Gempa Jepang Sebabkan Sedikitnya 5 Tewas
Reporter
Tempo.co
Editor
Yudono Yanuar
Selasa, 2 Januari 2024 07:06 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Gempa Jepang yang dahsyat pada hari pertama 2024, Senin, menewaskan sedikitnya lima orang. Polisi dan pemerintah setempat pada Selasa pagi, 2 Januari 2024, melaporkan penemuan jenazah yang ditarik dari reruntuhan bangunan.
Gempa dengan kekuatan awal 7,6 skala Richter terjadi pada Senin sore, menghancurkan bangunan, memutus aliran listrik ke puluhan ribu rumah dan menyebabkan penduduk di beberapa daerah pesisir mengungsi ke tempat lebih tinggi.
Gempa, yang sempat diduga berpotensi tsunami sampai ke wilayah Rusia itu, memicu gelombang setinggi sekitar 1 meter di sepanjang pesisir barat Jepang serta di negara tetangga Korea Selatan.
Personel Angkatan Darat dikerahkan untuk membantu operasi penyelamatan, sementara satu bandara setempat tetap ditutup setelah gempa merobek landasan pacu.
Tingkat kerusakan serta jumlah korban masih belum jelas sehari setelah bencana, dengan jalan-jalan utama menuju daerah yang terkena dampak rusak parah, sehingga menghambat upaya penyelamatan.
Lembaga penyiaran publik NHK melaporkan para dokter tidak dapat mencapai rumah sakit di kota Suzu yang terkena dampak paling parah. Dikatakan rumah sakit mengandalkan generator cadangan karena listrik padam.
Seorang pria berusia 90-an dinyatakan meninggal setelah sebuah bangunan runtuh di Kota Shika di prefektur Ishikawa, menurut laporan stasiun televisi NTV yang mengutip polisi setempat.
Kyodo News melaporkan empat kematian di Ishikawa, mengutip Tim Manajemen Krisis Prefektur, termasuk seorang pria dan wanita berusia 50-an, seorang anak laki-laki, dan seorang pria berusia 70-an.
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan kepada wartawan pada Senin malam bahwa tim pencarian dan penyelamatan sedang berjuang untuk mencapai daerah yang terkena dampak paling parah karena jalan-jalan yang rusak.
Presiden Joe Biden mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Amerika Serikat siap memberikan bantuan apa pun yang diperlukan kepada Jepang setelah gempa.
“Sebagai sekutu dekat, Amerika Serikat dan Jepang memiliki ikatan persahabatan mendalam yang menyatukan rakyat kami. Pikiran kami bersama rakyat Jepang selama masa sulit ini,” ujarnya.
Pemerintah Jepang mengatakan pada Senin malam bahwa pihaknya telah memerintahkan lebih dari 97.000 orang di sembilan prefektur di pantai barat pulau utama Honshu untuk mengungsi. Mereka bermalam di gedung olah raga dan sekolah, yang biasa digunakan sebagai pusat evakuasi dalam keadaan darurat.
Hampir 33.000 rumah tangga masih mengalami pemadaman listrik di prefektur Ishikawa pada Selasa pagi, menurut situs web Hokuriku Electric Power.
Badan Rumah Tangga Kekaisaran mengatakan akan membatalkan penampilan Tahun Baru Kaisar Naruhito dan Permaisuri Masako pada hari Selasa setelah bencana tersebut.
Gempa ini terjadi pada saat yang sensitif bagi industri nuklir Jepang, yang menghadapi perlawanan sengit dari beberapa penduduk setempat sejak gempa dan tsunami tahun 2011 yang memicu krisis nuklir di Fukushima. Seluruh kota hancur akibat bencana itu.
Otoritas Regulasi Nuklir mengatakan tidak ada penyimpangan yang ditemukan di pembangkit listrik tenaga nuklir di sepanjang Laut Jepang, termasuk lima reaktor aktif di pembangkit listrik Ohi dan Takahama milik Kansai Electric Power di Prefektur Fukui.
Pembangkit listrik Shika milik Hokuriku Electric, yang paling dekat dengan pusat gempa, telah menghentikan dua reaktornya sebelum gempa terjadi untuk pemeriksaan rutin dan tidak melihat dampak apa pun dari gempa tersebut, kata badan tersebut.
REUTERS
Pilihan Editor Kapal Perang Iran Masuki Laut Merah, Bantu Houthi Lawan AS dan Inggris?