Euro-Med: Tentara Israel Culik Bayi dan Anak-anak Gaza
Editor
Ida Rosdalina
Kamis, 4 Januari 2024 08:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Euro-Med Human Rights Monitor melaporkan bahwa militer Israel telah menculik anak-anak Palestina dari Jalur Gaza, sebagai bagian dari apa yang organisasi tersebut gambarkan sebagai tindakan genosida yang sedang berlangsung terhadap warga Gaza sejak 7 Oktober.
Kelompok hak asasi manusia mendesak Israel untuk menyatukan kembali anak-anak tersebut dengan orang tua mereka. Mengekspresikan keprihatinan atas penculikan anak-anak yang mengkhawatirkan dan hilangnya banyak tahanan Palestina di Jalur Gaza yang tidak dapat dijelaskan, Euro-Med Monitor menekankan perlunya komunitas internasional untuk memenuhi kewajibannya dan memberikan tekanan pada Israel untuk menjamin kepulangan mereka dengan selamat.
Organisasi yang berbasis di Jenewa ini menekankan keprihatinannya yang besar atas rincian yang dirilis oleh Radio Tentara Israel pada 1 Januari 2024.
Menurut laporan itu, perwira Israel Harel Itach, seorang komandan Brigade Givati, diduga menculik seorang bayi Palestina dari rumah keluarganya di Gaza setelah pembunuhan anggota keluarganya. Tanggal spesifik kejadian tersebut tidak diungkapkan, namun organisasi tersebut menggarisbawahi pentingnya menanggapi informasi ini dengan serius.
Setelah mengetahui kematian perwira Israel tersebut pada 22 Desember 2023 akibat luka-luka yang dideritanya dalam perang Gaza, rekan dekat Itach mengungkap dugaan insiden penculikan tersebut. Temannya mengungkapkan bahwa keberadaan bayi Palestina tersebut masih belum diketahui. Euro-Med Monitor menyuarakan keprihatinan yang mendalam, mengungkapkan ketakutan bahwa insiden yang melibatkan petugas dan bayi Palestina ini bukanlah kejadian yang terisolasi. Kelompok hak asasi manusia tersebut mengutip sejumlah kesaksian yang mereka terima, yang menunjukkan adanya pola di mana tentara Israel dilaporkan menahan dan merelokasi anak-anak Palestina tanpa memberikan informasi tentang keberadaan mereka.
Kementerian Luar Negeri Otoritas Palestina, Selasa, 2 Januari 2024, mengutuk “penculikan” seorang bayi perempuan Palestina oleh seorang tentara Israel di Jalur Gaza, dan menyerukan kepada pendudukan untuk membebaskannya.
Kementerian tersebut mengeluarkan permintaan tersebut menyusul pernyataan baru-baru ini oleh tentara Israel Shachar Mendelson, rekan Kapten Harel Itach, yang mengungkapkan kepada Radio Angkatan Darat Israel bahwa perwira tersebut diduga telah memasukkan seorang bayi Palestina ke rumah sakit di wilayah pendudukan setelah serangan udara Israel. mengakibatkan hilangnya seluruh keluarga bayi tersebut di Gaza.
Selain itu, Euro-Med Monitor telah menerima laporan menyedihkan dari banyak keluarga Palestina yang kehilangan komunikasi dengan anak-anak mereka. Organisasi tersebut menyoroti bahwa laporan-laporan ini sebagian besar berasal dari wilayah yang mengalami serangan darat Israel.
Euro-Med Monitor menekankan bahwa ancaman tentara Israel yang melakukan relokasi paksa dan penghilangan anak-anak semakin meningkat. Kekhawatiran ini terutama terlihat ketika ratusan keluarga Palestina melaporkan hilangnya satu atau lebih anak-anak mereka.
<!--more-->
Kehilangan Istri dan Dua Anak
Rushdi al-Zhaza, mantan tahanan yang dibebaskan dari tahanan Israel, mengungkapkan bahwa dia dan keluarganya ditahan sebulan lalu dari rumah mereka di lingkungan al-Zaytoun di bagian selatan Kota Gaza. Al-Zhaza mengatakan kepada Euro-Med Monitor bahwa keberadaan istri dan dua anaknya saat ini masih belum diketahui. Mengisahkan kejadian tersebut, dia menjelaskan bahwa tentara Israel menahan dia, istrinya Hadeel Youssef al-Dahdouh, bersama dengan dua anak mereka, Mohamed yang berusia empat tahun dan Zein yang berusia enam bulan, ketika mereka berada di dalam rumah mereka sendiri.
Al-Zhaza menceritakan bahwa kedua anak tersebut diambil paksa dari pelukan ibu mereka, dan ketika ibu mereka memprotes, tentara Israel menahannya, melepas jilbabnya, dan menculiknya bersama anak-anaknya. Meski berminggu-minggu berlalu, al-Zhaza dibebaskan tanpa informasi apa pun mengenai keberadaan atau status kesehatan istri dan anak-anaknya. Menurutnya, tentara Israel mengklaim bahwa anak-anak tersebut memerlukan analisis untuk memverifikasi bahwa mereka bukan warga Israel yang ditahan di Jalur Gaza. Meski begitu, Euro-Med Monitor menggarisbawahi bahwa tindakan tersebut dilarang keras berdasarkan hukum internasional, apa pun motif atau alasannya.
Banyak keluarga pengungsi dari Gaza utara atau daerah Khan Younis yang digerebek telah melaporkan kehilangan anak-anak mereka yang menyedihkan selama evakuasi atau pengeboman rumah.
Berdasarkan perkiraan awal, Euro-Med menyimpulkan bahwa lebih dari 3.000 orang, di antaranya 200 perempuan dan gadis muda, telah ditangkap oleh pasukan Israel. Orang-orang Palestina ini ditahan, yang jelas merupakan pelanggaran terhadap hukum internasional, dan kurangnya informasi resmi mengenai tuduhan yang mereka hadapi atau kondisi di mana mereka ditahan.
AL MAYADEEN
Pilihan Editor: KBRI Tokyo Siapkan Bantuan untuk WNI Korban Gempa Ishikawa