Laporan Intelijen Amerika Serikat Sebut Militer Israel Sulit Menang Lawan Hamas

Reporter

Tempo.co

Selasa, 9 Januari 2024 05:30 WIB

Militer Israel menunjukan drone yang diduga digunakan oleh Hamas dari Jalur Gaza selama serangan mematikan 7 Oktober, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di pangkalan militer Tzrifin di Israel tengah, 20 November 2023. REUTERS/Ammar Awad

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah penilaian dari Badan Intelijen Pertahanan Amerika Serikat (DIA) menemukan kalau militer Israel akan sulit meraih kesuksesan jika harus perang melawan kelompok Hamas sendirian di Gaza dan melawan Hezbollah di Lebanon. Laporan DIA ini dipublikasi Washington Post pada Minggu, 7 Januari 2024.

Israeli Defense Forces (IDF) terlibat baku tembak dengan kelompok Hezbollah sejak dimulainya perang dengan Hamas pada Oktober 2023. Pada awalnya pertempuran Israel dengan kedua kelompok itu dalam skala terbatas, namun pada Sabtu, 6 Januari 2024, Hezbollah melancarkan serangan pada sebuah markas intelijen Israel menggunakan sejumlah rudal sebagai bentuk serangan balasan ke Israel atas pembunuhan seorang pejabat senior Hamas di Beirut beberapa hari sebelumnya. Kejadian tersebut memancing naiknya ketegangan.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji akan membuat sebuah perubahan mendasar demi mengamankan kondisi di perbatasan Israel-Lebanon. Washington Post mewartakan Amerika Serikat secara resmi dan tertutup telah memperingatkan Netanyahu agar tidak membuka front kedua. Sebab kalau sampai terjadi (front kedua), penilaian rahasia baru dari DIA menemukan akan sulit bagi IDF meraih kesuksesan karena aset-aset militernya dan sumber dayanya akan semakin sedikit dalam menghadapi perang Gaza.

Advertising
Advertising

Jika tidak ada perang, jumlah militer Israel relatif kecil dan bergantung pada tentara cadangan untuk menambah pasukan di masa konflik. IDF merekrut sekitar 360 ribu tentara cadangan ketika perang dengan Hamas, namun seorang pejabat senior Israel mengatakan pada Reuters akhir pekan lalu bahwa tentara cadangan dalam jumlah tertentu akan segera dibebas tugaskan.

Sebelumnya, kelompok Hezbulloh menyerang pos pengamatan penting Israel pada Sabtu pagi, 6 Januari 2024 dengan 62 roket. Serangan itu sebagai "respons awal" terhadap pembunuhan wakil ketua Hamas pada awal pekan ini. Hezbulloh mengatakan kelompok itu telah menyerang sebuah pos utama di puncak bukit yang diandalkan Israel untuk “pengamatan udara” dan “pengendalian udara”. Belum ada komentar langsung dari militer Israel.

Sumber : RT.com

Pilihan Editor: Hakim Sidang Haris Azhar Sebut Luhut Miliki 99 Persen Saham di PT Toba Sejahtera

Berita terkait

PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

10 menit lalu

PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

PBB menegaskan bahwa jumlah korban tewas di Jalur Gaza akibat serangan Israel masih lebih dari 35.000 warga Palestina.

Baca Selengkapnya

Perwira Angkatan Darat AS Mundur, Protes Dukungan terhadap Israel untuk Serang Gaza

34 menit lalu

Perwira Angkatan Darat AS Mundur, Protes Dukungan terhadap Israel untuk Serang Gaza

Harrison Mann, perwira Angkatan Darat Amerika Serikat mengumumkan mundur sebagai protes atas dukungan Washington terhadap perang Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Erdogan: 1.000 Anggota Hamas Dirawat di RS Turki

1 jam lalu

Erdogan: 1.000 Anggota Hamas Dirawat di RS Turki

Erdogan mengatakan lebih dari 1.000 anggota Hamas dirawat di rumah sakit di Turki.

Baca Selengkapnya

Warga Israel Blokir Bantuan Makanan untuk Warga Gaza, Isinya Dirusak

2 jam lalu

Warga Israel Blokir Bantuan Makanan untuk Warga Gaza, Isinya Dirusak

Warga Israel yang marah menyerang truk bantuan berisi bahan makanan untuk pengungsi di Gaza. Mereka

Baca Selengkapnya

Gilad Erdan Dubes Israel Sobek Salinan Piagam PBB Usai Voting Status Palestina, Ini Profilnya

4 jam lalu

Gilad Erdan Dubes Israel Sobek Salinan Piagam PBB Usai Voting Status Palestina, Ini Profilnya

Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan merobek salinan Piagam PBB, memprotes pemungutan suara resolusi yang mendukung keanggotaan penuh Palestina.

Baca Selengkapnya

Korban Tewas Lebih 35.000 Orang, AS Bantah Israel Lakukan Genosida di Gaza

7 jam lalu

Korban Tewas Lebih 35.000 Orang, AS Bantah Israel Lakukan Genosida di Gaza

Gedung Putih membantah bahwa Israel melakukan genosida di Gaza. Warga Palestina yang tewas di Gaza sudah lebih dari 35.000 orang.

Baca Selengkapnya

Staf PBB Tewas Diserang Israel di Rafah, Guterres Minta Penyelidikan Penuh

8 jam lalu

Staf PBB Tewas Diserang Israel di Rafah, Guterres Minta Penyelidikan Penuh

Seorang staf PBB tewas di Rafah setelah kendaraannya ditabrak saat sedang melakukan perjalanan ke sebuah rumah sakit.

Baca Selengkapnya

Donor Internasional Janjikan Bantuan Lebih dari Rp32 Triliun untuk Gaza

8 jam lalu

Donor Internasional Janjikan Bantuan Lebih dari Rp32 Triliun untuk Gaza

Sebuah konferensi donor internasional di Kuwait menjanjikan bantuan lebih dari US$2 miliar atau sekitar Rp32 triliun ke Gaza

Baca Selengkapnya

Senator AS Sarankan Israel Serang Gaza dengan Bom Nuklir

11 jam lalu

Senator AS Sarankan Israel Serang Gaza dengan Bom Nuklir

Senator AS Lindsey Graham melontarkan pernyataan kontroversial terkait agresi Israel di Gaza. Ia menyarankan Israel membom nuklir Gaza

Baca Selengkapnya

UNRWA Mencatat 360 Ribu Warga Tinggalkan Rafah

19 jam lalu

UNRWA Mencatat 360 Ribu Warga Tinggalkan Rafah

Jumlah warga Palestina yang terpaksa meninggalkan Rafah karena serangkaian serangan militer Israel meningkat menjadi 360 ribu orang.

Baca Selengkapnya