21 ABK WNI Ditahan Cina, Keluarga Minta Tolong Presiden Jokowi

Reporter

Tempo.co

Jumat, 29 Desember 2023 21:30 WIB

Ilustrasi ABK. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota keluarga 21 ABK WNI kapal MV Tai Yu dengan nomor IMO 8810657, berbendera Mongolia, pada 19 November 2023, melayangkan permohonan bantuan pada Presiden RI Joko Widodo dan otoritas terkait, perihal 21 ABK WNI kapal tersebut yang dikabarkan sedang menjalani proses persidangan di Guangzhou, Cina atas tuduhan penyelundupan daging beku. Surat dilayangkan karena hingga berita ini diturunkan, keluarga ke-21 ABK WNI Kapal MV Tai Yu resah belum mendapatkan informasi resmi mengenai keadaan atau kondisi anggota keluarga mereka tersebut.

Dalam keterangan anggota keluarga ABK WNI disebutkan total ada 27 orang dalam kapal MV Tai Yu saat diamankan pasukan penjaga pantai Zhejiang, Cina. Total ke-27 orang itu berstatus WNI yang bekerja dibawah perusahaan Keagenan Awak Kapal (Ship Manning Agency) atas nama PT BLT, yang berdomisili di Bekasi. Dari total 27 ABK WNI itu, enam orang telah dideportasi otoritas Cina ke Indonesia. Dalam keterangan keluarga, tidak dijelaskan alasan pembebasan ke-6 ABK WNI itu.

Berdasarkan informasi dari salah satu dari enam ABK WNI yang sudah dideportasi itu, diperoleh kronologi kejadian, yakni pada 11 Oktober 2023 sekitar pukul 05.00 subuh waktu Setempat, Kapal MV Tai Yung mendadak dikejar kapal penjaga pantai Zheijiang di wilayah perairan Cina. Selanjutnya, Kapal MV Tai Yung digiring ke Pelabuhan Tai Zhou, Guangzhou, Cina.

Advertising
Advertising


Setibanya di Pelabuhan Tai Zhou, Guangzhou semua orang yang berada di Kapal MV Tai Yu termasuk 27 ABK WNI diserahkan ke Kepolisian setempat. Selanjutnya 27 ABK WNI tersebut diinterogasi selama hampir 24 jam. Setelah selesai diinterogasi, mereka dibawa ke “Lembaga Pemasyarakatan” atau tahanan yang dibagi dalam dua kelompok, yakni ada yang dibawa ke Lembaga Pemasyarakatan Yuhan dan yang lainnya dimasukkan ke Taizhou Detention Centre

Total ke-27 ABK WNI itu, ditahan selama 33 hari dengan sel yang berbeda-beda dan diinterogasi selama dalam tahanan. Pada 15 November 2023, sebanyak 6 ABK WNI dibebaskan dan dideportasi, lalu sampai ke Indonesia pada 15 November 2023. Mereka hanya diizinkan membawa Paspor, Buku Pelaut, serta ponsel, tanpa barang-barang pribadi lainnya (koper dan tas beserta isinya). Berdasarkan informasi yang diterima keluarga ABK WNI sampai 18 November 2023, selama interogasi, 27 ABK WNI tersebut hanya didampingi oleh Penerjemah.

Sedangkan sisa 21 ABK WNI lainnya, dibawa ke persidangan dengan tuduhan penyelundupan daging beku dengan ancaman hukuman minimal 4 tahun dan maksimal 8 tahun berdasarkan hukum yang berlaku di Cina. Rencana awal, sidang vonis akan dilaksanakan sepekan dari 18 November 2023. Keluarga ABK WNI itu waswas karena diperoleh informasi salah satu ABK WNI dari total 21 orang, dalam keadaan kesehatan yang memprihatinkan sehingga keluarga meminta Presiden Jokowi dan otoritas terkait agar memberikan bantuan atau dukungan yang diperlukan ke-21 ABK WNI yang masih tertahan di Cina.

Di antara bantuan yang diharapkan anggota keluarga ABK WNI itu adalah memberikan kuasa hukum untuk mendampingi 21 ABK WNI dalam menjalankan proses hukum di Cina. Memastikan keadaan ke-21 ABK WNI itu sehat, baik fisik maupun mental. Bukan hanya itu, keluarga juga meminta agar Pemerintah Indonesia mengusahakan semaksimal mungkin ABK WNI tersebut dapat dibebaskan dari hukuman atau setidak-tidaknya dideportasi segera ke Indonesia.

