Kuba Bangkrut, Harga BBM Naik Hingga 500 Persen per 1 Februari

Reporter

Tempo.co

Kamis, 11 Januari 2024 14:23 WIB

Seorang wanita membawa spanduk bertuliskan dalam bahasa Spanyol: "Hentikan pembantaian" selama pawai mendukung Palestina, menyerukan gencatan senjata dan menuduh Israel melakukan "genosida" di Gaza, di Havana, Kuba, 23 November 2023. REUTERS /Alexandre Meneghini

TEMPO.CO, Jakarta - Kuba berada di ambang kebangkrutan. Beban inflasi dan kelangkaan produk menyebabkan harga bahan bakar naik hingga 500 persen.

Pemerintah Kuba mengumumkan kenaikan harga lima kali lipat pada Senin lalu, yang berlaku mulai 1 Februari. Kenaikan harga BBM ini sebagai bagian dari serangkaian langkah untuk mengurangi defisit anggaran negara.

Harga satu liter bensin reguler akan naik dari 25 peso (20 sen AS) menjadi 132 peso, sedangkan harga bensin premium akan melonjak dari 30 menjadi 156 peso.

Seperti yang dialami oleh seorang warga Kuba, Domingo Wong. Untuk membeli 10 liter bahan bakar sepeda motornya, Wong membayar lebih dari setengah gaji bulanannya yang berjumlah sekitar US$ 21. BBM itu hanya cukup untuk seminggu.

“Sepuluh liter itu yang saya gunakan dalam seminggu tanpa melakukan sesuatu yang istimewa, hanya sehari-hari pergi bekerja, mengantar putri saya ke sekolah, mengunjungi saudara perempuan saya,” kata penjaga gedung berusia 57 tahun itu sambil menunggu dengan sabar saat mengantre BBM untuk sepeda motornya.

Advertising
Advertising

Negara berpenduduk 11 juta jiwa ini mengalami krisis ekonomi terburuk sejak runtuhnya blok Soviet pada 1990an. Krisis diperparah oleh pandemi virus corona, pengetatan sanksi AS dalam beberapa tahun terakhir, dan kelemahan struktural dalam perekonomian.

Menurut perkiraan resmi, perekonomian Kuba menyusut dua persen pada 2023, sementara inflasi mencapai 30 persen tahun lalu. Para ahli mengatakan perkiraan ini mungkin terlalu rendah. Bahan bakar dan kebutuhan pokok lainnya sudah sulit didapat.

Pemerintah Kuba, yang mensubsidi hampir semua barang dan jasa penting, bulan lalu sudah mengisyaratkan bahwa mereka harus menaikkan harga bahan bakar. “Negara ini tidak bisa mempertahankan harga bahan bakar yang merupakan yang termurah di dunia,” kata Menteri Perekonomian Alejandro Gil.

Pemerintah pada Senin juga mengkonfirmasi kenaikan harga listrik sebesar 25 persen untuk konsumen perumahan utama, serta kenaikan harga gas alam. Banyak warga Kuba takut inflasi akan bertambah buruk.

“Harga secara umum akan meningkat karena makanan yang kita makan bergantung pada transportasi,” kata pengemudi ojek Rafael Olivier, 21, di Havana.

Menteri Energi Vicente de la O Levy mengatakan kenaikan harga sebenarnya dimaksudkan untuk mengurangi lelangkaan BBM.

Pihak berwenang juga mengumumkan bahwa wisatawan sekarang akan membayar bahan bakar dalam mata uang asing, yang juga terbatas pasokannya. Bank Sentral sedang mempertimbangkan untuk menyesuaikan nilai tukar terhadap dolar.

Peso telah mengalami devaluasi dua kali sejak 2021.

Ekonom Omar Everleny Perez mengatakan harga bahan bakar di Kuba mungkin lebih murah dibandingkan negara-negara lain di dunia. "Namun jika membandingkannya dengan gaji di negara tersebut, harganya sangat mahal."

“Daya beli kami tidak cukup, ini akan berdampak pada kami semua,” kata pekerja mandiri Juan Antonio Cruzata, 59 tahun. Gaji rata-rata orang Kuba setara dengan sekitar US$ 40 atau sekitar Rp 600 ribu per bulan.

NDTV

Pilihan editor: Xi Jinping Curhat Lewat Surat ke Teman Lamanya di Amerika, Apa Isinya?

Berita terkait

Mendagri Tito Keluhkan Mayoritas Inflasi Provinsi Lampaui Angka Nasional

1 hari lalu

Mendagri Tito Keluhkan Mayoritas Inflasi Provinsi Lampaui Angka Nasional

Menteri TIto Karnavian meminta kepala daerah memerhatikan inflasi di daerahnya masing-masing.

Baca Selengkapnya

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

3 hari lalu

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

Daerah dengan catatan inflasi terendah di Jawa Tengah adalah Kabupaten Rembang yaitu 0,02 persen.

Baca Selengkapnya

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

4 hari lalu

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Rencana Pemberian Insentif Mobil Listrik: Masih Dibicarakan

4 hari lalu

Jokowi soal Rencana Pemberian Insentif Mobil Listrik: Masih Dibicarakan

Presiden Joko Widodo alias Jokowi buka suara soal kelanjutan rencana pemerintah memberi insentif untuk mobil hybrid.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

4 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

5 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

5 hari lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

5 hari lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

5 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

7 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya