat, lebih dari 100 orang yang disandera Hamas dibebaskan pada akhir November. Pembebasan ini dengan imbalan tahanan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel ketika Israel dan Hamas melaksanakan gencatan senjata selama seminggu.

Negara Teluk tersebut tetap terlibat dalam perundingan yang bertujuan untuk mencapai kesepakatan baru untuk pembebasan sekitar 130 tawanan yang masih ditahan oleh Hamas dan kelompok bersenjata Palestina lainnya.

Outlet media Israel Walla pada Kamis melaporkan bahwa kantor Netanyahu menyalahkan keluarga sandera Israel. Kantor Netanyahu menyebut bahwa mereka memiliki bukti dalam bentuk pesan teks dari salah satu anggota keluarga sandera yang hadir pada pertemuan tersebut.

“Gadis di sebelah saya punya telepon, sayang sekali saya tidak memberi tahu dia,” pesan itu berbunyi, menurut Walla.

Keluarga warga Israel yang ditawan di Gaza membantah bahwa mereka berada di balik kebocoran rekaman.

“Semua percakapan yang terjadi dalam pertemuan dengan Perdana Menteri direkam oleh kantornya dan rekan-rekannya yang hadir pada pertemuan tersebut,” Haim Rubinstein, juru bicara keluarga tersebut, mengatakan pada Kamis dalam sebuah pernyataan yang dikutip di media Israel.

“Keluarga yang berpartisipasi dalam pertemuan tersebut disita ponselnya di pintu masuk,” katanya, seraya menambahkan bahwa kebocoran tersebut adalah “masalah serius yang mengindikasikan hilangnya kendali”.

Pilihan Editor: Indonesia Kecam PM Israel yang Menentang Negara Palestina

AL JAZEERA

Berita terkait

PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

4 jam lalu

PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

PBB mengatakan masih ada sekitar 10.000 jenazah di Gaza yang masih harus melalui proses identifikasi.

Baca Selengkapnya

Tujuh Bulan Perang Lenyapkan Hamas, Apakah Israel Gagal?

5 jam lalu

Tujuh Bulan Perang Lenyapkan Hamas, Apakah Israel Gagal?

Netanyahu bersumpah untuk melenyapkan Hamas, namun tujuh bulan berperang, sumpah itu belum juga terwujud.

Baca Selengkapnya

Pemimpin Hizbullah Ancam Penduduk Israel Tak Bisa Pulang jika Serangan di Gaza Berlanjut

5 jam lalu

Pemimpin Hizbullah Ancam Penduduk Israel Tak Bisa Pulang jika Serangan di Gaza Berlanjut

Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah mengatakan kelompoknya akan terus memerangi Israel selama serangan di Gaza berlanjut.

Baca Selengkapnya

Erdogan: 1.000 Anggota Hamas Dirawat di RS Turki

8 jam lalu

Erdogan: 1.000 Anggota Hamas Dirawat di RS Turki

Erdogan mengatakan lebih dari 1.000 anggota Hamas dirawat di rumah sakit di Turki.

Baca Selengkapnya

Gilad Erdan Dubes Israel Sobek Salinan Piagam PBB Usai Voting Status Palestina, Ini Profilnya

12 jam lalu

Gilad Erdan Dubes Israel Sobek Salinan Piagam PBB Usai Voting Status Palestina, Ini Profilnya

Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan merobek salinan Piagam PBB, memprotes pemungutan suara resolusi yang mendukung keanggotaan penuh Palestina.

Baca Selengkapnya

Donor Internasional Janjikan Bantuan Lebih dari Rp32 Triliun untuk Gaza

16 jam lalu

Donor Internasional Janjikan Bantuan Lebih dari Rp32 Triliun untuk Gaza

Sebuah konferensi donor internasional di Kuwait menjanjikan bantuan lebih dari US$2 miliar atau sekitar Rp32 triliun ke Gaza

Baca Selengkapnya

Militer Israel Kepung Gaza dari Utara Hingga Selatan, Kondisi Warga Palestina Semakin Sulit

1 hari lalu

Militer Israel Kepung Gaza dari Utara Hingga Selatan, Kondisi Warga Palestina Semakin Sulit

Pasukan Israel menyerbu jauh ke dalam reruntuhan di tepi utara Gaza , di saat bersamaan tank dan tentara Israel menerobos jalan raya menuju Rafah

Baca Selengkapnya

Shin Bet Selidiki Kegagalan Keamanannya dalam Serangan 7 Oktober: Seharusnya Bisa Dicegah

1 hari lalu

Shin Bet Selidiki Kegagalan Keamanannya dalam Serangan 7 Oktober: Seharusnya Bisa Dicegah

Kepala Shin Bet Ronan Bar mengakui Shin Bet gagal memberikan payung keamanan kebanggaannya bagi Israel dalam serangan 7 Oktober.

Baca Selengkapnya

Antony Blinken Akui Israel Tak Punya Rencana Kredibel untuk Serang Rafah

1 hari lalu

Antony Blinken Akui Israel Tak Punya Rencana Kredibel untuk Serang Rafah

Antony Blinken memperingatkan serangan Israel bisa memicu sebuah pemberontakan.

Baca Selengkapnya

Bertahan selama Perang Gaza, Yahya Sinwar Menjadi Simbol Kegagalan Israel

1 hari lalu

Bertahan selama Perang Gaza, Yahya Sinwar Menjadi Simbol Kegagalan Israel

Menurut lawan dan musuhnya, Yahya Sinwar telah muncul tidak hanya sebagai pemimpin yang berkemauan keras, namun juga sebagai negosiator yang cerdik.

Baca Selengkapnya