GDP Inggris Terkontraksi 0.3 Persen

Reporter

Tempo.co

Jumat, 15 Desember 2023 21:00 WIB

Pedagang daging menunggu pembeli di Pasar Smithfield, London, Inggris, 19 November 2021. Meski Inggris tengah menghadapi gelombang keempat Covid-19, namun pasar ini tetap ramai pengunjung. REUTERS/Hannah McKay

TEMPO.CO, Jakarta - Data yang dipublikasi Office for National Statistics pada Rabu, 13 Desember 2023, memperlihatkan GDP Inggris terkontraksi 0.3 persen pada Oktober 2023. Ini adalah yang pertama kali sejak Juli 2023, di mana GDP Inggris menyusut setiap bulannya.

Kontraksi terjadi setelah GDP Inggris mencetak kenaikan sebesar 0.2 persen pada September 2023. Sektor jasa, produksi industri dan konstruksi – semuanya melemah dari yang diperkirakan. Ketiga sektor itu, yang jika digabungkan telah mengalami penurunan untuk pertama kalinya dalam lima bulan. Ketiga sektor itu, juga pemicu utama penurunan GDP Inggris karena ukuran mereka dalam perekonomian Inggris.

Secara khusus, sektor manufaktur dan konstruksi turun 1.1 persen dan 0.5 persen masing-masing pada Oktober 2023. Sedangkan sektor jasa yang dominan, menciut sebanyak 0.2 persen. Sektor jasa yang berhubungan dengan menghadapi konsumen secara langsung, turun 0.1 persen sehingga output sektor ini 5 persen di bawah level sebelum pandemi Covid-19. Kontribusi negatif terbesar berasal dari sejumlah aktivitas personal, yang mengalami penurunan sampai 2.3 persen.

Advertising
Advertising

Data ini dipublikasi tak lama setelah bank sentral Inggris melakukan rapat untuk menentukan suku bunga pada tahun ini. Pada Kamis, 14 Desember 2023, bank sentral Inggris diperkirakan akan mempertahankan suku bunga pada level tertinggi dalam 15 tahun, yakni 5.25 persen.

Nilai mata uang Inggris turun sekitar 0.3 persen terhadap mata uang USD menjadi USD1.25 pada Rabu, 13 Desember 2023 menyusul dipublikasinya angka GDP, di mana sejumlah pedagang meningkatkan taruhan kalau bank sentral akan didorong untuk melakukan penurunan suku bunga yang lebih dalam pada 2024.

Dalam beberapa tahun terakhir, sektor rumah tangga dan usaha di Inggris mengalami tekanan karena krisis biaya hidup. Sementara kemungkinan terjadinya resesi semakin besar.

Sumber: RT.com

Pilihan Editor: UNRWA Sebut Gaza Tak lagi Layak Jadi Tempat Tinggal Manusia

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Berita terkait

11 Makanan Khas Inggris yang Paling Populer, Wajib Dicoba

1 jam lalu

11 Makanan Khas Inggris yang Paling Populer, Wajib Dicoba

Setiap negara memiliki makanan khas, termasuk Inggris. Berikut terdapat 11 makanan khas Inggris yang paling populer untuk referensi Anda.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

5 jam lalu

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

Rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu ditutup menguat setelah rilis data inflasi Indeks Harga Produsen (PPI) Amerika Serikat menguat.

Baca Selengkapnya

Prabowo Yakin Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Bisa Tembus 8 Persen

7 jam lalu

Prabowo Yakin Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Bisa Tembus 8 Persen

Prabowo mengatakan Indonesia bisa dengan mudah mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen dalam 2-3 tahun mendatang.

Baca Selengkapnya

Profil Sirkuit Silverstone Inggris, Tempat Balap Formula 1 Pertama Diselenggarakan

16 jam lalu

Profil Sirkuit Silverstone Inggris, Tempat Balap Formula 1 Pertama Diselenggarakan

Silverstone adalah salah satu sirkuit paling ikonik di dunia balap Formula 1.

Baca Selengkapnya

Kisah Royal Enfield Sebelum Memproduksi Motor di India

1 hari lalu

Kisah Royal Enfield Sebelum Memproduksi Motor di India

Sebelum membuat motor, Royal Enfield memproduksi sejumlah produk di bawah tanah

Baca Selengkapnya

Wamenkeu Suahasil Nazara Memperkirakan Suku Bunga the Fed Belum akan Turun Dalam Waktu Dekat, Rupiah Tertekan

1 hari lalu

Wamenkeu Suahasil Nazara Memperkirakan Suku Bunga the Fed Belum akan Turun Dalam Waktu Dekat, Rupiah Tertekan

Wamenkeu Suahasil Nazara memperkirakan suku bunga The Fed belum akan turun dalam waktu dekat, sehingga indeks dolar meningkat dan menekan nilai tukar rupiah.

Baca Selengkapnya

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

2 hari lalu

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

Survei Konsumen Bank Indonesia atau BI pada April 2024 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat.

Baca Selengkapnya

Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

2 hari lalu

Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

Mantan pilot Marinir AS yang menentang ekstradisi dari Australia, tanpa sadar bekerja dengan seorang peretas Tiongkok, kata pengacaranya.

Baca Selengkapnya

Ajang Balap Formula 1 Pertama Diadakan 74 Tahun Lalu, Siapa Juaranya?

2 hari lalu

Ajang Balap Formula 1 Pertama Diadakan 74 Tahun Lalu, Siapa Juaranya?

Formula 1 pertama di Sirkuit Silverstone, Inggris dimenangkan oleh Guiseppe Farina, berikut profilnya

Baca Selengkapnya

Dongkrak Ekonomi dan Pariwisata, SPMT Layani Kapal Pesiar Sandar di Pelabuhannya

3 hari lalu

Dongkrak Ekonomi dan Pariwisata, SPMT Layani Kapal Pesiar Sandar di Pelabuhannya

PT Pelabuhan Indonesia (Persero) membeberkan bagaimana ramainya kapal pesiar yang bersandar di pelabuhan yang dikelolanya belakangan ini.

Baca Selengkapnya