Kenya akan Kirim 1.500 Pekerja Pertanian ke Israel

Reporter

Tempo.co

Jumat, 8 Desember 2023 10:49 WIB

Pekerja Thailand dari Israel turun di bandara Don Mueang pada Kamis pagi. Foto: Angkatan Udara Kerajaan Thailand

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kenya mengatakan pada Kamis akan mengirim 1.500 buruh tani lepas ke Israel untuk terlibat dalam kegiatan pertanian. Pengumuman tersebut disampaikan sehari setelah pertemuan bilateral antara pejabat Kenya dan delegasi Israel yang diadakan di Kementerian Tenaga Kerja dan Perlindungan Sosial di ibu kota Nairobi.

Menteri Tenaga Kerja Kenya Shadrack Mwadime bertemu dengan Rami Cohen, direktur pelaksana Guri Avocados, yang memimpin tim petani dan investor Israel.

“Peluang ini berjumlah sekitar 1.500 orang dengan jaminan pendapatan bersih sebesar 228.000 shilling Kenya per bulan, dengan kontrak 3 tahun yang dapat diperbarui,” katanya.

Langkah ini merupakan bagian dari upaya yang lebih luas untuk membina kolaborasi kedua negara di sektor pertanian.

Inisiatif ini diharapkan bermanfaat bagi kedua negara, berkontribusi pada pertukaran keahlian pertanian dan mendorong pembangunan ekonomi, menurut pemerintah Kenya.

Advertising
Advertising

Pengumuman Kenya sejalan dengan tren yang berkembang di negara-negara Afrika, yang dipicu oleh keputusan Malawi untuk mengirim 5.000 pemuda ke Israel sebagai pekerja.

Bulan lalu, Malawi awalnya mengirim sekitar 220 orang ke Israel, dan berencana meningkatkan jumlah tersebut secara signifikan.

Wezi Kayira, Menteri Tenaga Kerja Malawi, menekankan bahwa ekspor tenaga kerja ke berbagai negara, termasuk Israel, berfungsi sebagai sarana untuk menciptakan peluang kerja bagi kaum muda dan berkontribusi terhadap perolehan devisa bagi negara di Afrika tenggara, yang mana mempunyai populasi 20 juta jiwa.

Langkah ini dilakukan saat Israel memborbardir warga Palestina di Gaza, yang mengakibatkan ribuan pekerja Thailand dievakuasi dari Israel.

Kementerian Pertanian Israel melaporkan bahwa 30.000-40.000 pekerja pertanian telah dipulangkan, dan setengah dari mereka adalah warga Palestina yang dilarang memasuki Israel dari Tepi Barat yang diduduki sejak konflik dimulai pada 7 Oktober.

Menghadapi tantangan dalam mendapatkan tenaga kerja asing, Israel secara aktif berupaya menjalin kerja sama dengan negara-negara Afrika.

Namun, kelompok hak asasi manusia di Malawi dan politisi lokal mengkritik perjanjian pemerintah mereka, dan menyatakan keprihatinan tentang kurangnya ketentuan keamanan yang memadai bagi warga negara yang berpartisipasi dalam inisiatif perburuhan ini.

Pilihan Editor: Anak Menteri Kabinet Perang Israel Tewas Terkena Bom di Gaza

ANADOLU

Berita terkait

Duta Besar Zuhair Al-Shun Berharap Amerika Serikat Tak Lagi Halangi Palestina Jadi Anggota PBB

4 menit lalu

Duta Besar Zuhair Al-Shun Berharap Amerika Serikat Tak Lagi Halangi Palestina Jadi Anggota PBB

Duta Besar Palestina berharap Amerika Serikat tak lagi menghalangi upaya Palestina untuk menjadi anggota penuh di PBB.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Yakin Menyerang Rafah Tak Akan Membuat Kemajuan Apapun

34 menit lalu

Gedung Putih Yakin Menyerang Rafah Tak Akan Membuat Kemajuan Apapun

Joe Biden sangat yakin operasi militer di Rafah oleh tentara Israel tidak akan membuat kemajuan apapun dalam memerangi kelompok Hamas

Baca Selengkapnya

Duta Besar Palestina Optimis Pemerintahan Prabowo Subianto akan Tetap Dukung Palestina

2 jam lalu

Duta Besar Palestina Optimis Pemerintahan Prabowo Subianto akan Tetap Dukung Palestina

Duta Besar Palestina mengatakan kebijakan Indonesia soal dukungan terhadap Palestina akan tetap sama di bawah pemerintahan Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

Universitas di Belgia Hentikan Kerja Sama dengan Institusi dari Israel

2 jam lalu

Universitas di Belgia Hentikan Kerja Sama dengan Institusi dari Israel

The Free University of Brussels di Belgia mengumumkan menarik diri dari sebuah proyek kerja sama dengan institusi dari Israel

Baca Selengkapnya

Polri dan BSSN Diduga Impor Alat Sadap atau Spyware dari Israel, SAFENet Minta Transparansi

5 jam lalu

Polri dan BSSN Diduga Impor Alat Sadap atau Spyware dari Israel, SAFENet Minta Transparansi

SAFENet mengingatkan Polri dan BSSN untuk transparan dalam dugaan impor alat sadap atau spyware dari sejumlah perusahaan Israel.

Baca Selengkapnya

Slovenia Mulai Prosedur untuk Akui Negara Palestina

6 jam lalu

Slovenia Mulai Prosedur untuk Akui Negara Palestina

Pemerintah Slovenia pada Kamis memulai prosedur untuk mengakui Negara Palestina guna membantu mengakhiri kekerasan di Gaza

Baca Selengkapnya

Perundingan Gencatan Senjata Gagal, Israel Lancarkan Serangan ke Rafah Timur

6 jam lalu

Perundingan Gencatan Senjata Gagal, Israel Lancarkan Serangan ke Rafah Timur

Israel menyerang Rafah timur ketika perundingan gencatan senjata dengan Hamas tak kunjung mencapai kesepakatan.

Baca Selengkapnya

Merunut Lini Masa Hubungan Amerika Serikat - Israel

8 jam lalu

Merunut Lini Masa Hubungan Amerika Serikat - Israel

Hubungan AS dan Israel tidak selamanya harmonis, beberapa momen mencerminkan Amerika Serikat kecewa dengan Israel.

Baca Selengkapnya

Biaya Perang Israel di Gaza Tembus Rp258 Triliun, Anggaran Mulai Tergerus

8 jam lalu

Biaya Perang Israel di Gaza Tembus Rp258 Triliun, Anggaran Mulai Tergerus

Israel telah menghabiskan dana sebesar 60 miliar shekel atau sekitar Rp258 triliun setelah tujuh bulan perang di Gaza.

Baca Selengkapnya

Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza Gagal, Hamas: Kendali Kini di Tangan Israel

9 jam lalu

Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza Gagal, Hamas: Kendali Kini di Tangan Israel

Delegasi Hamas telah meninggalkan Kairo setelah perundingan gencatan senjata dengan Israel gagal

Baca Selengkapnya