Yair Lapid, Pemimpin Oposisi Israel: Netanyahu Tidak Boleh Menjabat Lagi

Reporter

Nabiila Azzahra

Editor

Ida Rosdalina

Senin, 18 Desember 2023 15:12 WIB

Pemimpin oposisi Israel Yair Lapid menyampaikan pernyataan di Knesset, parlemen Israel, pada hari komite konstitusi Israel akan mulai melakukan pemungutan suara mengenai perubahan yang akan memberikan politisi lebih banyak kekuasaan dalam memilih hakim sambil membatasi kekuasaan Mahkamah Agung untuk membatalkan undang-undang, di Yerusalem, 13 Februari 2023. REUTERS/Amir Cohen

TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin oposisi Israel Yair Lapid pada Ahad, 17 Desember 2023 menyerukan diadakannya pemilihan umum baru di tengah pembombardiran Israel yang masih berlangsung di Jalur Gaza, Palestina sejak 7 Oktober lalu. Dengan komentar itu, dia sekaligus menyerukan turunnya Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dari jabatan.

“[Benjamin] Netanyahu tidak dapat terus menjabat sebagai perdana menteri,” kata Lapid kepada surat kabar Yedioth Ahronoth, seperti dikutip oleh kantor berita Anadolu. “Pemilu bisa diadakan selama perang.”

Ini adalah pertama kalinya seorang pemimpin oposisi menyerukan diadakannya pemilu Israel baru selama serangan di wilayah kantong yang terkepung tersebut. Seruan Lapid datang di tengah meningkatnya kritik terhadap Netanyahu atas kegagalannya mengakui tanggung jawab atas penyerbuan lintas batas yang dilakukan Hamas pada 7 Oktober.

Jajak pendapat baru-baru ini yang dilakukan oleh Lazar Research Institute untuk harian Israel, Maariv, menemukan bahwa hanya 27 persen warga Israel yang percaya bahwa Netanyahu adalah orang yang tepat untuk menjalankan pemerintahan.

Survei tersebut menemukan bahwa sekitar setengah warga Israel atau 49 persen percaya bahwa Benny Gantz, pemimpin Partai Persatuan Nasional, adalah sosok terbaik untuk memimpin pemerintahan negara tersebut.

Lapid sebelumnya terkenal mengkritik Netanyahu, dengan mengatakan pada bulan lalu bahwa sudah waktunya untuk menggantikan Netanyahu, dan bahwa akan ada dukungan luas untuk membentuk pemerintahan persatuan yang dipimpin oleh partai sayap kanan Likud.

Partai Likud yang dipimpin Netanyahu adalah partai terbesar dalam koalisi penguasa Israel, yang mencakup partai-partai ultra-nasionalis dan agama. Bersama-sama mereka menguasai 64 kursi di parlemen.

Lapid, yang berhaluan tengah dan sempat menjabat sebagai perdana menteri Israel, menolak bergabung dengan kabinet perang Netanyahu pada awal perang Oktober 2023, meskipun anggota parlemen berhaluan tengah lainnya setuju untuk bergabung dan membantu mengelola konflik.

ANADOLU

Pilihan Editor: Israel Akan Bangun Tembok Antiterowongan Bawah Tanah di Perbatasan Jalur Gaza-Mesir

Berita terkait

Setelah Perang Gaza Usai, Apa Sebenarnya Rencana Netanyahu?

2 jam lalu

Setelah Perang Gaza Usai, Apa Sebenarnya Rencana Netanyahu?

Ketika Israel terus mengebom Gaza, banyak pertanyaan tentang kapan Israel akan berhenti dan apa yang akan dilakukan Netanyahu selanjutnya.

Baca Selengkapnya

Jadi Bantuan Kemanusiaan ke Jalur Gaza Viral Diinjak-injak Warga Israel, Berikut Sesungguhnya Prestasi Indomie

4 jam lalu

Jadi Bantuan Kemanusiaan ke Jalur Gaza Viral Diinjak-injak Warga Israel, Berikut Sesungguhnya Prestasi Indomie

Tampak dalam video tersebut salah satu bantuan makanan ke Jalur Gaza yang dirusak ekstremis Israel adalah produk mi instan Indomie asal Indonesia

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Rencana Arab untuk Palestina hingga Surat Orang Tua Tentara Israel

6 jam lalu

Top 3 Dunia: Rencana Arab untuk Palestina hingga Surat Orang Tua Tentara Israel

Top 3 dunia adalah rencana negara-negara Arab terhadap Palestina, para orang tua tentara Israel mengirim surat dan ancaman 5 negara ke ICJ.

Baca Selengkapnya

Bantuan Indomie ke Gaza Dicegat dan Diinjak-injak Warga Ekstremis Israel

6 jam lalu

Bantuan Indomie ke Gaza Dicegat dan Diinjak-injak Warga Ekstremis Israel

Bantuan kemanusiaan dari Indonesia ke Jalur Gaza di antaranya berupa Indomie, ditahan dan diinjak-injak warga ekstrimis Israel

Baca Selengkapnya

Ini Rencana Besar Negara-negara Arab untuk Palestina Pascaperang

19 jam lalu

Ini Rencana Besar Negara-negara Arab untuk Palestina Pascaperang

Negara-negara Arab berkumpul membahas masa depan Palestina pascaperang.

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

23 jam lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Tujuh Bulan Perang Lenyapkan Hamas, Apakah Israel Gagal?

2 hari lalu

Tujuh Bulan Perang Lenyapkan Hamas, Apakah Israel Gagal?

Netanyahu bersumpah untuk melenyapkan Hamas, namun tujuh bulan berperang, sumpah itu belum juga terwujud.

Baca Selengkapnya

Gilad Erdan Dubes Israel Sobek Salinan Piagam PBB Usai Voting Status Palestina, Ini Profilnya

3 hari lalu

Gilad Erdan Dubes Israel Sobek Salinan Piagam PBB Usai Voting Status Palestina, Ini Profilnya

Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan merobek salinan Piagam PBB, memprotes pemungutan suara resolusi yang mendukung keanggotaan penuh Palestina.

Baca Selengkapnya

Bertahan selama Perang Gaza, Yahya Sinwar Menjadi Simbol Kegagalan Israel

4 hari lalu

Bertahan selama Perang Gaza, Yahya Sinwar Menjadi Simbol Kegagalan Israel

Menurut lawan dan musuhnya, Yahya Sinwar telah muncul tidak hanya sebagai pemimpin yang berkemauan keras, namun juga sebagai negosiator yang cerdik.

Baca Selengkapnya

Hamas Kembali Umumkan Kematian Sandera akibat Luka Pengeboman Israel

5 hari lalu

Hamas Kembali Umumkan Kematian Sandera akibat Luka Pengeboman Israel

Hamas mengatakan bahwa sandera Israel Nadav Popplewell telah meninggal. Ia tewas akibat luka yang dideritanya dalam serangan udara Israel ke Gaza

Baca Selengkapnya