TEMPO.CO, Jakarta - Presiden AS Joe Biden dan Presiden Turki Tayyip Erdogan membahas perang di Gaza dan permohonan Swedia untuk bergabung dengan aliansi NATO melalui panggilan telepon pada Kamis, 14 Desember 2023, kata kedua negara dalam pernyataan terpisah.

Turki, yang mendukung solusi dua negara terhadap konflik Palestina-Israel yang telah berlangsung selama beberapa generasi, mengecam Israel atas serangan dahsyat mereka di Gaza, daerah kantong kecil yang dikuasai Hamas, dan menyerukan gencatan senjata segera. Mereka juga mengkritik dukungan Barat terhadap Israel, khususnya Amerika Serikat.

Washington, sekutu terdekat Israel, telah berulang kali mengatakan pihaknya mendukung hak Israel untuk mempertahankan diri setelah serangan militan Hamas di lintas batas pada 7 Oktober, namun telah meningkatkan seruan kepada Israel untuk bertindak menahan diri dalam kampanyenya, yang telah menewaskan hampir 19.000 orang dan menghancurkan sebagian besar Jalur Gaza.

Dalam sebuah pernyataan, kepresidenan Turki mengatakan Erdogan telah mengatakan kepada Biden bahwa Amerika Serikat memiliki tanggung jawab bersejarah untuk mencapai gencatan senjata yang langgeng di Gaza, yang dapat dipastikan jika sekutu NATO tersebut mengurangi dukungan tanpa syaratnya kepada Israel.

“Merupakan tanggung jawab bersejarah AS untuk memastikan gencatan senjata permanen di wilayah tersebut sesegera mungkin,” kata Erdogan seperti dikutip oleh kantornya.

Gedung Putih mengatakan Biden "menegaskan kembali dukungannya terhadap hak Israel untuk mempertahankan diri" dan menekankan "perlunya cakrawala politik bagi rakyat Palestina" - yaitu, upaya Palestina untuk mendirikan sebuah negara di wilayah yang diduduki Israel.

Kedua pemimpin itu juga menggali hubungan Turki-AS, termasuk masalah penjualan jet tempur F-16 ke Turki, kata kantor Erdogan.

Juru bicara Gedung Putih John Kirby mengatakan kepada wartawan: "Saya tentu tidak akan terkejut sama sekali jika disebutkan bahwa kami terus mendukung program modernisasi F-16 mereka."

Turki meminta pada Oktober 2021 untuk membeli 40 pesawat tempur F-16 Lockheed Martin Corp dan 79 perlengkapan modernisasi untuk pesawat tempur yang ada. Pemerintahan Biden mendukung penjualan senilai $20 miliar tersebut, namun ada keberatan di Kongres AS atas catatan hak asasi manusia di Turki dan penundaan perluasan NATO untuk memasukkan Swedia.

Gedung Putih mengatakan Biden dan Erdogan juga membahas “pentingnya menyambut Swedia sebagai sekutu sesegera mungkin dan lebih meningkatkan “interoperabilitas” Turki dengan NATO.

Setelah sekian lama tidak memihak, Swedia mengajukan permohonan untuk bergabung dengan NATO guna meningkatkan keamanannya sebagai respons terhadap invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, namun dibiarkan menunggu karena adanya perlawanan dari negara-negara aliansi, Turki dan Hongaria.

Akif Cagatay Kilic, penasihat senior kebijakan luar negeri Erdogan, mengatakan kepada CNN pada Kamis bahwa masih ada beberapa masalah yang perlu “diselesaikan” agar upaya Swedia dapat diratifikasi oleh anggota parlemen Turki. Dia mengatakan situasi ideal bagi Washington adalah melanjutkan penjualan jet F-16 secara bersamaan.

Masih ada isu-isu yang “diragukan” oleh Ankara, kata Kilic, dan ada “sejumlah perlawanan” di antara para anggota parlemen. Dia tidak memberikan batas waktu untuk pemungutan suara ratifikasi.

REUTERS

Pilihan Editor: DPR dan Senat Amerika Serikat Loloskan RUU Anggaran Pengeluaran Militer Rp13 Ribu Triliun