Pilihan Editor: Hamas Minta Penjelasan Dugaan Pencurian Organ pada Jasad Warga Palestina

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Berita terkait

AS Batasi Izin Ekspor Teknologi untuk Cina, Qualcomm dan Intel Tak Bisa Pasok Chip ke Huawei

17 jam lalu

AS Batasi Izin Ekspor Teknologi untuk Cina, Qualcomm dan Intel Tak Bisa Pasok Chip ke Huawei

AS membatasi izin ekspor teknologi untuk Cina. Qualcomm dan Intel tak lagi bisa memasok produknya ke perusahaan seperti Huawei.

Baca Selengkapnya

Tingkat Perekonomian Indonesia Turun, Ada Dampak dari Perlambatan di Cina

22 jam lalu

Tingkat Perekonomian Indonesia Turun, Ada Dampak dari Perlambatan di Cina

Perlambatan perekonomian di Cina memberi dampak ke Indonesia. Sebab sasaran pasar terbesar untuk kegiatan ekspor komoditas alam berada di Cina

Baca Selengkapnya

SBMI Somasi Kementerian Perhubungan terkait Pekerja Migran di Kapal Niaga dan Perikanan

1 hari lalu

SBMI Somasi Kementerian Perhubungan terkait Pekerja Migran di Kapal Niaga dan Perikanan

Serikat Buruh Migran Indonesia atau SBMI somasi Kementerian Perhubungan terkait perlindungan pekerja migran di kapal niaga dan perikanan.

Baca Selengkapnya

Polri dan KKP Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Lobster, Kerugian Negara Ditaksir Rp25 M

1 hari lalu

Polri dan KKP Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Lobster, Kerugian Negara Ditaksir Rp25 M

Polisi menangkap tiga orang tersangka penyelundupan benih lobster sejumlah 125.684 ekor dengan nilai Rp 25 miliar.

Baca Selengkapnya

Tim Gabungan Polri dan KKP Ungkap Penyelundupan 125.684 Benih Lobster Senilai Rp 25 Miliar di Jambi

1 hari lalu

Tim Gabungan Polri dan KKP Ungkap Penyelundupan 125.684 Benih Lobster Senilai Rp 25 Miliar di Jambi

Asumsi harga pasaran setiap benih lobster antara Rp 200 ribu sampai Rp 250 ribu.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Jokowi Berlakukan Kelas Standar BPJS Kesehatan, Muhammadiyah Tanggapi Bagi-bagi Izin Tambang Ala Bahlil

1 hari lalu

Terpopuler: Jokowi Berlakukan Kelas Standar BPJS Kesehatan, Muhammadiyah Tanggapi Bagi-bagi Izin Tambang Ala Bahlil

Terpopuler: Jokowi memberlakukan kelas standar untuk rawat inap pasien BPJS Kesehatan, Muhammadiyah tanggapi bagi-bagi izin tambang untuk Orman.

Baca Selengkapnya

Huawei Vs Amerika: Pura 70 Pro Gunakan Komponen Lokal Cina Lebih Banyak

1 hari lalu

Huawei Vs Amerika: Pura 70 Pro Gunakan Komponen Lokal Cina Lebih Banyak

Smartphone Huawei seri Pura 70 dinilai hampir menjadi simbol kemandirian Cina menghadapi tekanan sanksi dari Amerika. Chip masih titik terlemah.

Baca Selengkapnya

Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

1 hari lalu

Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

Mantan pilot Marinir AS yang menentang ekstradisi dari Australia, tanpa sadar bekerja dengan seorang peretas Tiongkok, kata pengacaranya.

Baca Selengkapnya

Pasukan Penjaga Pantai Filipina Pastikan Jaga Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Pasukan Penjaga Pantai Filipina Pastikan Jaga Laut Cina Selatan

Penjaga Pantai Filipina berkomitmen menjaga wilayah Laut Cina Selatan yang dipersengketakan agar Beijing tidak bisa reklamasi.

Baca Selengkapnya

Warga Cina Diduga Menambang Emas Secara Ilegal, Ini Modusnya

2 hari lalu

Warga Cina Diduga Menambang Emas Secara Ilegal, Ini Modusnya

Seorang warga Cina berinisial YH diduga menambang bijih emas secara ilegal dan memproduksi emas batangan di bawah tanah di Kabupaten Ketapang

Baca Selengkapnya